Oleh : Said Achmad Kabiru Rafiie
Jepang tergolong negara maju dengan industri otomotif mendunia. Beberapa merek mobil merambah hampir sejagad raya, seperti Toyota, Honda, Mitsubishi, Nissan dan Suzuki. Disamping itu, perkembangan industrilisasi negara “matahari terbit” itu semakin pesat pasca terjadinya restorasi Meiji.
Jepang mengalami turbelensi ekonomi karena merupakan negara yang mengalami kekalahan perang 1945. Oleh karena itu, kebangkitan pembangunan ekonomi Jepang merupakan sebuah keajaiban dalam kurun waktu 30 tahun Jepang menjelma menjadi salah satu negara maju dunia yang menghasilkan produk otomotif dan elektronik.
Dewasa ini, Jepang dikenal sebagai negara yang memadukan antara tradisi dan moderinasi. Gambaran itu tercermin dari pola hidup masyarakat Jepang yang masih memegang teguh nilai-nilai budaya. Membahas kemajuan Jepang merupakan salah satu studi kasus yang menarik untuk dikaji dalam berbagai perspektif.
Tulisan ini sekedar informasi sebagai gambaran umum potret Jepang. Dibalik terkemuka di bidang industri otomotif, ternyata sektor perikanan merupakan sektor yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat Jepang, dilihat dari sisi sejarah, budaya dan perekonomian. Sebagian Masyarakatnya hidup di pesisir, laut menjadi bagian kehidupan sehari-hari.
Memilih ikan dari pada daging untuk pola diet, sudah membudaya dan menjadi referensi di tengah kehidupan masyarakat Jepang, memilih protein berasal dari ikan. Budaya konsumsi ikan tidak terlepas atau melekat dengan tradisi dan budaya. Banyak kegiatan budaya yang menyertakan foto/gambar/lukisan ikan dijadikan simbol kemakmuran dalam masyarakat Jepang.
Kota Tokyo adalah Ibukota Negara Jepang, Kota Metropolitan yang memiliki fasilitas transportasi umum handal dan moderen, salah satu terbaik di dunia. Terutama sistem pelayanan angkutan kereta api yang menghubungkan simpul-simpul naik dan turun penumpang di Tokyo.
Kota Tokyo juga tempat penting bagi pemerintah Jepang, karena menjadi tempat/lokasi pemerintahan, dan Kaisar berdomisili. Kepercayaan kepada leluhur dan keseimbangan alam, salah satu kunci ketertiban serta kedisiplinan di Jepang.
Bisa dilihat, sistem perencanaan pembangunan jalur transportasi yang baik, tak lain bertujuan untuk memastikan para pengguna jasa bus dan kereta api terintegrasi secara baik pula hingga dari dan ke tujuan akhir perjalanan.
Prototipe Kota Tokyo oleh Badan Pengelola Kota, diproyeksikan untuk kepastian antisipasi jika terjadi bencana alam atau situasi dan kondisi darurat maka dengan melihat protipe keadaan tersebut dapat ditanggulangi secara cepat kesasaran.
Sinkasen atau kereta api cepat adalah satu transportasi umum yang cukup dibutuhkan untuk menghubungkan antar kota di Jepang. Kecepatan kereta api itu mencapai 350 KM/jam, sehingga bisa menjamin kemudahan mobilitas warga Jepang.
Seiring dengan semakin meningkatnya minat masyarakat menggunakan bus, komuter dan tram, perlahan keberadaan taksi di Kota Tokyo mulai berkurang. Selain itu, penggunaan mobil pribadi juga meningkat secara signifikan. Keadaan tersebut tak terpisahkan dari rancangan Kota Tokyo yang mendesign peruntukan jalur bagi pejalan kaki. Sehingga memadai untuk digunakan sebagai sarana meningkatkan mobilitas warga.
Menarik, taksi di Jepang masih menggunakan mobil Toyota klasik model tipe lama. Boleh dibilang, itu menunjukkan bahwa taksi bukan pilihan utama masyarakat bila bepergian atau beraktifitas dalam kota. Taksi tipe lama itu cenderung digunakan turis dan/atau untuk kegiatan formal.
Design sisi lain Kota Tokyo, ramah pesepeda dan pejalan kaki. Sudah menjadi pemandangan umum kalau sepeda kerap terlihat di sudut kota. Tampak ruas jalan bagi pejalan kaki disediakan cukup lebar guna mengakomodir masyarakat yang lalu lalang.
Kepercayaan Shinto
Gunung Fuji dianggap keramat oleh sebagian penduduk Jepang karena bentuknya simetris dan berukuran besar. Oleh karena itu, sebagian masyarakat Jepang percaya akan sakral sehingga menjadi kewajiban semua orang untuk menjaganya.
Kepercayaan masyarakat Jepang terhadap ajaran Shinto merupakan hal yang diyakini sebagai kepercayaan asli leluhur masyarakat Jepang. Kepercayaan masyarakat jepang pada ajaran Shinto yang mengajarakn budi pekeri terutama rasa malu akan kesalahan dan kegagalan. Oleh karena itu, dalam beberapa film dan karya fiksi ditampilkan hidup sebagai samurai di Jepang yang memiliki harga diri tingggi.
Kepercayaan Shinto yang dianut oleh masyarakat Jepang refleksikan dengan kehadiran Kuil Shinto yang tersebar di kota-kota di Jepang dan tradisi penyembahan dewa dan agama Shinto.
Selain itu, masyarakat Jepang hidup di pesisir laut memiliki ciri khas makanan laut yang fresh dan mentah disebut dengan suhsi dan sasimi. Seiring dengan moderenisasi, diet dan pola makan masyarakat Jepang berubah dengan adanya menu-menu makanan barat seperti roti.
Di museum Kota Yokkaichi, dijelaskan bagaimana perubahan-perubahan pola makan atau diet masyarakat Jepang seiring dengan industrilisasi dan kemajuan teknologi seperti kehadiran kulkas, kompor gas, rice cooker dan lainnya.
Ikan merupakan menu utama dalam diet masyarakat Jepang dan mereka percaya bahwa memakan daging hewan seperti sapi dan ayam merupakan terlarang sesuai dengan ajaran Shinto. Keseimbangan mempertahan tradisi dan moderinisasi merupakan hal yang saya pelajari selama berada di Jepang serta kepercayaan yang kuat akan keseimbangan antara alam , manusia dan pencipta yang mesti seiring sejalan.
Penulis adalah Dosen Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh & Director Center For Aceh and Social Studies.
