Oleh : Budi Sudarman
Puasa adalah rukun Islam yang ketiga, diwajibkan bagi umat Islam yang beriman. Seperti tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 183, terjemahannya “Wahai orang-orang yang beriman Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Sebulan penuh perjalanan umat Islam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan. Begitu banyak amalan khusus bagi orang yang beriman mempersiapkan bekalnya untuk menghadapi perjalanan yang panjang, kekal dan abadi.
Amalan itu meliputi membaca Al-Qu’ran, mendirikan shalat-shalat sunat. Berzikir, bershalawat dan bersedekah. Bagi hamba Allah SWT yang bertakwa Ramadhan adalah momen yang tepat untuk mencari “untung” sebanyak-banyaknya, mengingat setiap amalan di bulan Ramadhan oleh Allah SWT Sang Maha Pengampun akan melipat gandakan amalan dan ibadah yang dilakukan.
Terlebih di bulan Ramadhan Allah SWT memberikan keistimewaan bagi umat Nabi Muhammad SAW yang belum pernah diturunkan kepada umat para nabi dan Rasul sebelumnya, Allah SWT memberikan suatu kemuliaan dengan turunnya Malam Lailatul Qadar.
Malam yang lebih baik dari seribu bulan seperti Firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surat Al Qadr yang artinya : 1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. 2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 3. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. 4. Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. 5. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
Tentunya bagi pemeluk Islam yang meyakini dan beriman kepada datangnya hari akhir dan adanya hari pembalasan datangnya bulan suci Ramadhan akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk beribadah memohon ampunan kepada Allah SWT serta berdoa agar bahagia hidup di dunia dan akhirat.
Ada satu pesan dan nasehat dari seorang guru Madrasah semasa penulis masih bersekolah. Kepada kami para siswanya, saat beliau mengajar Tauhid, beliau memberikan pemahaman dengan contoh sederhana agar mudah dipahami dengan pertanyaan, “Ada yang tahu mengapa jerami dan kulit padi yang sudah diambil berasnya dibakar oleh petani, sebagian petani yang lain membiarkan membusuk agar menjadi pupuk?”.
Beragam jawaban diberikan oleh para siswa. Kemudian sang guru sembari tersenyum sambil memberikan kesempatan yang seluas-luasnya dengan kata-kata motivasi, “Jangan pernah takut salah untuk menjawab,”.
Jawaban demi jawaban diberikan para siswa saat itu. Akhirnya beliau menjawab, “Jerami dan sekam itu sudah tak berguna lagi, kalau pun berguna itu untuk pupuk agar tanahnya subur dan kaya dengan zat hara, maka oleh petani dibakar”.
“Sama juga halnya dengan kita manusia ini, kita diciptakan oleh Allah SWT untuk mengabdi kepada Allah, diberikan kesempatan hidup untuk berbuat amal kebajikan, namun manusia itu selalu ingkar, ingkar pada Sang Khalik juga ingkar pada dirinya, dan manusia itu menjadi tak berguna, maka oleh Allah SWT manusia tersebut yang berdosa dimasukkan ke neraka, untuk mendapat siksaan dibakar di neraka,”.
Datangnya bulan suci Ramadhan, bulan penuh rahmat, ampunan dan pembebasan atas siksa neraka. Karenanya, marilah kita manfaatkan sebaik-baiknya, niscaya pahala dan ridho Allah SWT senantiasa menyertai kita semasa masih sehat.
Bersyukurlah masih diberikan nikmat lebih dibandingkan saudara-saudara kita yang kini sedang tertimpa bencana alam. Wilayah tempat tinggal mereka terendam banjir, tanah longsor dan gempa bumi, mereka tidak semudah atau tidak seenak orang-orang yang tidak tertimpa bencana alam untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan saat ini.
Marilah luangkan waktu sekejap memohon do’a kepada Ilahi semoga saudara-saudara kita itu segera lepas dari kesulitan bencana yang menimpa. Sekali lagi, di Ramadhan ini, niatkanlah meraih berkah berlimpah dengan amal kebaikan. (Penulis adalah wartawan Pilar Merdeka.com)