MEDAN, PILAR MERDEKA – Bagi masyarakat Inggris, tanggal 16 Februari selalu diperingati sebagai hari lahir Francis Galton (1822 – 1911). Ilmuwan kelahiran Sparkbrook, Birmingham 16 Februari 1822 itu dikenal sebagai ilmuwan yang meneliti perbedaan individu. Ia juga meneliti implikasi teori evolusi Darwin yang berfokus pada manusia jenius dan kawin selektif.
Ketertarikannya pada ilmu alam dan penjelajahan membawanya untuk memfokuskan perhatian pada ilmu pengetahuan. Selama hidupnya, Francis Galton menjadi seorang penjelajah dan petualang yang berpengaruh.
Ia melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia, termasuk Afrika Selatan dan Timur Tengah, untuk melakukan penelitian etnografis dan antropologis. Pengalaman-pengalamannya ini mempengaruhi pandangannya tentang perbedaan manusia dan evolusi.
Pada abad yang berbeda, belahan dunia yang berbeda pula, tetapi pada tanggal yang sama, 16 Februari 1963, lahir seorang manusia Edy Ikhsan. Ia adalah putra kelima dari tujuh bersaudara pasangan Mukhtar Ikhlas (alm) dan Nurmasiah Harahap (almh).
Saat ini, lelaki yang akrab disapa “ayah” itu menjabat Wakil Rektor 1 Universitas Sumatera Utara (USU). Prof. Dr. Edy Ikhsan SH, MA, baru-baru ini dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap USU bidang Tanah adat.
Petualangan Manca Negara
“Anak Medan” yang satu ini memiliki spirit yang sama dengan Francis Galton. Ia menikmati setiap petualangan. Berbagai belahan dunia telah ia jelajahi. Dalam setiap persinggahan, ia tidak saja mencecap ilmu pengetahuan, tetapi juga mengeksplorasi hal-hal lain yang kemudian memperkaya khasanah pikiran maupun kepribadiannya.
Di Arab Saudi, ayah mengunjungi Mekkah, Madinah, dan Jeddah dalam sebuah ekplorasi spiritual. Sementara di negeri jiran Malaysia, ia menyisir kota-kota Kuala Lumpur, Penang, dan Johor Baru. Masih di kawasan Asia Tenggara, “ayah” Edy juga berkesempatan mengunjungi Singapura dan Filipina.
Amerika Serikat tak luput dari petualangan intelektual Edy Ikhsan. Selama mendiami negeri Paman Sam, ayah Ikhsan menjelajah New York, New Jersey, Virginia, Washington DC, Michigan, New Mexico, hingga Gerbang Alaska: Seattle.
Belahan negara Eropa, tak luput dari penjelajahan ayah Edy. Ia telah menginjakkan kakinya di negeri Belanda, Belgia, Luxemburg, Prancis, Spanyol, Italia, Inggris, Austria, Ceko, Monaco, Zurich, Vatican, dan Frankfurt. Negara lain yang dikunjunginya adalah Afrika Selatan, India, Jepang, dan Taipeh.
Kilas Balik
Mengilas kehidupan ayah Edy Ikhsan, laksana kaca benggala. Dari pernikahannya dengan Sri Rahayu, ia dikaruniai dua anak, Fadil dan Puan Maharani. Fadil sudah menikah, dan menambah kebahagiaan dengan memberinya satu orang cucu. Puan juga telah menikah tahun lalu tinggal di Belanda.
Selain mengajar di Fakultas Hukum USU Prof. Edy Ikhsan juga Ketua Badan Pembina Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) dan Ketua Badan Pembina KontraS Sumatera Utara.
Pendidikan formal ditempuh mulai dari SD Josua di Medan (1969 – 1974), SMP Josua di Medan (1975 – 1977), SMA Negeri III di Medan (1978 –1981), Fakultas Hukum USU, Jurusan Keperdataan, di Medan (1981 – 1986), Program Pasca Sarjana bidang Antropologi Hukum di Rijksuniversitet Leiden dan Universitas Indonesia di Jakarta (1991-1995).
Adapun pendidikan non formal, mulai dari Kursus Bahasa Inggris di Jaya English Course di Medan 1975-1977, Kursus Bahasa Inggris di Lembaga Indonesia Amerika, Medan 1982 –1983, English For Academic Purposes di School of Oriental and Africa Studies (SOAS) London University, Juni-Agustus 1990, dan Kursus Bahasa Belanda di Rijksuniversitet Leiden The Netherlands Januari – Mei, September-Desember 1990.
Sederet penghargaan pernah diraih ayah Edy. Antara lain, sebagai Penerima Beasiswa untuk program S2 di negeri Belanda dari Pemerintah Belanda, 1990. Penerima Grant Penelitian dari the Toyota Foundation, 1994. Penerima Beasiswa International Visitor Program, USA, 2005. Penerima Tanda Kehormatan Presiden Republik Indonesia, Satyalancana Karya Satya 10 tahun 2007.
Selain itu, Edy Ikhsan juga dinobatkan sebagai Dosen Terbaik Fakultas Hukum USU, 2008. Di samping, menerima Grant Sandwich-Like Program di Universitas Leiden, Belanda, Program Dikti, 2010 dan Tanda Kehormatan Presiden Republik Indonesia, Satyalancana Karya Satya 20 Tahun, 2011.
Pengalaman organisasinya pun terbilang lengkap dan bervariasi. Semasa mahasiswa, ia adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (1983-1986). Edy juga aktif di Lembaga Advokasi Anak Indonesia (1992- 1998).
Di bidang lingkungan, ia adalah pengurus Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatera Utara (WALHI) (2003-2005). Organisasi lain yang ditekuninya adalah Kontras Sumatera Utara (2003 s/d sekarang) dan Yayasan Pusaka Indonesia (2000 s/d 2013).
Penyayang Kucing
Untuk diketahui, Guru Besar yang satu ini adalah seorang penyayang kucing. Tidak terlalu mengherankan, jika kita sandingkan dengan zodiac Aquarius yang menaunginya. Sebab, manusia berbintang Aquarius dikenal sebagai salah satu zodiak penyayang kucing. Mereka cenderung memilih kucing sebagai teman saat ingin menyendiri.
Itu pun bukan tanpa alasan. Alasan Aquarius penyayang kucing antara lain karena Aquarius memiliki sisi hangat yang tersembunyi. Ia juga cenderung peduli dan penyayang dalam diam. Kehadiran kucing di rumahnya memberikan Aquarius kenyamanan dan ketenangan.
Salah satu jenis kucing yang cocok dijadikan peliharaan pria Aquarius adalah kucing Cornish Rex, karena bertubuh ramping, memiliki sifat yang menyenangkan dan energik, sehingga hewan ini mudah bergaul dan senang berkomunikasi.
Gemar Tanaman
Satu fakta unik lain adalah, pria Aquarius dikenal suka bercocok tanam dan berkebun. Demikian pula ayah Edy Ikhsan. Sebab pada dasarnya, Edy Ikhsan adalah penikmat alam, gemar mempelajari cara membudidayakan tanaman, dan menanam tanaman hijau.
Bahkan, kalau saja Edy tidak ber-disiplinkan ilmu hukum, bisa dipastikan, ia sangat berbakat di bidang pertanian. Yang pasti, dari kesenangannya dengan tanaman, ia menemukan cara-cara inovatif untuk melakukan kegiatan seperti menyiram atau memangkas. Edy merasa puas dan bangga ketika apa pun yang ditanamnya berhasil tumbuh subuh. Bagi Edy, berkebun adalah terapi alami bagi kesehatan mental.
Satu lagi yang unik dari Professor Edy adalah, kegemarannya pergi ke pasar dan berbelanja.
Pendek kalimat: SELAMAT ULANG TAHUN PROF..Semoga panjang umur, sehat selalu, sukses senantiasa menyertai dan bahagia selalu bersama keluarga tercinta. (Monang Sitohang)