BerandaUncategorizedJalan Imam Bonjol 'Ramai' Pengunjuk Rasa dan Pedagang

Jalan Imam Bonjol ‘Ramai’ Pengunjuk Rasa dan Pedagang

MEDAN, PILAR MERDEKA – Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (23/8), pada Pukul 14.40 WIB hingga Pukul 18.10 WIB, tampak masih ramai dan heboh. Saat itu, jalan Imam Bonjol untuk sementara ditutup. Akhirnya arus kenderaan roda dua dan empat tak kelihatan melintas.

Jalan Imam Bonjol ditutup. Menyusul dua gelombang aksi unjuk rasa besar-besaran mahasiswa berdatangan ke DPRD Sumut yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 5, Kota Medan itu.

Gelombang pertama, aksi unjuk rasa yang terdiri dari mahasiswa USU, mahasiswa tergabung di GMNI dan GMKI. Selanjutnya, gelombahg kedua, aksi unjuk rasa dari massa Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Sumatera Utara.

Elemen mahasiswa itu berunjuk rasa sembari berorasi dengan alat pengeras suara berada di depan pintu masuk menuju gedung DPRD Sumatera Utara.

Tatkala mahasiswa berunjuk rasa. Pintu masuk DPRD Sumatera Utara ditutup dan diblokade dengan barisan Polisi. Sementara itu, di belakang pintu masuk menghadap ke halaman gedung DPRD Sumatera Utara, lagi-lagi, diblokade barisan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja.

Brimob dan Polisi tampak stand by di areal Gedung DPRD Sumatera Utara. Mobil water canon, raisa dan ambulance Dokkes Polresta Medan tampak rapi berbaris parkir di halaman.

Pedagang Berdatangan

Unjuk Rasa
Para pedagang tahu isi, rujak, roti tampak ramai berjualan di Jalan Imam Bonjol. (Foto. fajaruddin adam batubara)

Yang menarik untuk diamati dari aksi unjuk rasa mahasiswa itu. Sejumlah pedagang asongan hadir dan berdatangan di tengah kesibukan mahasiswa berorasi.

Dengan percaya diri, pedagang asongan penjual rokok dan minuman kemasan di dalam botol. Tampak berjualan sembari menenteng, menjajakan dan menawarkan barang dagangannya.

Tak ketinggalan juga penjual tahu isi, rujak, roti, jus jeruk, nasi serta lauk-pauknya dan mie pangsit, dengan menggunakan sepedamotor plus steling yang diletakkan dibangku, hadir di unjuk rasa itu.

“Tahu isi. Tahu isi,” ujar penjual tahu isi menawarkan kepada calon pembeli yang kebanyakan dari massa mahasiswa pengunjuk rasa.

Selang beberapa menit. Suara pedagang asongan penjual rokok dan minuman kemasaan dalam botol, yang tengah berjalan di keramaian unjuk rasa, terdengar untuk menawarkan barang dagangannya.

“Rokok. Rokok. Aqua. Aqua,” ujar penjual rokok dan minuman kemasan botol itu menawarkan kepada mahasiswa pengunjuk rasa dan pedagang tahu isi palingramai pembelinya, yang rata-rata pembeli para mahasiswa yang berunjuk rasa.

“Alhamdulillah. Laris jualan kita. Hanya tinggal sedikit,” ujar pedagang tahu isi yang di kenal dengan sapaan akrab Bang Gondrong.

Hal senada juga dikemukakan Anto, pedagang minuman jus jeruk.” Lumayanlah jualan kita. Laris dan laku,” ujarnya.

Mak Erna, penjual nasi, lengkap dengan lauk-pauknya, tampak gembira karena jualannya laris.” Alhamdulillah. Jualanku laris,” ungkapnya.

Pak Yusuf, pedagang asongan yang menjual rokok pun tampak senang.”Rokok Suryaku habis, laku terjual,” paparnya.

Sedikit Memanas

Kendati demikian ceritanya. Aksi unjuk rasa mahasiswa sedikit memanas. Sesekali terlihat botol aqua plastik terbang melayang ke halaman Gedung DPRD Sumatera Utara. Kemudian aksi berlanjut dengan membakar ban.

Tepat Pukul 15.46 WIB. Ketua DPRD Sumatera Utara Dr. Sutarto, M.Si di dampingi anggota Sugianto Makmur (Fraksi PDIP) dan Kasubbag Humas Protokol dan Publikasi Sekretariat DPRD Sumatera Utara M Sofyan Tanjung menemui para pengunjuk rasa.

“Kita ingin mendengar aspirasi mahasiswa. Kami teruskan aspirasi mahasiswa dan elemen mahasiswa Sumatera Utara. Mari kita menjaga kekondusifan di Sumatera Utara,” ujar Sutarto di hadapan pengunjuk rasa.

Perwakilan massa mahasiswa menyempatkan diri berdialog dengan Sutarto dan menginginkan anggota DPRD dari berbagai Fraksi di DPRD Sumatera Utara turut hadir di unjuk rasa.

Sutarto menyahuti dan memenuhi permintaan mahasiswa yang berunjuk rasa. Setelah itu, berlalu dari hadapan mahasiswa dan berjanji datang lagi menemui mahasiswa pengunjuk rasa.

Tepat Pukul 16.42 WIB mahasiswa ingin mendobrak pintu masuk ke Gedung DPRD Sumatera Utara.

“Buka. Buka pintunya. Buka pintunya sekarang juga,” teriak massa pengunjuk rasa.

Aksi orasi terus berlanjut. Aksi massa mahasiswa USU, GMNI dan GMKI serta Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Sumatera Utara bertujuan untuk mengawal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 60/PUU-XXII terkait tentang UU Pilkada mengenai ambang batas pencalonan Kepala Daerah.

Di keputusan MK itu, partai politik (Parpol) yang tidak memperoleh kursi di DPRD dapat mencalonkan pasangan calonnya di Pilkada. Penghitungan agar memenuhi syarat dalam mengusulkan pasangan calon melalui Parpol atau gabungan Parpol.

Aksi unjuk rasa mahasiswa juga berkaitan dengan upaya penolakan terhadap DPR-RI yang berkeinginan untuk merevisi UU Pilkada.

Guna menenangkan massa yang berorasi. Tepat Pukul 17.49 WIB, Sutarto didampangi anggota DPRD Sumut Delpin Barus (Fraksi PDIP), Sugianto Makmur (Fraksi PDIP), H. Syahrul Efendi Siregar (Fraksi PDIP), H. Azmi Yuli Sitorus (Fraksi Partai Gerindra) dan Zulkifli (Fraksi Partai Demokrat) serta Kasubbag Humas Protokol dan Publikasi Sekretariat DPRD Sumut M Sofyan Tanjung, mendatangi massa Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Sumatera Utara.

“Kami mendesak DPRD Sumut agar mendesak DPR-RI untuk melaksanakan keputusan MK No.60/PUU-XXII terkait Pilkada. Baleg DPR-RI untuk tidak lagi melawan kepada keputusan MK. KPU, segera mengeluarkan keputusannya berdasarkan keputusan MK,” demikian pernyataan sikap dari perwakilan Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Sumatera Utara yang dibacakan Yogi Mahendra beserta dengan rekannya di hadapan anggota DPRD Sumatera Utara.

Kami, ujar Sutarto menghormati teman-teman mahasiswa. “Kami menerima seluruh aspirasi teman-teman mahasiawa. Seluruh aspirasi kita sampaikan ke DPR-RI dan pemerintah pusat. Mari kita jaga kekondusifan di Sumatera Utara,” tegasnya.

Usai bertemu dan menyampaikan aspirasinya kepada pimpinan dan anggota DPRD Sumatera Utara. Massa Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Sumatera Utara membubarkan diri.

Di Pukul 18.30 WIB, Jalan Imam Bonjol dibuka kembali. Arus kenderaan roda dua dan empat perlahan-lahan melintas. Kendati demikian, kala itu, tampak terlihat petugas kebersihan Kota Medan tengah sibuk membersihkan badan jalan Imam Bonjol. (Fajaruddin Adam Batubara)

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments