BerandaDaerahMenunggu 17 Tahun Jalan Sidomulyo Percut Sei Tuan Diperbaiki

Menunggu 17 Tahun Jalan Sidomulyo Percut Sei Tuan Diperbaiki

DELI SERDANG, PILAR MERDEKA – Sudah menjadi pemandangan sehari-hari, jalan rusak, berlubang-lubang, becek dan terjadi genangan air di permukaan jalan di kala musim hujan. Tampak kondisi itu terjadi hampir di sepanjang Jalan Sidomulyo Pasar 9, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Jalan yang panjangnya kurang lebih 3,3 km tersebut, meliputi tiga desa, yakni Desa Bandar Klippa, Desa Tembung dan Desa Sei Rotan. Disamping itu, juga penghubung antara jalan utama Lorong 7 masuk ke Gardu Induk PLN Sei Rotan di sebelah timur dan akses tembus menuju Desa Bakaran Batu, Kecamatan Batang Kuis.

Sementara di sebelah barat adalah jalan utama Medan-Batang Kuis. Hingga kini lebih dikenal Simpang Mama Harfas, meskipun saat ini Klinik Mama Harfas sudah tidak operasional alias tutup.

Pantauan awak Pilar Merdeka.com, Jum’at (29/3), titik jalan berlubang yang cukup parah berada di Dusun 5, Desa Tembung. Setidaknya, terlihat kondisi jalan berlubang mencapai 11 titik.

Yuswadi Juwono (50), seorang warga Dusun 6 di Desa Tembung berharap perangkat pemerintah desa mau dan mendesak Bupati melalui Dinas Pekerjaan Umum agar segera memperbaiki jalan yang disana sini lubang.

“Sebelum korban berjatuhan, sebaiknya cepat diperbaiki. Ego masing-masing pengendara pastilah memilih kondisi jalan yang lebih laik atau cenderung menghindari jalan berlubang sekalipun bukan di jalurnya. Memungkinkan pengendara bertabrakan,” papar Yuswadi.

Dengan berbagai aktivitas kegiatan dan keperluan demi memenuhi kebutuhan hidup, diperkirakan setiap harinya ribuan kendaraan baik mobil, sepeda motor maupun becak melintas di Jalan Sidomulyo.

Jalan
Terlihat pengendara berusaha menghindari jalan yang rusak di Jalan Sidomulyo Pasar 9. (Budi Sudarman)

Lain lagi penjelasan Ijul warga Dusun 5 di desa yang sama, sehari-harinya berjualan di seberang Jalan Sidomulyo, ia kerap mendengar umpatan dan makian pengendara yang jalur jalannya diserobot pengendara lain.

Atas kesadaran sendiri dan swadaya sejumlah warga dan komunitas, bertindak untuk mengatasi jalan berlubang. “Mereka menutup lubang-lubang di jalan dengan cor semen dan timbunan tanah campur bebatuan. Tapi tak bertahan lama,” jelas Ijul.

Yuswadi menambah, sejak Jalan Sidomulyo diaspal di tahun 2000, baru satu kali mengalami perbaikan pada 2017. Artinya, 17 tahun kemudian baru diperhatikan setelah kondisi jalan sudah lebih banyak berlubang dan/atau rusak parah. Dan sampai sekarang sudah hampir 7 tahun tidak ada perawatan.

Sementara di tempat lain, contoh Jalan Bustamam, Desa Bandar Klippa, bukan sekedar ditambal tapi diaspal kembali. Satu Kepala Daerah-Bupati dan satu Dinas PU, apa bedanya cara penanganan perbaikan Jalan Sidomulyo dengan Jalan Bustamam. Haruskah perbaikan Jalan Sidomulyo menunggu 17 tahun baru diperbaiki sebagaimana kisah jalan yang rusak parah sebelumnya…? (Budi Sudarman).

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments