MEDAN, PILAR MERDEKA – Anyang makanan tradisional jenis sayuran, termasuk jenis sayuran matang khas Kota Medan. Di zaman sekarang ini, makanan yang berbahan dasar daun pakis itu bisa dibilang tergolong langka. Kalaupun masih ada yang menjajakan, terlihat hanya di pinggiran Kota Medan.
Bahan dasar, daun pakis direbus, kelapa parut disangrai (kelapa parut gongseng) plus bumbu penyedap rasa antara lain ketumbar, bawang merah, jahe, batang sere dan asam jeruk. Setelah bumbu diolah bersama kelapa sangrai, kemudian dicampurkan dengan daun pakis rebus dan siap disantap.
“Generasi jaman now” hampir tak tahu atau mengenal apalagi mencicipi anyang pakis, para generasi itu cenderung berselera menu makanan cepat saji. Padahal menurut orang tua terdahulu, anyang pakis merupakan makanan sehat yang bisa mengundang selera, bahan baku dan bumbunya original.
Sekilas pantauan Pilar Merdeka di beberapa lokasi wilayah Kota Medan dalam tiga hari terakhir, mulai sekitar Kesawan-Medan Barat, Kp. Durian-Medan Timur, dan Jalan Rakyat, Jalan. Makmur, tak terlihat satupun penjual makanan berbuka puasa di pinggir jalan yang jual anyang pakis. Kebanyakan, penjual gorengan seperti bakwan, tahu, tempe, risol, pisang dan aneka kue basah serta penjual minuman es air kelapa dan es campur.
Dari pantauan, masih ada juga pedagang makanan musiman untuk berbuka puasa yang mau menjajakan anyang pakis. Tampak tiga penjual anyang pakis di lokasi berbeda, di Jalan Karya Wisata daerah Medan Johor, Jalan HM Yamin depan Mesjid 45, Medan Perjuangan dan Jalan Letda Suono, Medan Tembung.
Lili Hasibuan, seorang ibu penjual aneka kue basah tradisional, gorengan dan anyang pakis, lokasinya persis di depan Pom pengisian BBM sebelum Titi Sewa di Jalan Letda Sujono, Medan Tembung. Dalam steling yang berada di depan rumah Lili, terlihat beberapa jenis kue basah seperti Talam pulut (Talam ketan), Lapis, Ongol-ongol, Klepon, Klumpang, Hangkue dan Minas (mihun nenas).
Lokasi jualan wanita paruh baya itu menjadi pusat perhatian para pelintas jalan, baik pejalan kaki maupun pengendera di Jalan Letda Sujono arah ke Tembung. Alasannya, serba-serbi makanan untuk berbuka puasa yang dijual Lili termasuk lengkap dibandingkan penjual takjil yang bersebelahan atau relatif dekat dengan steling Lili.
Penjual di sebelah Lili hanya menjual beberapa jenis kue, gorengan dan tidak menjual minas-mie nenas, urap dan anyang pakis. Lili berjualan dibantu tiga perempuan, mulai buka sekitar Jam 15.00 WIB dan tutup setelah Magrib.
Harga kue dan gorengan dijual cukup relatif murah, Rp.1.000,-/potong. Sedangkan minas, mihun, urap dan anyang pakis Rp.5.000,-/porsi. Mengenai kualitas rasa, kata Lili, ia sudah punya pelanggan, masing-masing pelanggan punya jenis kue kesukaan-favorit. Contohnya, kue lapis dan ongol-ongol paling laris, peminatnya kebanyakan orang tua.
Sudah 6 kali Bulan Ramadhan belakangan ini, Ibu empat orang anak itu jualan takjil berupa khas kue-kue tradisional dan anyang pakis menu musiman berbuka puasa. “Jadi para pelanggan saya sudah tahu itu, kalau cari anyang, cari saja di depan Pom bensin Jalan Letda Sujono, itu pasti jualan saya,” jelas Lili sembari tersenyum.
Kembali disinggung mengenai rasa dan keuntungan per hari, ia hanya berkata,” Alhamdulillah dua hari lalu kue-kue yang saya jual habis semua, ya sekitar 1.000 potong,” papar istri Rizky Akbar Manurung menyudahi pembicaraan, Jumat (22/3). (Monang Sitohang)