DELI SERDANG, PILAR MERDEKA – Seekor bangau putih bertengger di atas sebatang kayu tumbang yang sudah lapuk, tak jauh dari tepi Bagan Percut. Seketika pandangan terusik, di kejauhan terlihat sekumpulan bangau yang berkelompok sedang mencari makan di muara sekitar bagan. Selintas memperhatikan kawasan bagan, betapa ekosistem di sekitarnya masih terjalin alami tanpa sekat.
Di bawah langit nan cerah, siang menjelang sore, suasana semakin simpatik. Tampak pepohonan tumbuh sembarang di pinggiran muara, berdaun hijau dan lebat. Suasana itu, bukan saja sekedar menikmati seafood segar Bagan Percut, tetapi sekaligus refreshing, pelepas penat lelah mata yang sehari-hari bergumul bersama asap ribuan kendaraan di jalan raya.
Hilir mudik-lalu lalang perahu nelayan, terlihat sibuk ada yang baru datang dari arah laut menuju muara-bagan membawa aneka ikan, kerang, udang sebaliknya menuju arah ke laut, dan ada perahu yang sekedar menyeberangkan beberapa tamu penikmat kuliner seafood dari sisi kiri ke sisi kanan bagan serta sebaliknya. Seiring itu, sekelompok bangau putih terbang berseliweran di angkasa Bagan Percut, sebuah desa nelayan di Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara.
Sekitar Jam 16.30 WIB, kelihatannya air sedang surut sehingga terlihat muara di bagan dangkal. Saat bersamaan tampak sebuah perahu nelayan yang dilengkapi peralatan penangkap sedang mengarah ke laut. Mungkin waktu pada kondisi itu merupakan kebiasaan nelayan melaut. Di muara yang sama, sebuah perahu mengangkut daun nipah bahan pembalut rokok, istilahnya rokok daun.

Sementara dua nelayan perlahan menepikan perahu, dan sejumlah tamu pemburu seafood segar keluar dari Rumah Makan Raja menghampiri nelayan dan menawar aneka hasil tangkapannya. Seperti kepiting, udang, sotong, kerang, ikan belidah dan udang lipan.
“Berapa udangnya bang, tanya pengunjung. Ambil semua, harganya Rp.120 ribu saja,” jawab sang nelayan. Salah seorang pengunjung, sontak kaget, sebanyak itu, kalau ditimbang sedikitnya mencapai 5 kg tanpa memilah-milih jenis ikan. Dan si penanya harga langsung bayar, cash and carry. “Fresh dan masih hidup,” bisik hatinya.
Jarak tempuh sekitar 30 km dari pusat Kota Medan dan meskipun jalan menuju lokasi tidak semulus Jalan Sudirman di Medan, namun tidak menjadi hambatan bagi para pengunjung untuk menikmati seafood segar dan alamnya Paluh Laut Bagan Percut.
Bagi warga Kota Medan dan luar Kota Medan, yang ingin menuju lokasi Bagan Percut dapat berpedoman pada rute Jalan Williem Iskandar, lanjut ke Sampali, kemudian Saentis, dan akhirnya tiba di Bagan Percut. Lokasi ini menjadi destinasi favorit bagi mereka pecinta kuliner seafood segar sekaligus ingin melepas lelah.

Seperti Sonar Sitohang beserta rombongan Hotbin Sitanggang datang dari Kabupaten Samosir usai menghadiri acara Wisuda dari salah seorang rombongan, berkeinginan menikmati seafood segar di Bagan Percut. “Sebenarnya kami datang kemarin dari Desa Janji Martahan, Kabupaten Samosir, ketepatan ada keluarga yang wisuda. Usai acara sekitar jam 14.05 WIB kami berangkat dari Jalan Letda Sujono ke Bagan Percut,” ujar Sonar Sitohang.
Sebelum memarkir mobil, kami sudah membeli seafood segar. ‘Kami beli kepiting, udang, cumi, sotong, ikan pari, ikan kakap, dan ikan gembung kuring, total sekitar 7 kg dengan harga Rp 300 ribu,’ ungkap Sonar.
Untuk memasak ikan yang kami beli, Rumah Makan Raja menerima jasa masak dengan tarif per kilogram Rp 20 ribu. Jadi Pengunjung juga bisa memilih jenis masakan yang diinginkan, dan juru masak akan memasaknya sesuai dengan keinginan.
Sonar pun menyerahkan ikan, tidak lama pesanan tiba dalam waktu sekitar setengah jam dengan berbagai hidangan yang lezat. Kepiting dimasak saus padang asam manis, cumi digoreng tepung, udang digoreng, sotong dimasak tauco, dan ikan dibakar.
“Hmmm, sedapnya, udang, kepitingnya terasa manis sekali ya, ikannya juga terasa segar,” kata salah seorang rombongan dengan puas.
Setelah menikmati seafood segar, rombongan Sonar Sitohang dan Hotbin Sitanggang menikmati pemandangan alam Bagan Percut. Mereka melihat kapal-kapal nelayan yang hilir mudik, burung bangau yang terbang, sambil mengabadikan momen-momen terbaik dengan handphone masing-masing. Tak hanya itu, Sonar bahkan langsung melakukan live streaming di sosial media untuk berbagi pengalaman dengan pengikutnya.
Sungguh nikmat makan seafood segar di Bagan Percut ini, kata Sonar. Harganya ekonomis, pemandangan lumayan menarik buat pengalaman kami tadi semakin berkesan. “Kami sangat puas kunjungan ke Bagan Percut, seafood nya segar, jasa memasaknya tersedia, dan harga yang terjangkau,” kata Sonar saat hendak pulang. (Monang Sitohang)