DELI SERDANG, PILAR MERDEKA – Ada sebuah ungkapan tentang Kopi, “Kopi itu pahit tapi pandai-pandailah menikmatinya” kalimat yang dapat dimaknai dari ungkapan tersebut dalam perjalanan kehidupan adalah, bahwasanya hidup itu penuh dengan cobaan dan kepahitan tapi akan membuahkan hasil yang memuaskan bila kita bersabar dan bersyukur.
Seperti perjalanan Kopi yang mengalami proses panjang hingga tersaji di sebuah gelas untuk kita nikmati. Begitulah perjalanan Mazaya Coffee yang hadir perdana pada Juni 2019 yang berlokasi di Jalan Bustamam, Nomor 162, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Mazaya Coffee yang bermakna secara bahasa itu Unggul dan Cerdas lalu dijadikan brand untuk produk kopi hasil dari roasting sendiri. Banyak belajar dari berbagai sumber dan ditambah lagi support ilmu dari sang mertua yang sudah berpengalaman dalam bidang komoditas kopi.
Reza Falephy (33 th) dengan semangat yang kuat pun mulai berwirausaha. Di saat dalam perjalanan baru merintis usaha, tidak lama ikut drop akibat dampak Pandemi Covid 19 yang menyerang dunia termasuk Indonesia.
Kini secara perlahan semenjak dihapusnya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), penjualan kopi produk Mazaya Coffee semakin meningkat. Konsumen yang pernah datang, kembali lagi untuk yang kedua kali, yang akhirnya menjadi langganan.
Jenis Arabica Gayo merupakan produk unggulan di Mazaya Coffee, tersedia dalam 6 varian rasa. Sementara Kopi jenis Arabica dari berbagai daerah penghasil Kopi di Nusantara tersedia di rak, dipajang dalam toples-toples kaca yang cukup besar. Ada Kopi Arabica Toraja, Mandailing, Bali, Lampung dan Kopi Arabica yang berasal dari tanah Amerika Latin, yaitu Kopi Arabica Brazil.
“Saya beli biji Kopi yang masih mentah (green bean Coffee) lalu diproses dengan cara di Sangrai, setelah di Sangrai (Roasting) maka akan muncul aroma kopi. “Target awal gerai Mazaya Coffee ini kami tujukan untuk para penikmat kopi asli dan untuk rumahan,” ujar Reza ayah dari dua orang anak ini.
“Kami juga menjual aneka produk kopi siap saji, semuanya ada 9 jenis seperti Espresso, Dopio, Americano, Sanger, Latte, Kopi Susu Gula Aren, Caramel Latte dan Hazelnut Latte” ungkap Reza.
Sebelum di Roasting
Ada ketentuan yang harus diperhatikan sebelum kopi memasuki tahap Sangrai (Roasting) agar Kopi yang kita nikmati benar-benar mantap. “Tahapan Sangrai bisa memunculkan 300 rasa” ujar Yuswadi Juwono (50 th) pria paruh baya yang pernah berkecimpung jual beli kopi.
“Biji Kopi yang masih merah dikupas kulitnya lalu dilakukan penjemuran Green Bean tadi dengan standar Rendeman max 15 % kadar air harus hilang, untuk mengetahui parameternya harus menggunakan alat ukur khusus” terang pak Jon.
Kini minum kopi bukan lagi ranahnya orang tua semata, yang pada dahulu kala ada semacam pesan “Jangan biasakan minum kopi nanti candu”. Hal ini tentu tak berlebihan mengingat harga kopi yang berkualitas pasti mahal dan pola penambahan gula pasti lebih banyak daripada minum secangkir Teh manis.
Pesan yang bisa tangkap adalah pola hidup sederhana dan pola hidup hemat.
Minum kopi dikalangan anak muda saat ini sudah semacam tren dan kesan itu berubah “Tak keren bila belum minum kopi” atau “ Ketika Otak Perlu Inspirasi” maka minumlah kopi, kalimat itu sering terdengar. Kini seiring tumbuh menjamurnya usaha cafe di sekitar wilayah Tembung, Bandar Klippa dan Bandar Khalipah tak lantas membuat Reza surut mundur.
Hal ini justru semakin membuka peluang kedepannya akan ada pihak manajemen cafe yang menjadi mitra bisnis dengan Mazaya Coffee. “Tetap ada pak ceruk pasar dengan kualitas dan citarasa kopi yang asli,” pungkas Reza kepada awak media in beberapa hari lalui. (Budi Sudarman)