JAKARTA, PILAR MERDEKA – Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana di lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera melengkapi struktur organisasi. Hari ini, Rabu (24/9), Aula Sutopo, Purwo Nugroho, Gedung Graha BNPB dijadikan ajang apel Cek Personil Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB.
Hadir dalam kesempatan itu, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, S.IP., M.Si. Tampak pula Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, Agus Riyanto, S.T., M.M., Direktur Fasilitasi Penanganan Korban dan Pengungsi, Nelwan Harahap, S.P., M.Tr.A.P., dan Kasubdit Dukungan Pengerahan SDM, Yustam Syahril, M.H.
“Di luar Filipina dan India, maka negara kita, Indonesia, termasuk negara berisiko tinggi terjadinya bencana alam. Itu kalau mengacu data Word Risk Index atau WRI,” ujar Mayjen Budi Irawan, serius.
Ditambahkan, kerentanan tinggi ini disebabkan oleh letak geografis Indonesia di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, aktivitas vulkanik, dan kondisi iklim tropis yang mendukung bencana seperti banjir dan tanah longsor.
“Makanya kita sering mengistilahkan Indonesia itu seperti supermarket bencana,” ujar Budi, yang tercatat pernah menjadi Korspri Kepala BNPB terlama: Era Letjen TNI Doni Monardo, Letjen TNI Ganip Warsito, dan Kaban yang sekarang Letjen TNI Suharyanto.

Pentingnya TRC
Menurut Budi, TRC BNPB ini diharapkan setelah SK struktur dan keanggotaannya ditanda tangani kepala BNPB bisa segera aksi dalam penanganan darurat bencana sebagai ujung tombak Kedeputian Penanganan Darurat. “Prosesnya kami jalankan secara paralel, mulai dari persiapan, pembentukan, perekrutan, pelatihan hingga pembinaan serta penugasan personil TRC BNPB,” tutur mantan Kasdam IV/Diponegoro, itu.
Sebagai Deputi Bidang Penanganan Darurat, ia merasa paling membutuhkan keberadaan TRC. Sebab, sesuai amanat Undang-undang, kedeputiannya mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat.
Salah satu tugas yang harus diselenggarakan adalah “komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat”.
“Dan di berbagai negara, kita mengenal ada lembaga seperti DMATs dan CERTs, maka di BNPB ada TRC,” kata Budi.
Yang dimaksud Budi dengan DMATs adalah (Disaster Medical Assistance Teams) atau Tim Bantuan Medis Bencana. Sedangkan CERTs (Community Emergency Response Teams) adalah Tim Tanggap Darurat Masyarakat (CERT). Mereka diorganisasikan di bawah lembaga setingkat BNPB. “Fungsi utamanya adalah menstabilkan masyarakat dan mempercepat upaya pemulihan,” tegas Mayjen Budi Irawan.
Kepada peserta apel TRC, Budi menegaskan bahwa kehadiran TRC bukan hanya sebagai pelengkap struktur organisasi. Lebih dari itu, sebagai ujung tombak yang diharapkan mampu memberikan respon cepat, tepat, dan terukur dalam setiap kejadian bencana di tanah air.
Tak Bisa Diabaikan

Dalam kesempatan itu, sebelum personil meninggalkan aula Sutopo Purwonugroho, peserta apel TRC juga mendapat penjelasan teknis dari Kasubdit Dukungan Pengerahan SDM, Yustam Syahril. Menurutnya, perjalanan TRC di BNPB cukup panjang. Ia sempat tercantum dalam formasi jabatan CPNS tahun 2009–2010.
Namun sesuai dengan rekomendasi Kementerian PAN-RB, jabatan tersebut tidak lagi diformalkan pada tahun-tahun berikutnya. Meski demikian, kebutuhan akan TRC tidak bisa diabaikan. Tantangan kebencanaan semakin kompleks. “Seiring dengan itu, TRC dibentuk sesuai instruksi Kepala BNPB untuk membentuk kembali TRC BNPB,” ujar Yustam.
Penunjukan personil TRC merupakan langkah awal dalam menentukan arah eksistensi TRC di masa mendatang yang sangat bergantung pada kiprah, dedikasi, dan profesionalisme personil di tahap pertama ini. Yustam berrharap, TRC yang telah dibentuk mampu menjawab amanat undang-undang dan regulasi, serta menjadikan BNPB semakin kuat, cepat, dan tepat dalam merespon setiap ancaman bencana. (*)