MEDAN, PILAR MERDEKA – Iskandar Sembiring adalah salah seorang calon DPD RI periode 2024-2029. Ia memiliki latar belakang puluhan tahun di bidang CSR (Corporate Social Responsibility), hal itu yang memberi inspirasi dan motivasi untuk terjun ke dunia politik dengan mengikuti kontestasi pemilihan legislatif (Pileg) 2024 dari daerah pemilihan Sumatera Utara (Dapil Sumut). Tujuannya tidak lain ingin membangun Provinsi Sumatera Utara dengan program SDGs (Sustainable Development Goals/SDGs) atau sasaran pembangunan yang berkelanjutan.
Melalui Corporate Forum For CSR Development Ir. Iskandar Sembiring atau sering disebut ISE ini ikut serta dalam kegiatan Dialog Publik. Dengan tema “Jangan Sampai Sumut Gagal Dalam Mencapai Tujuan Pembangunan (Sustainable Development Goals/SDGs) untuk Indonesia 2030″. Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Grandhika Jalan Dr Mansyur No 169 Kota Medan, Kamis (5/10/2023), yang diharapkan mampu mendobrak perekonomian di Sumatera Utara, juga mengentaskan kemiskinan dan lain sebagainya.
“Saya berterima kasih kepada mereka yang telah memberikan dukungan terus kepada kita, juga para narasumber Dialog Publik ini, kemudian kepada mantan Gubernur Sumut, bapak Edy Rahmayadi yang telah menyempatkan diri turut hadir, serta pemangku kepentingan pemerintah yang mewakili para bupati dan seluruh para undangan, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat citas sosiaty, organisasi mahasiswa, profesi, organisasi kepemudaan termasuk Pemuda Panca Marga yang hadir pada kesempatan ini dan lainnya,” ujar Iskandar Sembiring dalam kegiatan ini sebagai moderator.
Kemudian Iskandar Sembiring juga Wakil Ketua Komite Peniliai ISDA dan ICA 2023 ini
mengatakan dengan diadakan kegiatan dialog publik ini, nanti akan mendapatkan beberapa poin sebagai informasi, kemudian menjadi ajang membedah program terkait dengan (SDGs) untuk Indonesia 2030. Adapun poin tersebut antara lain :
– Mendapatkan informasi capaian rencana aksi Nasional (RAN) dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goal (TPB/SDGs) 2019-2024 dan rencana aksi daerah Sumatera Utara Nomor 22 tahun 2020 serta tindak lanjut yang dapat berkolaborasi atau bersinergi dengan perguruan tinggi, organisasi filantropi, serta organisasi kemasyarakatan, dan pelaku dunia usaha dalam pencapaian TBP/ SDGs 2025-2030
– Mendapatkan informasi capaian TPB/SDGs Desa yang dipilih berdasarkan zona wilayah barat, yang diwakili kabupaten Tapanuli Selatan dan kabupaten Mandailing Natal, zona wilayah tenggara tengah diwakili kabupaten Toba dan kabupaten Karo dan zona wilayah timur diwakili kabupaten batubara dan tindak lanjut TBP/SDGs yang dapat berkolaborasi atau bersinergi dengan perguruan tinggi, organisasi filantropi, organisasi kemasyarakatan dan pelaku dunia usaha.
– Mendapatkan informasi penggalaan perusahaan tambang batubara yang beroperasi di kabupaten Paser Kalimantan Timur, dalam hal ini PT. Kideco Jaya Agung dalam mengimplementasikan peta jalan dan rencana aksi perusahaan dalam pencapaian TBP/SDGs secara internal dan eksternal
– Mendapatkan informasi dalam hal ini PT Tirta Agincourt resort, PT. Sorik Merapi geotermal power, PT. Toba pulp lestari, PT. Tirta Sibayakindo Aqua Berastagi dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dalam mengimplementasikan TBP/SDGs khususnya ring 1 operasi perusahaan (berdampak pada desa desa tertentu)
“Dengan demikian maka kami berharap diskusi ini membuka ruang bagi seluruh frase untuk menyampaikan kepada semua masyarakat Sumut yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan, karena apa, di 2018-2023 sudah berakhir. Apa yang disampaikan oleh bapak mantan gubernur tadi, next time, seperti apa 2024-2030. Sehingga kita ingin di 2030 nanti dari seluruh 17 tujuan SDGs atau pembangunan berkelanjutan, diantaranya mulai dari tingkat kemiskinan, perubahan iklim, konservasi kelautan, daratan termasuk juga ketahanan panas menjadi sebuah perhatian utama bagi masyarakat Sumut,” jelas Iskandar Sembiring..
Selanjutnya Iskandar berharap mudah-mudahan acara diskusi publik ini dapat kita lanjutkan di wilayah kabupaten lainnya, sehingga masyarakat dapat tercerahkan dengan pokok pembahasan untuk pembangunan berkelanjutan seperti yang dipaparkan oleh seluruh narasumber, yang bertujuan agar bagaimana upaya kita bersama untuk membangun Sumut menjadi lebih baik.
Pandangan Narasumber Diskusi Publik SDGs
Sementara salah seorang dari nara sumber Diskusi Publik, Wakil Menteri KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) yang diwakili oleh Direktur Pengendalian Udara dan Lingkungan, Luckmi Purwandari, S.T., M.Si, mengatakan bahwa program SDGs ini sudah memasuki tahun ke-8, sejak dimulai dan ditetapkannya oleh SDGs pada tahun 2015, ada 17 tujuan SDGs atau pembangunan berkelanjutan yang nanti diharapkan targetnya bisa dicapai pada tahun 2030.
“Dialog publik ini sangat penting dan harapannya dapat bermanfaat, apalagi topiknya cukup bagus yaitu bagaimana mempercepat capaian SDGs ini, dengan atau melalui Coporate Sosial Resposibility (CSR) juga Kemitraan. Karena ini memang sangat penting, dan bagaimanapun antara kegiatan dan capaian SDGs itu tidak terlepas dari perbaikan kualitas lingkungan. Jadi antara lingkungan yang baik dan tercapainya SDGs itu menjadi satu kesatuan,” terang Luckmi Purwandari kepada awak media.
Dan kemitraan menjadi hal penting juga, karena kemitraan yang bagaimana, tentu dari semua stakeholder, paling tidak ada 5, yaitu dari Pemerintah, Pelaku Usaha, Civitas Akademika, Masyarakat atau Komunitas dan juga Media Sosial. Jadi kelimanya harus bekerjasama dengan baik. “Selanjutnya apa yang dilakukan itu juga harus terus menerus atau kontinue tidak boleh berhenti dan harus bersama sama, tidak boleh sendiri-sendiri. Sehingga nanti akan menjadi budaya dan memberi manfaat bagi semuanya. Terakhir, juga harus inovatif dan kreatif sehingga kita membawa manfaat bagi masyarakat dan juga lingkungan dan Itulah tujuan dari SDGs,” jelas Luckmi.
Kemudian Tenaga Ahli Menteri KLHK/CWOES ICMI Prof. Dr. ir. Hj. Winarni Monohrafa MS, juga memberikan pandangan nya terkait diskusi publik ini, Ia mengatakan hari ini kan dari SDGs melaksanakan dialog publik dengan masyarakat dengan seluruh pimpinannya, tujuannya adalah bagaimana konsep atau komitmen global dunia ini bisa kita laksanakan dan kita wujudkan di tahun 2030 dengan 17 goal atau tujuan SDGs.
“Nah intinya ada 4 pilar terkait dengan SDGs ini, antara lain, Pilar pertama terkait dengan pilar sosial budaya, Pilar kedua terkait dengan lingkungan, Pilar ketiga terkait dengan ekonomi dan Pilar keempat terkait dengan tata kelola,” ujar Prof. Winarni.
Jadi dari 17 goal itu inilah yang diupayakan bersama-sama, khususnya yang bisa dicapai di tahun 2030, dan sekitar kurang lebih dari 6, 5 tahun lagi. Nah kita lihat kinerja pemerintah provinsi, kabupaten kota yang ada di Sumatera Utara sekiranya kita memberikan atensi, karena tadi penyampaian dari salah satu Kepala Bapeda Kabupaten khususnya untuk presentasi kemiskinan, itu sudah 9%, artinya sudah di bawah nasional. Dari 17 goal, nah kita berharap untuk pertemuan ini masing masing stakeholder atau pemangku kepentingan yang hadir bisa memberikan kontribusi, melalui program apa yang sudah, dan akan dibantu di Sumut ini.
Dilanjut lagi oleh Dra. Hulfa SAG, Msi dari Centre Women for Environment (Pusat Kajian Perempuan untuk Kelestarian) sebelum melanjutkan Ia mengatakan Bangkit SDGs Sumatera Utara dan Seluruh Indonesia. Jadi organisasi ini sudah mengawali 26 tahun sejak berdirinya 9 Oktober 1996 sampai 2023, dalam 26 tahun karena ada kaitan di negara kita dengan El Nino (musim panas) dan El Nina (musim banjir). Dan kami melihat di sumatera Utara ternyata cukup bagus udaranya, mungkin karena perawatan lingkungannya.
Sedangkan kami melihat beberapa daerah seperti daerah Mandalika NTB, kemudian di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan terjadi kebakaran hutan.
Jadi mudah mudahan melalui ibu menteri KLHK, bisa melakukan bahwa masalah kebakaran hutan bukan peran pemerintah saja. Kita mengajak semua stakeholder, pemerintah dan masyarakat mari bersama kita peduli lingkungan, jangan ketika hari lingkungan baru kita berperan. Dan dalam hal ini kami 26 tahun kami road show di seluruh Indonesia.
Jadi 26 provinsi salah satunya Sumatera Utara yang berkolaborasi dengan kita, salah satunya perguruan tinggi USU dan Al-Azhar, hanya saja kemarin USU sudah, jadi sekarang kami fokus ke Al-Azhar nanti selesai acara diskusi publik sekitar Jam 15.00 Wib diresmikan bapak Wakil Menteri KLHK dalam hal ini diwakili oleh Luckmi Purwandari, S.T., M.Si, Direktur Pengendalian Udara dan Lingkungan. Jadi kita berkolaborasi dan juga mengundang tenaga ahli dari lingkungan dan energi serta SDGs, yaitu Tenaga Ahli Menteri KLHK/CWOES ICMI Prof. Dr. ir. Hj. Winarni Monohrafa MS, yang juga salah satu ketua dewan pakar kami. Dalam hal ini mari kita bersama peduli lingkungan, peduli untuk perubahan iklim serta energi baru terbarukan.
Karena moto dari program lingkungan kami itu, buka lingkungan hidup aja, Lingkungan kesehatan, lingkungan ekonomi lingkungan air, lingkungan dari keluarga serta perubahan iklim serta energi baru terbarukan. Syarat energi baru terbarukan adalah zero karbon atau low carbon dan mudah-mudahan langkah Indonesia menyambut SDGs 2030 dan Indonesia emas 2045.
Terpisah, dalam kesempatan mantan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengatakan sedikit simple terkait pembangunan berkelanjutan melalui program dialog publik yang diinisiasi oleh Tokoh Peduli Lingkungan dan Peduli akan Kemajuan daerah Sumatera Utara, Iskandar Sembiring. Edy Rahmayadi mengungkapkan terkait SDGs untuk Sumatera Utara harus berfokus dan menjadikan itu sebagai prioritas.
“Fokus utama yang harus diprioritaskan dalam membangun Sumut berkelanjutan, yakni dari segi ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, jika berhasil mengangkat keempat items tersebut, maka Sejahteralah Sumatera Utara ini,” tutup Edy Rahmayadi. (Monang Sitohang)