BerandaPariwisataWisata Berinovasi Gunakan Teknologi Augmented Reality

Wisata Berinovasi Gunakan Teknologi Augmented Reality

PILAR MERDEKA – Indonesia telah dikenal dunia memiliki ragam destinasi wisata, kaya nilai sejarah, seni dan budaya. Dewasa ini, tak sedikit destinasi wisata yang berinovasi menggunakan teknologi Augmented Reality (AR). Tujuannya, memberikan pengalaman bagi pengunjung untuk lebih imersif dan edukatif.

Nilai plus Teknologi AR, para pengunjung dapat melihat objek-objek wisata lebih interaktif dan menarik. Disamping itu, pengunjung juga dapat menerima informasi tambahan tentang sejarah, seni dan budaya. Bahkan pengunjung dapat merasakan suasana lebih nyata yang seakan-akan sedang berada dimasa lampau. Selain itu, mengunjungi tempat-tempat yang tidak mudah terjangkau secara fisik.

Teknologi AR dapat membantu meningkatkan kesadaran dan apresiasi pengunjung terhadap nilai-nilai sejarah, seni, dan budaya yang terkait dengan destinasi wisata. Selain itu, AR juga dapat membantu meningkatkan pengalaman wisata dan membuatnya lebih berkesan bagi pengunjung.

Augmented Reality.(AR) adalah lingkungan realitas yang diciptakan dengan menggunakan teknologi untuk menambahkan elemen digital pada citra yang dilihat melalui sebuah peranti (seperti kamera ponsel).

Wisata
Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. (Foto. Pinterest)

AR menjadi salah satu opsi yang mumpuni dalam menjalankan pariwisata berkelanjutan dengan mengedepankan inklusifitas, meminimalkan jejak fisik di lokasi wisata, mendukung pelestarian warisan budaya, serta mendorong edukasi bagi generasi muda.

Berikut sejumlah rekomendasi destinasi Wisata yang menggunakan teknologi AR, sebagai salah satu instrumen berwisata, yaitu:

1. Monumen Nasional (Monas) kini menyuguhkan pengalaman baru bagi pengunjung melalui teknologi Augmented Reality (AR). Dengan menggunakan aplikasi khusus, wisatawan dapat menjelajahi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dengan cara yang lebih interaktif dan menarik.

Aplikasi AR di Monas memungkinkan pengunjung melihat animasi tiga dimensi tentang peristiwa-peristiwa penting di balik proklamasi kemerdekaan. Teknologi ini memungkinkan pengunjung memahami perjalanan bangsa dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif.

Inovasi ini juga memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi Monas tanpa merusak artefak sejarah. Dengan demikian, pengunjung dapat menikmati pengalaman sejarah yang lebih mendalam dan interaktif tanpa mengorbankan keaslian artefak sejarah.

Wisata
Museum Situs Manusia Purba Sangiran (foto: wonderfulimages.kemenparekraf.go.id)

2. Museum Situs Manusia Purba Sangiran Menghidupkan Sejarah dengan Teknologi Augmented Reality. Museum ini memperkenalkan pengalaman belajar yang unik dan interaktif melalui teknologi AR.

Wisatawan dapat menyaksikan rekonstruksi manusia purba secara virtual, lengkap dengan lingkungan hidup mereka jutaan tahun lalu. Fitur ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan situs bersejarah ini dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang evolusi manusia.

3. Galeri Nasional Indonesia di Jakarta kini memperkaya pengalaman pengunjung dengan mengintegrasikan teknologi AR ke dalam pameran seninya. Dengan teknologi AR, pengunjung dapat mengakses informasi tambahan tentang karya seni yang dipamerkan, seperti, cerita di balik lukisan, teknik pembuatan dan simulasi tiga dimensi.

Dengan cara ini, Galeri Nasional Indonesia mendorong apresiasi seni yang lebih mendalam dan interaktif, serta mengurangi ketergantungan pada brosur atau panduan fisik. Pengalaman ini memungkinkan pengunjung untuk lebih memahami dan menikmati karya seni yang dipamerkan.

Wisata
Candi Borobudur. (Foto. Pixibay)

4. Candi Borobudur, salah satu situs warisan dunia UNESCO, kini menghadirkan pengalaman wisata yang lebih interaktif dan imersif melalui teknologi AR.

Dengan AR, wisatawan dapat melihat detail relief candi dengan penjelasan animasi, menyaksikan gambaran tentang bagaimana Candi Borobudur dibangun, kemudian memahami bagaimana candi ini digunakan pada masa kejayaannya.

Teknologi AR ini memungkinkan pengunjung untuk lebih memahami dan menghargai keindahan dan sejarah Candi Borobudur.

5. Agung Rai Museum of Art (ARMA) di Bali menghadirkan pengalaman unik bagi pengunjung dengan mengintegrasikan teknologi AR untuk memperkenalkan seni dan budaya Bali tradisional.

Dengan AR, pengunjung dapat, memahami konteks budaya dan filosofi di balik seni Bali, menyaksikan tari-tarian Bali melalui animasi digital dan berinteraksi dengan pemandangan virtual yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bali di masa lampau

Teknologi ini membantu melestarikan seni dan budaya Bali secara digital, serta menarik wisatawan generasi muda untuk mengenal dan menghargai kekayaan budaya Bali.

Wisata
Beberapa koleksi mobil di Museum Angkut di Kota Batu Malang Jawa Timur. (Foto. google maps/ARS)

6. Museum Angkut di Batu, Malang, mengintegrasikan teknologi AR untuk memperkaya pengalaman wisata pengunjung.

Dengan AR, pengunjung dapat, menerima informasi mendalam tentang koleksi kendaraan, kemudian menyaksikan visualisasi interaktif tentang sejarah dan perkembangan kendaraan, dan mengalami pengalaman wisata yang lebih imersif dan menarik

Teknologi AR di Museum Angkut membuat pengunjung merasa lebih terlibat dan terkesan dengan koleksi kendaraan yang dipamerkan.

Dengan menggunakan teknologi AR, destinasi-destinasi wisata ini dapat memberikan pengalaman wisata yang lebih menarik, edukatif, dan berkesan bagi pengunjung.

Dengan mendukung pariwisata Indonesia, kita dapat, meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap kekayaan budaya dan alam Indonesia, membantu meningkatkan perekonomian lokal dan nasional, membuat pengalaman wisata lebih menyenangkan dan berkesan bagi semua orang.

Ayo, kita jadikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang lebih interaktif dan inklusif. (Monang Sitohang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

spot_img
- Advertisment -

DAERAH