MEDAN, PILAR MERDEKA – Para pedagang tahu isi, bakso, siomay yang sering mangkal di trotoar di Jalan Pangeran Diponegoro memiliki cara unik untuk memanggil pembeli.
Cara unik yang dilakukan, para pedagang tahu isi, bakso dan siomay ini merubah dirinya menjadi penyanyi jalanan. Lalu sepakat menggelar konser berkaroke ria di pinggir jalan.
Demikian pengamatan awak media www.pilarmerdeka.com, Selasa (13/2/2024).
Konser berkaroke ria itu bertajuk : “Pengamen Jalanan Tak Minta Bayaran”. Berlokasi persis di seberang jalan depan kantor Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Bapppelitbang Sumut).
Saat bernyanyi dan berolah vokal. Para penyanyi jalanan itu tidak melibatkan para musisi yang terbiasa memainkan alat musik drum, gitar dan organ, serta tidak memakai panggung. Trotoar di sisi badan jalan Pangeran Diponegoro, dekat Sogo, Sun Plaza dijadikan arena show konser berkaroke ria.
Irama dan lantunan musik hanya bersumber dari program karoke tanpa vokal di youtube. Terkoneksi dengan aplikasi bluetooth di handphone android. Harmonisasi musik dan vokal suara penyanyi beriring keluar menggema, membahana, melalui loadspeaker khusus karoke dan mic.
Jika ingin bernyanyi. Para vokalis jalanan itu hanya mengklik hanpdphone lalu pilih karoke tanpa vokal di youtube. Kemudian mencari irama musik lagu yang dinginkan. Dan dominan irama musik lagu yang dimainkan masih dangdut dan pop.
Pedagang tahu isi yang dikenal dengan sapaan akrab Bang Udin, ikut serta menyanyi di konser berkaroke ria di pinggir jalan.
Bang Udin mengakui para penyanyi yang ikut menyanyi terdiri dari para pedagang tahu isi, bakso dan siomay.
“Tujuannya untuk memanggil pembeli dan menghibur pembeli,” ujar Bang Udin, warga Karang Rejo, Medan Polonia itu.
Komentar Bang Udin adanya benar juga. Saat asyik bernyanyi, berkaroke ria. Pembeli datang. Kegiatan bernyanyi dan menyanyi dihentikan. Usai melayani pembeli. Mic karoke dipegang lagi dan bernyanyi dilanjutkan kembali.
Aksi para pedagang tahu isi, bakso dan siomay bernyanyi. Terkadang membuat para pembeli senyum-senyum manis dan tersimpul malu.
Kendati demikian aksi para pedagang itu butuh mental yang kuat. Pasalnya, bukan hanya pembeli saja yang melihat. Tapi ratusan mata para pengendara roda dua dan empat yang melintas di jalan Pangeran Diponegoro turut sekilas memandang. (Fajaruddin Adam Batubara)