PILAR MERDEKA – Yayasan BUMN meluncurkan program Mendengar Jiwa di Pos Bloc Jakarta. Program ini diluncurkan sebagai bentuk tanggapan terhadap semakin meningkatnya krisis kesehatan mental di kalangan remaja.
Mendengar Jiwa dihadirkan dengan harapan bisa memberikan solusi konkret bagi generasi muda yang semakin rentan terhadap gangguan kesehatan mental.
Menteri BUMN Erick Thohir mendorong Yayasan BUMN untuk terus bertransformasi merespons isu masa kini dan masa depan berupa layanan kesehatan mental.
“Saat ini kementerian BUMN sudah menyediakan fasilitas untuk mendukung kesehatan mental di tempat kerja, karena kesehatan mental sangatlah penting dan diperlukan solusi konkret untuk penanganannya. Kinerja dan produktivitas di tempat kerja sangat dipengaruhi oleh kesehatan mental para pegawai,” ungkap Erick Thohir.
Tidak hanya di lingkup Kementerian BUMN saja, Program Mendengar Jiwa hadir juga memberikan ruang luas melalui pendekatan holistik yang melibatkan pelajar, mahasiswa, orang tua, dan institusi pendidikan.
Berkolaborasi dengan Health Collaborative Center sebagai salah satu advokasi kesehatan nirlaba di Indonesia.
Setelah berhasil menghasilkan program yang terdiri dari skrining kesehatan mental melalui platform digital yang mudah diakses, edukasi dan pelatihan bagi siswa dan orang tua, serta akses yang lebih dekat ke fasilitas kesehatan mental.
Selain itu, program ini menciptakan Zona Mendengar Jiwa yang menjadikan sekolah dan kampus sebagai ruang aman di mana pelajar dapat berdiskusi tentang masalah mental dan mencari bantuan.
Ketua Yayasan BUMN Syafuan mengatakan, bahwa, “Berdasarkan data, 42% pelajar mengalami kecemasan ringan, sementara 40% mahasiswa baru telah terdiagnosis kecemasan sebelum memulai kuliah (Infodatin & FISIP UI, Kemenkes RI),”.
“Tanpa penanganan tepat, masalah ini dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan zat, penurunan prestasi akademik, serta tindakan self-harm. Untuk itu kami hadir memberikan solusi dan mengajak semua pihak untuk peduli terkait isu kesehatan mental ini,” demikian disampaikan Syafuan.
Menyoroti pentingnya dukungan psikologis sejak masa remaja, sejumlah pembicara seperti Prilly Latuconsina, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, Winy Nila W., Ariel Tatum, dan pemerhati kesehatan mental lainnya, ikut memeriahkan acara dalam sesi talkshow interaktif.
Para peserta juga diajak mengikuti sesi journaling bersama Raden Prisya, meditasi bersama Putra Wiramuda, dan Art Therapy bersama Nathania Kusuma yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri dan keseimbangan mental.
Yayasan BUMN berkomitmen untuk terus mengembangkan inisiatif yang berkelanjutan dalam mendukung kesejahteraan mental generasi muda Indonesia, melalui kerja sama erat dengan sekolah, perguruan tinggi, dan tenaga kesehatan.
Untuk informasi lebih lanjut tentang program Mendengar Jiwa dan kegiatan mendatang, silakan kunjungi www.yayasanbumn.org. (*/Mons)