DELI SERDANG, PILAR MERDEKA – Jembatan meon, di Desa Kelambir, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara kini terus menjadi ‘buah bibir’.
Cerita acap kali mencuat ke permukaan. Tentang kondisi jembatan itu yang kini kondisinya sedikit memprihatinkan, butuh perhatian serius.
Lantai dasar jembatan yang terbuat dari flat besi baja terlihat sudah tidak rata. Petak flat baja sebagai lantas dasar jembatan melengkung ke atas.
“Gedebrak..Prak…Gebprak…Prak..Prak,”demikian bunyian yang seringkali terdengar bila kendaraan roda dua dan roda empat melintas di jembatan meon itu, pantauan awak media Pilar Merdeka. Com, Minggu (9/3/2025).
Flat lantai jembatan dan bunyian yang terdengar dari jembatan meon jadi keluhan bagi pengendara yang melintas.
“Gawat kali melintas di jembatan meon ini. Jika tidak biasa, takut kita. Flat baja, lantai jembatan tak rata. Bunyi keras lagi,”keluh Ida, warga Desa Tembung, saat melintas di jembatan itu.
Di Desa Kelambir. Jembatan meon merupakan jembatan penghubung antara Desa. Yakni Desa Kelambir, Desa Rantau Panjang menuju Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang.
Konon menurut cerita. Jembatan Meon di kenal dengan sebutan titi panjang karena di bawah titi terlihat sungai panjang yang bermuara ke laut.
Titi panjang itu dulunya dijaga oleh warga di sana yang dikenal dengan sapaan akrab Pak Meon. Istilah jembatan Meon atau titi panjang Meon kini terus menjadi sebutan untuk jembatan itu.
Wisata Belanja
Seiring dengan perkembangan waktu. Jembatan meon kini identik dengan daerah wisata belanja berbagai jenis ikan hasil laut. Seperti udang, ikan sembilang, ikan bedukang, kerang, kepah dan lainnya.
Di sisi badan jalan sebelum menaiki jembatan. Para pedagang ikan acapkali menjajakan berbagai jenis ikan laut ke warga yang melintas.
Selain itu. Di seputaran jembatan meon juga dikenal sebagai daerah spot mancing. Para maniak mancing sering mendatangi spot itu.
Bahkan para maniak mancing sering melemparkan tali joran pancingnya dari atas jembatan. (Fajaruddin Adam Batubara).