BOGOR, PILAR MERDEKA – Jika Anda sedang mencari destinasi kuliner tradisional di jalur alternatif menuju Sukabumi, maka Warung Toge Goreng Pak Abung di Jalan Raya Cihideung, Desa Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, adalah tempat yang tepat untuk disinggahi.
Warung sederhana itu telah berdiri sejak 2004 dan menawarkan aroma sedap toge goreng yang menggoda para pelintas jalan. Meskipun namanya toge goreng, tapi sebenarnya makanan ini lebih seperti toge rebus atau toge kukus.
Warung Pak Abung buka setiap hari mulai Jam 08.00 WIB hingga selepas Magrib. Setiap akhir pekan, jangan heran bangku-bangku kayu yang tersedia di warung Pak Abung selalu hampir terisi penuh, baik oleh warga lokal maupun wisatawan yang ingin menikmati kuliner khas Bogor.
Daya tarik utama Toge Goreng Pak Abung terletak pada proses pengolahannya yang masih menggunakan cara tradisional. Proses pemasakan menggunakan kayu bakar menghasilkan aroma khas yang meresap pada bumbu kacang dan mie.
Ariel, salah seorang warga sekaligus pelanggan yang kebetulan berada tidak jauh dari lapak jualan Pak Abung, memuji rasa toge goreng yang disajikan. Menurutnya, Toge Goreng Pak Abung sangat nikmat dan menggoda selera. “Jarak rumah saya ke Toge Goreng Pak Abung sekitar 5 menit gitu,” katanya beberapa hari lalu.
Setiap pagi, bahan-bahan segar seperti toge, mie kuning basah, dan lontong disiapkan untuk diracik menjadi seporsi toge goreng yang hangat dan gurih. Toge yang telah disiram air panas agar tetap renyah dicampur dengan mie dan lontong, kemudian diguyur bumbu kacang yang berpadu dengan tauco dan kecap manis khas Bogor.
Keunikan lain dari sajian ini terletak pada pembungkusnya. Toge goreng disajikan menggunakan daun patat, yang mirip daun pisang namun lebih lentur dan beraroma wangi. Pembungkus ini menjaga tekstur dan kehangatan makanan, sehingga tetap nikmat meski dibawa pulang.
Satu porsi Toge Goreng Pak Abung berisi lontong, toge segar, dan mie, lengkap dengan siraman bumbu kacang gurih. Harganya hanya Rp12.000 per porsi, membuatnya menjadi pilihan kuliner yang ramah di kantong. Menurut pemilik toge goreng kalau hari biasa, konsumsi toge bisa mencapai 20 kilogram per hari, dan melonjak sekitar 30 kilogram saat akhir pekan.
Bagi pengunjung dari arah Jakarta, rutenya cukup mudah. Setelah keluar dari Tol Jagorawi melalui Gerbang Tol Baranangsiang, perjalanan dilanjutkan ke arah Sukasari – Cipaku – Pamoyanan – Palasari. Meski lokasinya berada di pinggir jalan desa, aroma toge goreng yang khas menjadi penanda keberadaan warung ini.
Kuliner sederhana ini menjadi salah satu ikon yang membuat banyak wisatawan kembali lagi untuk menikmati rasa gurih dan hangat yang telah bertahan selama puluhan tahun. Bagi siapa pun yang melintas di kawasan Cijeruk, seporsi toge goreng ini seakan menjadi penutup perjalanan yang memuaskan. (Agus Oyenk)