MEDAN, PILAR MERDEKA – Sebenarnya kegiatan membatik Ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Poltekpar Medan di Sanggar Seni Pendopo Tiga bukanlah kegiatan rutinitas, hal itu disampaikan Nirwana Ibu Direktur Poltekpar Medan ketika mengawali pembicaraannya kepada awak media ini beberapa hari lalu melalui telepon selulernya.
“Saya terbilang masih baru di DWP Poltekpar Medan ini, karena sejak Covid-19 saya belum ada masuk. Kemudian saat itu juga pemerintah melarang membuat keramaian. Makanya sekarang kegiatan untuk merajut silaturahmi sesama Ibu-ibu DWP Poltekpar Medan sudah bisa terlaksana,” ujar Nirwana dengan nada semangat.
Kegiatan membatik para DWP Poltekpar Medan bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa persaudaraan antar sesama Ibu-ibu DWP Poltekpar Medan. Karena menurut saya silaturahmi itu dapat meluaskan pikiran kita dan memperkaya sudut pandang, juga menjadi satu di antara dari sekian banyak pintu rezeki.
Dan atas kesepakatan bersama DWP Poltekpar Medan mengawali kegiatan silaturahmi dengan membatik. Dengan adanya kegiatan seperti ini terjalin rasa kekeluargaan, kemudian menambah kreativitas ibu-ibunya dan dapat memunculkan ide-ide positif, sebab dengan membatik kita bisa lebih fokus.
Hal senada dikatakan salah seorang Ibu dari DWP Poltekpar Medan, Titik Rahayu, “Kegiatan membatik ini bagus selain dapat mempererat silaturahmi, kemudian dengan membatik juga kita diajari kesabaran, ketelatenan agar dapat menghasilkan karya yang indah dan estetik sehingga bisa menghasilkan nilai yang tinggi,”.
Bahkan saat ini membatik sudah banyak digemari kaula muda dan tua. Dan kita ketahui bersama bahwa batik terkenal bukan hanya di Indonesia melainkan sudah ke manca negara. Dengan melakukan kegiatan membatik ini berarti kita sudah menjaga warisan dari leluhur Nusantara.
“Jadi mudah-mudahan ke depannya Ibu-ibu DWP Poltekpar Medan dengan kegiatan membatik ini dapat menghasilkan suatu karya, misalkan nanti bisa membuat cendramata atau sovenir yang bisa menghasilkan nilai ekonominya atau pendapatan pribadi ataupun organisasi kita,” ujar Titik mengakhiri pembicaraannya melalui WhatsApp, Minggu (2/7).
Membatik Melatih Kesabaran
Membatik dapat melatih kesabaran dan dapat mempelajari kehidupan, sebab kegiatan yang satu ini membutuhkan niat, keuletan, ketelitian, keseriusan serta fokus. Karena semakin tingkat kesabaran kita makin tinggi itu akan menghasilkan sebuah karya yang indah dan memuaskan.
Kemudian membatik bagi saya tidak hanya soal keindahannya saja tetapi membatik juga mengandung banyak filosofi yang bisa diterapkan dalam kehidupan. Khususnya saat mengerjakan batik tulis ini butuh kesabaran dan banyak waktu, sebab pembuatan batik tulis jauh lebih sulit ketimbang batik printing.
“Seperti kegiatan membatik DWP Poltekpar Medan saat di Sanggar Seni Pendopo, semua bahan dan peralatan disediakan oleh Ibu Waritri Mumpuni pemilik sanggar, kami ada 15 peserta waktu itu. Kami hanya tinggal tuangkan atau luapan hati untuk mewarnai atau mempertebal warna dari motif yang sudah digambar dan kelihatan gampang tetapi sulit, untuk mencantingnya saja butuh waktu lama, setelah selesai hasilnya bisa dibawa,” pungkas Nirwana.
Keceriaan dan rasa kepuasan terlihat dari wajah ibu-ibu DWP Poltekpar Medan saat itu apa setelah melihat hasil karyanya masing-masing. Kemudian kegiatan itu direspon positif, sebab mereka menanyakan ke saya, kapan kita kesana lagi?”
“Maka saya berfikir dengan kegiatan membatik ini bisa kita jadikan sumber income atau pendapatan, misalkan kita bisa membuat cendramata batik dengan khas motif Sumut seperti dompet handphone, gantungan kunci dan lain-lain. Apalagi kita bagian dari pariwisata yang sering kedatangan tamu yang sedang traveling,” kata Nirwana.
Dilanjut Nirwana lagi bahwa keterkaitan antara membatik dan industri pariwisata sangat erat yang mana batik bisa menjadi media promosi pariwisata Indonesia melalui daya tarik keragaman motif, kemudian batik daya tariknya kuat dan jadi produk budaya Tanah Air yang menjadi pilihan wisatawan. (Monang Sitohang)