MEDAN, PILAR MERDEKA – Kepala Dinas (Kadis Pariwisata) Kota Medan, Yuda Pratiwi Setiawan mengatakan, program yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno terkait smart city belum lama ini, sangat baik. “Kami sangat mendukung, karena pariwisata sekrang ini bukan hanya sekedar tatap muka atau mengunjungi,”ujar Yuda, Rabu (5/6).
“Kami di Kota Medan dengan adanya smart city, produk-produk baik itu destinasi maupun pelaku UMKM bisa lebih mudah dipromosikan. Sehingga tidak ada lagi pelaku usaha yang tidak terpromosikan,”ungkap Yuda, alumni STPDN 2004.
Seiring adanya smart city, tentu penting penggunaan digital. Hal itu dapat mempromosikan pariwisata yang tak terhentikan. Menyikapi itu, Dinas Pariwisata Kota Medan pun mewajibkan seluruh pegawai dan staf pariwisata agar memiliki Instagram minimal 1.000 followers dan Facebook minimal 4.000 followers, sehinga setiap staf memiliki 5.000 followers.
Dengan kewajiban memiliki Instagram dan Facebook tersebut, setiap informasi yang dishare di akun pariwisata, dalam 1×24 jam, semua staf wajib men-share di akun masing-masing. Sehingga perhitungannya 5.000 followers x 170 staf/pegawai, setidaknya sudah menjadi wadah untuk mempromosikan para pelaku pariwisata dan destinasi yang berada di Kota Medan.
Karena itu wajib, dan sudah tanda tangan kontrak. Apabila staf/pegawai ternyata sudah beberapa kali tidak men-share , langsung mendapat konsekuensi, gajinya akan dipotong. Dan uang gaji yang dipotong dikembalikan ke negara. Hal itu ditanamkan dalam kontrak kerja.
Pertama, melakukan peningkatan kompetensi para pelaku usaha, baik bartender maupun chef dan lainnya. Kemudian Dinas Pariwisata memberikan sertifikasi kepada pihak pelaku usaha tersebut supaya bisa bersaing di kancah global.
Kedua, memperbanyak event, khusus event-event yang menyangkut tentang potensi pariwisata di Kota Medan. Yaitu kuliner, beberapa waktu lalu berlangsung di Lotte Mart, bekerjasama dengan BUMN dan koperasi. Sehingga pelaku UMKM meningkat.
Ketiga, membuat suatu bercode agar gampang diakses oleh wisatawan yang tertarik berkunjung ke Kota Medan. “Dan itu salah satu proyek perubahan tim saya,”jelas Yuda. Lanjut Yuda, bercode akan ditampilkan di sejumlah travel, contohnya di bandara dan stasiun kereta api. Itu seperti monitor, sehingga cukup klik saja bisa dapat informasi tentang pariwisata di wilayah Kota Medan.
Di era IT sekarang ini, gunakan leflet dan booklet sudah tidak zaman. Disamping itu, Yuda sekilas menjelaskan latar belakangnya jebolan STPDN 2004, pada 2021 antara Mei-Juni sebagai Sekretaris Dinas Pariwisata dan pada September 2023 menjadi Kadis Pariwisata Kota Medan.
Perbaharui Destinasi Terbatas
Kelemahan paling mencolok di wilayah Dinas Pariwisata Kota Medan adalah infrastruktur dan kondisi gedung-gedung heritage. Saling tahu satu sama lain, Kota Medan tidak memiliki wisata alam. “Wisata heritage yang dikuasai Pemko Medan pun cuma 2, Gedung Warenhuis dan Kantor Dinas Pariwisata Kota Medan,”terang Yuda sembari menyebut selebihnya dikuasai oleh yayasan atau owner. Kondisi itu menjadi kendala, sangat terbatas untuk mengajak mereka memperbaharui destinasi yang dikelolanya.
Yuda memaparkan, saat awal menjabat kadis pariwisata, pada Oktober 2023, ia mengumpulkan seluruh pemilik gedung heritage atau destinasi Kota Medan. Pertemuan itu difasilitasi dan tempatnya disediakan oleh BRI. Kepada para pemilik gedung, Yuda menyampaikan bagaimana perkembangan pariwisata ke depan. Meskipun bandara tidak lagi di Kota Medan, tetapi TOL terkoneksi ke berbagai tempat atau kemana-mana.
Tentu akan ada efek dan dampak jika tidak meng-upgrade diri sendiri. Karena pemilik dan pengelola gedung bukan dari pemerintah, dinas pariwisata berharap agar pengelola merevitalisasi untuk mengembangkan usaha, dan supaya wisatawan banyak berkunjung ke tempatnya.
Sekarang, penangkaran buaya di Asam Kumbang sudah bagus, itu yang diharapkan. “Tetapi jika tidak sanggup serahkan kepada pemerintah, biar dikelola pemerintah. Dan diatur bagaimana kerjasamanya biar lebih bagus,”Yuda menutup bincang-bincangnya bersama Pilar Merdeka.com. (Monang Sitohang)