PILAR MERDEKA – Geliat pariwisata dunia kini bangkit lagi setelah kurun waktu sekitar tiga tahun belakangan porak poranda dihantam “Badai Covid-19”. Para pelaku industri pariwisata tidak tinggal diam, masing-masing memiliki strategi atau cara untuk berbenah, misalnya melakukan promosi ke daerah-daerah, bahkan luar negeri.
Misalkan mengadakan Table Top, yang diselenggarakan di Hotel Grand Mercure beberapa hari lalu. Dimana para pelaku industri pariwisata dalam negeri khususnya Kota Medan sebagai buyer bertemu dengan seller dari berbagai negara. Tujuannya untuk promosi dan kerjasama agar wisatawan Indonesia khusus nya Sumatera Utara mau melancong ke negara-negara yang hadir di acara tersebut.
Misalkan Vietnam, selain menjual alam, budaya dan lainnya, mereka juga menjual konsep atau mempromosikan wisata halal. Artinya tujuan promosi mereka agar para wisatawan yang berkunjung tidak khawatir atau nyaman selama berada di negara tersebut.
Seiring perkembangan global sektor pariwisata dengan berbagai konsep dengan kearifan lokal serta budayanya, Pangururan hadir berbenah menuju industri wisata yang modern. Sekeliling Samosir yang dikaruniai alam indah, adat istiadat yang dijaga turun temurun dan pembinaan yang baik kedepannya akan menjadikan Samosir sebagai tujuan wisata utama.
Kota Pangururan ibukota Kabupaten Samosir di Provinsi Sumatera Utara telah berbenah menuju kota pariwisata yang modern, sebuah kabupaten yang baru tumbuh dari pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara tidak mungkin hanya mengandalkan komoditas dari pertanian belaka dalam membangun Kabupaten Samosir yang maju, apalagi industri manufaktur, jelas tidak mungkin. Sektor industri pariwisata yang ramah adalah upaya yang harus digenjot habis untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kini RM Muslim Jayaro, hadir melengkapi khasanah kuliner bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Samosir sekitarnya. Rumah makan yang beralamat di Jalan Nahum Situmorang, Desa Pardomuan 1, Kec. Pangururan, Kabupaten Samosir ini sudah hadir selama 2 tahun. Rumah makan yang dikelola mbak Wiwik (35 thn) beserta suaminya ini menyajikan sarapan pagi berupa lontong dan nasi campur. Sementara untuk makan siang ada Nasi beserta aneka Lauk Pauknya, Mie Goreng, Nasi Goreng, Teh Manis Panas/dingin, Susu, Milo, Kopi dan aneka jus.
Saat ditanya apa suka dukanya selama buka usaha di Pangururan, Mbak Dewi mengungkapkan “Sukanya pas hari libur dan hari besar pengunjungnya sangat ramai, tapi pas hari biasa pengunjungnya biasa-biasa saja,” tutur ibu dari 3 orang putra ini.
Saat disinggung tentang kenangan indah saat buka usaha di Pangururan Mbak Dewi mengatakan, “Disini aman, tentram dan lingkungannya itu baik-baiklah pokoknya”.
Kunjungan awak media ini beberapa waktu lalu ke Pangururan atas rekomendasi teman dan singgah ke RM Muslim Jayaro yang saat itu bertepatan hari besar, sehingga pengunjungnya penuh dan yang singgah pun silih berganti. Kondisi yang padat mengharuskan sisi pelayanan yang cepat disaat para pengunjung sudah lapar dan letih, setelah menempuh perjalanan yang jauh.
“Hari biasa hanya ada satu pelayan pak, kalau hari besar atau hari libur anak-anak ikut membantu kadang ambil pekerja frelance, untuk kokinya saya sendiri yang menanganinya, karena memang hobi saya memasak,” ujar Mbak Dewi.
Soal harga standar pak, Indomie Goreng kami banderol harga 13 ribu, kami tak membedakan para pengunjung yang jauh sama penduduk di sini. Kalau berkunjung kemari singgah dan ajak teman-teman ya pak,” jelas Mbak Dewi sambil promosi, yang disampaikan dengan mantap.
Buat para calon wisatawan dari luar daerah silahkan berkunjung ke Samosir dan jangan lewatkan kuliner sajian Mbak Dewi yang nikmat rasanya dengan harga terjangkau. (Budi Sudarman)
