PILAR MERDEKA – Sejak dibuka tanpa tarif oleh PT Hutama Karya (Persero) pada 28 Mei 2025, jalan Tol Padang–Sicincin sukses menarik perhatian para warga Sumatera Barat (Sumbar).
Kurang dari tiga minggu atau 18 hari pertama, tercatat sebanyak 139.735 kendaraan telah melintas di ruas tol ini, atau rata-rata 7.354 kendaraan per hari—angka yang tergolong tinggi untuk ruas baru beroperasi.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengungkapkan bahwa tingginya antusiasme masyarakat Sumbar terhadap Tol Padang-Sicincin menunjukkan besarnya harapan akan kehadiran infrastruktur jalan tol yang mempermudah mobilitas di wilayah Sumbar.
“Jalan tol sepanjang 36 kilometer ini mampu memangkas waktu tempuh secara signifikan dari Padang ke Sicincin—dari sekitar 1,5 jam melalui jalur nasional menjadi hanya 30 menit melalui tol,” ungkap Adjib.
Tol ini didominasi oleh kendaraan Golongan I, terutama mobil pribadi, yang menjadi pengguna terbanyak.
Masyarakat merasakan langsung manfaat tol ini dalam kegiatan harian mereka, seperti yang disampaikan Florina, warga Kota Padang yang rutin bepergian ke Padang Panjang.
“Sekarang saya tidak perlu berangkat sepagi dulu. Cukup setengah jam perjalanan, jalannya mulus, hemat bensin juga. Ini benar-benar mengubah kualitas hidup saya,” ujarnya.
Penghematan waktu hingga 90% tak hanya menguntungkan pengguna harian, tetapi juga diprediksi memberikan dorongan besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi daerah.
Akses yang lebih cepat dari Bandara Internasional Minangkabau menuju destinasi wisata unggulan seperti Bukittinggi menjadikan tol ini solusi strategis saat libur sekolah dan musim wisata pertengahan tahun.
Untuk mendukung kenyamanan dan keamanan pengguna, Tol Padang–Sicincin dilengkapi dengan dua gerbang tol aktif, yakni GT Padang dan GT Kapalo Hilalang.
GT Padang memiliki enam gardu dengan sistem transaksi terbuka, guna memperlancar arus kendaraan.
Tak hanya itu, Hutama Karya juga telah menyiagakan 130 personel dan 13 unit armada operasional, meliputi mobil patroli, ambulans, rescue, derek, serta kendaraan Patroli Jalan Raya (PJR).
Pemantauan lalu lintas dilakukan secara real-time melalui CCTV dan Variable Message Sign (VMS) yang tersebar di titik-titik strategis.
“Kami akan terus meningkatkan kualitas pelayanan, serta memperkuat sosialisasi dan edukasi keselamatan berkendara agar budaya berkendara yang baik di jalan tol dapat terwujud secara optimal,” tutup Adjib.
Sebagai bentuk pengingat, Hutama Karya mengimbau seluruh pengguna untuk tetap mematuhi aturan berkendara di jalan tol. Kecepatan kendaraan dianjurkan antara 60–80 km/jam, dan bahu jalan hanya boleh digunakan dalam kondisi darurat. (Mons)