BerandaHidup SehatStudi Perbandingan Program Makan Bergizi di Jepang

Studi Perbandingan Program Makan Bergizi di Jepang

Oleh : Said Achmad Kabiru Rafiie, SE, MBA

Rencana Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan program makan bergizi gratis patut kita apresiasi. Makan bergizi gratis akan diberikan kepada siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas secara bertahap.

Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Beberapa riset menyatakan terdapat pengaruh antara konsumsi gizi dengan tingkat IQ siswa sekolah. Hal ini diharapkan akan meningkatkan skor rata-rata IQ penduduk Indonesia yang hanya berjumlah 78,49 ini telah bertahan sejak 2022. Peningkatan kualitas SDM kita akan berdampak pada daya saing nasional dan juga untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju 2045.

Di kawasan Asia. Jepang berada di peringkat teratas dengan IQ rata-rata tertinggi, yaitu 112,30. Hal ini terutama disebabkan oleh sistem pendidikan yang ketat yang menekankan dan menghargai kerja keras serta rasa hormat terhadap guru serta kontribusi makan bergizi telah dilaksanakan sejak 1899 disebut Kyushoku dan 1899 di Prefektur Yamagata, sedangkan secara nasional program makan siang di sekolah di Jepang sudah dimulai sejak 2004, program ini telah meliputi 99% siswa sekolah dasar dan 82% sekolah menengah.

Makan
Pengurus Koperasi Digital Bakti Pemuda sedang memanen hasil palawija. (Foto. Istimewa)

Berbeda dengan negara lain. Program makan bergizi di Jepang lebih mengutamakan makanan yang bersumber dari protein seafood sehingga pola diet yang sehat dan mencegah obesitas dikalangan siswa. Pemerintah perlu memperhatikan menu dan pola diet serta memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan diet siswa.

Berdasarkan data penduduk Jepang sangat menjaga pola makan dan pola hidup sehat sehingga level obesitas di Jepang hanya 4,5 % di bandingkan dengan jumlah penduduk. Sedangkan Obesitas di Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu tertinggi di dunia. Dimana lebih dari 70% penduduk diatas 15 tahun mengalami kegemukan dengan 31% diantaranya mengalami obesitas.

Sementara di Indonesia, masalah obesitas juga dianggap sebagai masalah serius yang diperoleh dari berbagai riset 1 dari 4 penduduk dewasa mengalami obesitas dan hal ini menjadi perhatian bersama dalam meramu pola diet untuk siswa dalam program makan bergizi gratis pemerintah.

Untuk itu, diperlukan kecermatan dalam mengelola pola diet dalam program makan bergizi di Indonesia dengan mengunakan pendekatan negara Jepang yang cenderung mengunakan makanan laut dan sayuran segar yang langsung diolah.

Sedangkan di Amerika Serikat, menu makanan banyak berasal dari sumber protein hewani dan makanan beku. Oleh karena itu, Indonesia yang akan melaksanakan program makan bergizi seharusnya dapat mencontoh pola diet yang diterapkan oleh pemerintah Jepang tentunya dengan modifikasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Selain itu, program makan bergizi pemerintah akan mendorong program peningkatan kualitas sumber daya manusia dan juga hal ini dapat meningkatkan perekonomian daerah sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat.

Program makan bergizi ini akan meningkatkan perekonomian di desa dengan kucuran dana sekitar 8 milliar setiap desa untuk mendukung kegiatan tersebut. Kami berharap pemerintah akan memprioritaskan UMKM dan koperasi di daerah sebagai mitra pemerintah dalam melaksanakan program makan bergizi.

Komitmen pemerintah Presiden Prabowo untuk membawa kemajuan Indonesia dapat terwujud dan menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri dan menuju ketahanan pangan nasional melalui kemitraan pemerintah dengan UMKM dan Koperasi dalam mendukung program makan bergizi.

Penulis adalah Sekretaris Prodi Bisnis Digital Universitas Teuku Umar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -

DAERAH