MEDAN, PILAR MERDEKA – Minggu siang nan cerah. Kondisi lalu lintas jalan raya lengang, arus kendaraan melenggang lancar. Rencana beraktivitas di luar rumah pun muncul. Sejenak berpikir. Akhirnya memutuskan untuk menggunakan angkutan umum, ya Bus Metro Deli.
Sejak hampir empat tahun terakhir Bus Trans Metro Deli beroperasi atau diluncurkan, belum pernah sama sekali merasakan jadi penumpang bus tersebut. Karena itulah timbul rasa keinginan untuk mencoba menggunakannya, ketepatan bus ini masih gratis.
Bus Trans Metro Deli ini merupakan layanan Teman Bus kelima di Indonesia. Ada 5 koridor, yaitu :
1. Terminal Pinang Baris – Lapangan Merdeka,
2. Terminal Amplas – Lapangan Merdeka,
3. Belawan – Lapangan Merdeka,
4. Medan Tuntungan – Lapangan Merdeka,
5. Medan Tembung – Lapangan Merdeka.
Dalam kesempatan itu, sebagai pengalaman pertama kali, naik dari koridor 5 Tembung – Lapangan Merdeka, dan menanti di pemberhentian bus Metro Deli di depan SPBU Jalan Letda Sujono, dari jauh terlihat jelas plang besi tinggi sekitar 3 meter ada tulisan Metro Deli dan STOP. Aspalnya juga bercat merah bata bertuliskan STOP BUS.
Sekitar 15 menit menunggu, bus pun datang, pintu depan bus otomatis terbuka, sang sopir memberi salam, “Selamat siang,”. Lalu, saya duduk tepat di belakang supir. “Sepi banget penumpang hari ini ya Bang,” ujarku. Bang Supir langsung menjawab, memang kalau hari Minggu saat libur agak sepi Bang, apa lagi siang hari.
Setelah berada dalam bus, yang menjadi kesan pertama AC terasa sejuk, sembari berjalan memperhatikan bus Metro Deli itu, ada satu kursi pintu belakang, posisi di belakang sederet empat kursi menghadap ke depan, kemudian sisi kiri sejajar dengan supir ada 9 kursi, lalu sisi kiri supir ada lima kursi, yang dua berwarna merah khusus bagi difabel, posisinya dilipat, sedangkan yang lain kursi berwarna biru.
Kemudian ada terlihat sederetan 10 gantungan berwana kuning posisinya tepat berada di belakang supir, kemudian di sisi sebelahnya ada 6, sedangkan di depan pintu masuk pintu keluar ada satu gantungan. Fungsinya adalah untuk pegangan para penumpang ketika bus sedang penuh. Selain itu di dalam bus Metro Deli juga tersedia tempat sampah, suasananya bersih nyaman, sejuk.
Satu persatu penumpang mulai naik, menurut salah seorang penumpang seorang mahasiswa UIN yang saat itu naik di Jalan Asia, mengatakan sudah sering menggunakan moda transportasi Bus Metro Deli . “Jadi saya berangkat dari Jalan Letda Sujono kemudian dari Lapangan Merdeka, ambil yang koridor 4 bus yang ke Tuntungan, baru turun di simpang Kampus UIN,” ujarnya yang terlihat sedang membawa kotak layar laptop baru. .
Kemudian bus ini juga benar-benar nyaman, hanya saja menunggunya agak lumayan lama, karena Tidak berimbang yang datang dan pergi jadi kalau bisa diatur kembali. Dan menariknya lagi bus Metro Deli ini sejak 19 Agustus sampai sekarang semua koridor masih gratis, ungkapnya lagi.
Di kesempatan yang berbeda, hal senada juga disampaikan seorang penumpang bus Metro Deli, saat menunggu di halte bus, Jumat (25/10) di Jalan Perintis Kemerdekaan, “Iya, sampai sekarang masih gratis bang, biasanya bayar Rp 4300, saya hampir setiap hari menggunakan jasa Trans Metro Deli ini, bahkan semua koridor sudah pernah saya tumpangi, mulai koridor 1 sampai 5.
Hanya saja, jelas Asroel sekarang ini ada perubahan jalur karena ada beberapa titik jalan perbaikan dan pembangunan, seperti di kawasan Lapangan Merdeka kemudian pembangunan halte, jadi yang seharusnya semua koridor bus ada di Lapangan Merdeka, tapi sekarang terlihat para penumpang menunggu bus di depan Gedung Graha Merah Putih, Jalan Balai Kota.
“Ketepatan rute yang paling sering itu saya tumpangi koridor 5 yang seharusnya melintasi Lapangan Merdeka, tapi saat ini tidak, sekarang mulai dari Jalan Letda Sujono, Aksara, Wahidin, Asia, Pandu, lalu ke Jalan Pemuda, kemudian Jalan Ahmad Yani dan lanjut Jalan Balai Kota, Putri Hijau ke Perintis Kemerdekaan, kemudian kembali ke Jalan Letda Sujono,” jelasnya lagi.
Bus-bus di semua koridor saya rasakan nyaman, bersih dan AC nya sejuk, dan pada saat berhenti di pull masing-masing bus disapu dan dibersihkan. “Hanya saja saat ini kalau menunggu di halte jaraknya lumayan lama, biasanya paling lama setengah jam tapi kali ini bisa hampir satu jam, dan kabarnya unit dikurangi dan kabar bulan 11 nanti akan masuk unit baru bisa stabil kembali,” ujar warga Medan Tembung itu.
Merubah Kebiasaan
Trans Metro Deli ini merupakan layanan Teman Bus kelima di Indonesia. Teman Bus telah diimplementasikan di beberapa kota, termasuk di Kota Medan, Bandung, dan Makassar. Program ini patut diapresiasi karena memberikan opsi bermobilitas untuk beberapa kota di Indonesia.
Program ini diharapkan dapat membangkitkan gairah daerah-daerah untuk meningkatkan sektor transportasinya, khususnya mengajak masyarakat untuk kembali menggunakan angkutan umum untuk bertransportasi dalam kegiatan kesehariannya.
Sehingga keberadaan Moda Transportasi angkutan umum jenis bus sedang ini, tentu sangat penting dengan tujuan agar masyarakat dapat merubah kebiasaannya untuk menggunakan angkutan umum dalam rangka menekan tingkat kemacetan lalu lintas jalan raya, sekaligus mengurangi dampak emisi gas buang terhadap lingkungan, dalam hal di Medan Metropolitan.
Sesuai dengan tujuan Program Lokakarya Proyek Percontohan Rencana Perjalanan Pribadi (Personalised Travel Plan) yang telah dilakukan untuk penelitian dan/atau analisis Lab Sosio Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Lab Sosio FISIP USU), saat itu Senin (22/7).
Yang mana dalam kegiatan itu, tujuannya untuk memahami kebiasaan perjalanan penduduk di Metropolitan Medan, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku perjalanan dan mengeksplorasi kesediaan untuk mengadopsi transportasi rendah emisi, kemudian mengumpulkan saran untuk mendorong dan memfasilitasi pilihan transportasi berkelanjutan.
Selaku pihak penyelenggara saat itu menjelaskan bahwa lokakarya tersebut merupakan langkah awal dalam menganalisis kebiasaan dan perilaku masyarakat dalam berlalu lintas serta penggunaan transportasi umum yang disediakan pemerintah.
Jadi, penting untuk merubah kebiasaan kita dalam menggunakan moda transportasi Bus Metro Deli ini. Yang mana bus ini sejak 29 Agustus 2024 lalu digratiskan untuk umum di semua koridor, sampai batas ditentukan kembali harus berbayar, namun kenyamanan dan keamanan bertransportasi ini dapat diandalkan, biaya transportasinya pun terhitung lebih hemat jika dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. (Monang Sitohang)