BerandaInvestigasiMisteri di Balik Misteri Keramat Ronggeng Desa Saentis

Misteri di Balik Misteri Keramat Ronggeng Desa Saentis

DELI SERDANG, PILAR MERDEKA – Nyi Ronggeng-Keramat Ronggeng, makam tanpa nisan. Selama ini terkabar dari “mulut ke mulut” menjadi familiar setidaknya bagi sebagian masyarakat Percut Sei Tuan dan sekitarnya. Entah siapa yang dimakamkan, siapa dan mulai kapan Nyi Ronggeng dikramatkan hingga kini belum ada bukti sahih yang menjadi pedoman.

Secara geogragis, Kramat Ronggeng berada di Pasar 10 Desa Saentis (bukan Desa Kolam sebagaimana beredar informasi selama ini), Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara tidaklah sepopuler Gunung Kawi di Jawa Timur, Pantai Selatan di Pulau Jawa, Keramat Monyet di Kota Perdagangan dan daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu dikramatkan dan terekspos.

Jika ingin berkunjung ke Makam Keramat Ronggeng, ada dua jalur utama. Pertama, lewat Pasar 10 Desa Saentis, jalan beraspal tembus ke Desa Sugiharjo, Kecamatan Batang Kuis.

Kedua, lewat Desa Kolam, Lorong Salam Gang Padi. Tak jarang sebagian penjiarah mengeluhkan kalau lewat jalur ini. Karena setelah di ujung pemukiman penduduk, terpaksa melalui tegalan dan pematang sawah. Bisa dibayangkan bila berkunjung ke Makam Keramat Ronggeng di musim hujan, tak terhindarkan jalan licin berlumpur.

Pada Senin (13/5), untuk pertama kali awak media ini berkunjung ke Makam Keramat Ronggeng bersama Praktisi Supranatural, Mami Evi (50) sapaan akrabnya. Ia punya kelebihan, mampu berinteraksi dengan alam astral atau alam goib-tak kasat mata. Karena Mami Evi “ketempelan” atau memiliki sandaran leluhur dari Pusuk Buhit, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir.

Berkunjung ke makam Keramat Ronggeng bukan sekedar mau melihat langsung, lebih dari itu ingin menelusuri dan menggali informasi atas kebenaran misteri dibalik kata “keramat” yang ditabalkan pada makam tanpa nisan tersebut.

Ronggeng
Makam dengan nisan tanpa nama di lokasi yang dianggap makamnya Nyi Ronggeng. (Foto. Budi Sudarman)

Posisi makam berada di sebuah bangunan, berukuran kurang lebih 3 x 3 meter. Bangunan itu dilengkapi musholla mini berlantai keramik, dan juga fasilitas toilet. Renovasi di lokasi makam tersebut diupayakan oleh seseorang dari pengunjung/penziarah sebagaimana kabar ia “sukses” karena mendapat wangsit berupa petunjuk dari makam keramat tersebut.

Fakta empiris menunjukkan bahwa setiap individu mendapat pengalaman berbeda ketika menuju dan saat berada di lingkungan makam. Tim masuk lokasi melalui Gang Padi menggunakan dua sepeda motor. Setelah meninggalkan perkampungan penduduk menuju makam, seketika Tim disambut penghuni tak kasat mata dengan teriakan yang ditujukan kepada kaumnya,”ada tamu”. Sesaat kemudian Tim mengalami gangguan.

Setibanya di lokasi, untuk menuju makam harus menyeberangi parit atau got berukuran lebar sekitar satu setengah meter bertiti/jembatan kayu. Tim agak terperanjat melihat air parit hitam legam. Di pinggir parit dekat jembatan tumbuh Pohon Lo yang masih muda. Kalau sudah tua, batang Pohon Lo biasanya berdiameter besar, cirinya akar melingkar membentuk sebuah goa.

Menurut Mami Evi, meskipun musim hujan, air datang mengalir dari berbagai tempat hingga meluap ke permukaan parit kecil tersebut, namun warna airnya tetap hitam. Hitam bukan air rawa gambut atau polusi limbah melainkan karena penguasa sungai alam kegelapan. Mahluk astral siluman, wajah buruk rupa, kejam dan bengis. Memiliki badan seperti ular besar hingga ekor, dan siluman itu berdiam di parit tersebut.

“Terima kasih, namamu akan ku ingat,” ucap mahluk astral kepada Tim melalui Mami Evi. Sebelumnya dilakukan Uluk Salam sebagai wujud adab dan etika yang harus dijunjung lazimnya bertamu.

Mami Evi menirukan hasil komunikasinya secara goib dengan mahluk astral di sekitar Keramat Ronggeng,” ayahku adalah pejabat Tumenggung dari Jawa, dan ibuku seorang selirnya. Namaku Nyi Bunga Mustika Ayu”.

Lanjut Mami Evi menirukan mahluk astral,” sebenarnya makamku bukan disini, disana sembari tangan Mami Evi menunjuk ke arah tempat pertama kali tiba. Setelah kematianku, aku ditawan oleh siluman”.

“Kematianku bukan dibunuh kompeni, tubuhku tak pernah dijamah siapapun. Karena aku tak mau maka mereka menghabisi rombongan kami,” begitu Mami Evi dalam pandangan alam metafisikanya. Menurut Mami Evi, Nyi Bunga Mustika Ayu mengenakan sanggul dirangkai hiasan bunga warna kuning, tusuk konde perak, selendang sampur berwarna kuning dan memiliki paras ayu. Kelebihannya, memiliki Mustika Pancaran Pemikat agar hati terpesona, terletak di wajah bagian bawah alis mata dan pipi.

Tak banyak informasi bisa diketahui yang berhubungan dengan Keramat Ronggeng. “Makam misteri dan dikeramatkan pun menjadi misteri, karena,” kira-kira begitu bisik hati. Namun timbul pertanyaan, mengapa di pusara tersebut terlihat bertaburan kembang setaman layaknya orang berziarah. Selain itu, ada pula sesaji-sajen oleh para pengunjung yang mungkin ingin mencoba “ngalab berkah” keberuntungan. Contohnya, ingin dapat nomor jitu, tapi kabarnya cenderung gagal.

Sejarah Tak Valid

Ronggeng
Pohon Lo, di tepi Parit Gubah sebelum melintasi jembatan. (Foto. Budi Sudarman)

Awak Pilar Merdeka.com berusaha mencari informasi, data dan fakta dari warga sekitar, bahkan lewat artikel media yang pernah mempublikasikan pun, tetap tak valid. Artinya, tak satu refrensi yang bisa menjadi acuan asal usul Keramat Ronggeng. Mungkin objek alam kehidupan tak kasat mata tidak punya bukti tertulis seperti sejarah dunia nyata.

Saman (57), warga Dusun VI Barat, Desa Kolam menuturkan, sebenarnya keberadaan makan itu tak ada jasadnya. Namun kadang kala di suatu tempat itu bermukim bangsa Jin yang punya kesaktian. “Kalau siluman ular memang ada. Dulu ada pohon Lo kembar yang cukup besar di seberang parit tadi, tapi sudah ditebang, penebangnya Suhada alias Wada (almarhum),” jelas Saman

Warga lainnya bercerita, dulu Mbah Kapil, Mbah Tolu dan Mbah sama sekali tidak bercerita tentang sosok Nyi Ronggeng. Ketiga Mbah itu sesepuh di kampung setempat dan sakti mandraguna. Bagaimana mungkin ada cerita makam keramat di wilayahnya, mereka tidak bercerita ke regenerasi.

Lanjut cerita warga, pada tahun 2016, saat dilakukan pengorekan/penggalian tanah, ditemukan guci, isinya uang logam yang besarnya seperti pecahan seribu sekarang. Beraneka warna, ada tembaga, aluminium dan warna kuning tapi bukan emas, juga tidak ada nilai nominalnya.

“Dilempengan logam tadi ada gambar Pedang bersilang, gambar perempuan menari pakai selendang (Sampur), ada gambar Ayam dan Senjata Parang Suku Melayu..Sekarang yang menemukan itu sudah pindah rumah, enggak di sini lagi,” imbuh Saman lagi

Diharapkan lewat tulisan investigasi ini menjadi bahan pembanding. Bukan untuk menjadi pro dan kontra, Apalagi sampai terjerumus dengan tipu daya setan. Karena sesungguhnya Jin dan Manusia itu hidup berdampingan yang berbeda alam. Jin lebih dahulu diciptakan daripada manusia dan berumur panjang. Namun mengemban misi yang sama dari Sang Maha Pencipta untuk beribadah kepada-Nya.

Jika para penyintas misteri Keramat Ronggeng ingin mengulik lebih jauh mungkin petunjuk awal soal adanya Pohon Lo Kembar tersebut yang kini sudah di tebang tentu akan menjadi bertambah khasanah cerita 1001 malam.

Sebelumnya awak media juga melakukan wawancara kepada Mbah Sidim (70 th) cucu dari Almarhum Mbah Mat Umar (110 thn) atau lebih dikenal dengan panggilan Kyai Sairen sesepuh Desa Kolam, disinggung soal Keramat Ronggeng: “Cerita itu tak ada, tapi bisa jadi ada pada zaman penjajahan dulu. Karena buka hutan itu dulu pekerjanya didatangkan dari Pulau Jawa, dari India sama daratan Tiongkok buat dijadikan perkebunan Tembakau “ Ujar Mbah Sidim.

Semoga tulisan ini sedikit banyaknya memberi khasanah informasi dan ilmu kepada para pembaca. Bahwa hal tentang Keramat Ronggeng dapat kita jadikan pembelajaran agar kita tidak tersesat. Lewat adagium, “Kebohongan yang disampaikan secara terus menerus kelak akan menjadi suatu kebenaran dan dianggap benar karena sudah diyakini oleh orang banyak”. (Budi Sudarman)

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments