MEDAN, PILAR MERDEKA – Di medio Januari 2024. Tepatnya di pagi hari, Jum’at terakhir bulan Januari. Awak media www.pilarmerdeka.com melakukan liputan jurnalistik ke Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara.
Perjalanan liputan jurnalistik ini bersama dengan rombongan anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) dari Fraksi PAN. Ir. H. Yahdi Khoir Harahap, MBA.
Saat itu Yahdi Khoir Harahap melaksanakan agenda kegiatan reses di Desa Sei Sembilang, Kecamatan Sei Kepayang Timur, Kabupaten Asahan.
Perjalanan jurnalistik menuju Desa Sei Sembilang dengan mengendarai mobil. Di mulai dari Kota Tanjung Balai. Melintas via titi panjang Kota kerang itu.
Terus berjalan melewati tapal batas dengan Kabupaten Asahan. Selanjutnya, melintas memasuki kawasan Desa Sei Pasir, Desa Sarang Elang, Kecamatan Sei Kepayang Timur, Kabupaten Asahan.
Kopra
Desa Sei Pasir, Desa Sarang Elang dan Desa Sei Sembilang, Kecamatan Sei Kepayang Timur dikenal dengan daerah penghasil kelapa bungkil atau kopra di Kabupaten Asahan. Tetapi kalau di Indonesia penghasil terbesar Kopra itu di Halmahera.
Kopra merupakan daging buah kelapa yang dikeringkan, baik secara alami melalui sinar matahari ataupun dikeringkan dengan cara diasap. Dan kopra ini yang dijadikan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Termasuklah minyak goreng, mentega, kosmetik dan lainya.
Selain itu, di desa Sei Pasir ini juga udaranya masih sejuk dan lingkungan masih asri. Tatkala memasuki kawasan tersebut. Ribuan tanaman pohon kelapa yang merupakan tanaman milik warga setempat terhempang luas di sisi kiri dan kanan.
Semakin jauh berjalan di Desa Sei Pasir hingga ke Desa Sarang Elang. Tanaman pohon kelapa terlihat tumbuh subur dan tampak anggun berdiri.
Jika diamati, tinggi pohon kelapanya tidak beraturan dan cukup unik. Ada pohon kelapa tumbuh tinggi dengan batang yang lurus.
Lainnya, ada yang tumbuh dengan batang miring. Uniknya, ada batang pohon kelapa yang miring sekali. Nyaris pelepah daun searah dengan badan jalan.
Buah kelapa dipanen hanya khusus untuk kopra saja. Jika memanen buah kelapa. Warga di sana jarang sekali memanjat pohon itu.
Galah bambu panjang yang ujungnya diikat dengan arit tajam merupakan alat sederhana untuk memanen buah kelapa. Buah kelapa hasil panen dikupas lalu diambil bungkilnya kemudian di jemur di sinar matahari dan kegiatan para petani kopra ini sudah dilakukan puluhan tahun secara turun temurun.
Jalan Rusak
Ada hal yang sangat menyedihkan di daerah penghasil kopra tadi. Yakni kondisi badan jalan tànah. Jalan penghubung antar Desa sungguh sangat memprihatinkan.
Kondisi badan Jalan Desa Sei Pasir, Desa Sarang Elang menuju Desa Sei Sembilang rusak parah dipenuhi lubang-lubang. Kendati demikian perjalanan harus ditempuh menuju Desa Sei Sembilang.
Dan saat itu insiden tak terelakkan. Mobil Avanza yang ditumpangi awak media www. pilarmerdeka.com, akhirnya kandas terperosok ditengah badan jalan yang rusak di Desa Sarang Elang.
Dua ban belakang mobil masuk ke dalam lubang. Gas kontan pun terus diupayakan. Dan, lagi-lagi ban terperosok semakin jauh ke dalam badan jalan yang berlubang, berair dan penuh lumpur.
Lebih satu jam terpater. Pengemudi mobil ambulans Grandmax yang kerap mengiringi Ir. H Yahdi Khoir Harahap, MBA saat perjalanan reses datang guna memberi pertolongan.
Tiga personil mobil ambulans turun tangan membantu. Berbagai upaya dilakukan agar ban mobil Avanza yang terbebas dari lubang jalan. Seperti menimbun lubang dengan tanah diseputaran ban. Memasukkan batu dan kayu ke lubang agar bisa dilintasi ban. Upaya terakhir beramai-ramai menyorong mobil, dan usaha keras itu pun berhasil. Mobil Avanza terbebas dari terpater.
Salah seorang pengemudi ambulans juga bercerita bahwa mobil mereka juga terpater di lubang badan jalan. Karena terparter jadi datang terlambat untuk menolong.
Di waktu yang bersamaan, mobil Yahdi Khoir Harahap juga terpater di dekat Desa Sei Sembilang. Agar sampai ke Desa Sembilang. H. Yahdi Khoir Harahap, berjalan kaki menemui konstiuennya di sana guna menampung, menyerap aspirasi.
Diperbaiki
Usai bebas dari terpater. Meski baju dan celana dipenuhi dengan bercak-bercak lumpur. Awak media www.piIarmerdeka, istirahat sejenak di warung kopi terdekat.
Minum teh manis, kopi dan makan kerupuk pun dilakukan bersama dengan warga Desa Sarang Elang.
Di warung kopi. Warga Desa Sarang Elang yakni Fendi Samosir, Saren Panjaitan dan Herman bercerita tentang jalan di Desanya.
Ketiga warga tadi tampak sedih dan bingung jika disinggung tentang riwayat serta kisah jalan di Desanya yang rusak parah dan di penuhi dengan lubang-lubang dan tak beraspal.
Fendi Samosir, Saren Panjaitan dan Herman hanya berharap agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Asahan memperhatikan jalan di Kecamatan Sei Kepayang Timur yang rusak parah sepanjang lebih kurang 20 Km.
Anggota DPRD Sumatera Utara Ir H Yahdi Khoir, MBA disarankan ketiga warga tadi agar berupaya keras memperjuangkan badan Jalan Desa Sei Pasir, Desa Sarang Elang dan Desa Sei Sembilang diperbaiki oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Raja Jalanan
Di tengah badan Jalan Kecamatan Sei Kepayang Timur yang rusak parah itu, ada sepedamotor telah dimodifikasi, dikenal dengan nama along-along menjadi raja jalanan.
Karena pengemudi along-along yang mampu melintas dengan gesit. Seolah-olah pengemudi along-along itu hafal benar dan mengetahui persis medan jalan rusak parah yang perlu segera dihindari.
Warga Desa Sei Pasir, Desa Sarang Elang dan Desa Sei Sembilang, di Kecamatan Sei Kepayang Timur acapkali memanfaatkan jasa along-along.
Along-along selalu membawa keranjang dan drum plastik bekas di belakang bangku sepedamotornya.
Keranjang dan drum sebagai tempat untuk membawa barang-barang milik warga di sana. Berbagai jenis barang milik warga diangkut dengan menggunakan jasa along-along. Dan hingga kini angkutan along-along selalu menjadi primadona. (Fajaruddin Adam Batubara)