MEDAN, PILAR MERDEKA – Banyak pengendara atau warga yang merasa mencibir ketika melintas di ujung Jalan Utama 2, (tidak jauh dari Masjid Jami’ Al-Hakim), di Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Masalahnya, tumpukan sampah dan aneka sampah berserakan di atas saluran air (parit, biasa disebut warga sekitar) terbiarkan/terabaikan, terlihat di parit yang airnya hitam, dan tergenang tak mengalir.
Kebanyakan sampah yang menumpuk dan berserakan di atas parit tersebut terdiri dari jenis sampah tidak organik seperti plastik, serta sampah organik seperti daun-daunan, batang, dan ranting pepohonan yang rontok. Kehadiran sampah-sampah tersebut tidak hanya memperburuk keindahan lingkungan.
Menurut salah seorang warga setempat, Ali Nurdin Chaniago, yang ketepatan berperan sebagai tuan rumah dalam gelaran Pasar Murah Forum Jurnalis Provinsi Sumatera Utara (FJP) di depan Masjid Jami’ Al-Hakim, mengungkapkan hal tersebut kepada awak media ini, Kamis siang (27/2/2025).
Ini saluran irigasi, ujar Ali Nurdin yang seharusnya menjadi jalur aliran air yang membantu masyarakat, namun sayangnya sekarang telah berubah menjadi tumpukan sampah di Desa Kolam. “Menurut saya aliran air ini berasal dari Bandar Setia dan kemudian mengalir ke sawah-sawah masyarakat di sekitar sini,” ujar Ali lagi.
Akibat sampah menumpuk, jelas Ali, saluran air tersebut menjadi tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan lancar. “Ini masih kecil sumbatannya,” ujar Ali sambil menunjuk ke arah tumpukan sampah yang terletak di depan Masjid Jami’ Al-Hakim.
Kalau dekat rumah saya, tegas Ali sampah-sampah tersebut dibakar setiap dua hari sekali, namun tidak juga habis-habis, padahal membakar sampahnya pun langsung di atas parit.
“Penumpukan sampah di dekat perumahan itu sudah mencapai sekitar 20 sampai 25 meter, ini sangat mengkhawatirkan apa lagi musim banjir, bisa mengakibatkan banjir,” ungkap Ali dengan nada kesal sambil memberikan vidio sampah yang dekat rumahnya. (Fajaruddin Adam Batubara)