BerandaKulinerProspek dan Peluang Usaha Dodol di Desa Cinta Rakyat

Prospek dan Peluang Usaha Dodol di Desa Cinta Rakyat

DELI SERDANG, PILAR MERDEKA – Dodol, penganan ringan atau kudapan istimewa, tradisional yang dapat ditemukan di berbagai pelosok Nusantara. Dari Sabang sampai Merauke, berbagai daerah memiliki ciri khas dodol masing-masing. Makanan manis ini terbuat dari bahan dasar beras ketan yang dimasak dengan santan dan gula merah.

Ada beberapa varian dodol yang terkenal, seperti Dodol Garut dari Jawa Barat, Dodol Semarang dan Dodol Solo dari Jawa Tengah, Dodol Ponorogo dari Jawa Timur, Dodol Enrekang dari Sulawesi Selatan, Dodol Yogya dari Yogyakarta, Dodol Kandangan dari Kalimantan Selatan. Serta Dodol Tanjung Pura, Dodol Mandailing, Dodol Pasar Bengkel, dan Dodol Cinta Rakyat dari Sumatera Utara.

Penganan ringan yang membutuhkan tenaga ekstra lebih pada saat mengolahnya ini ternyata menjadi penganan istimewa dikalangan raja-raja sejak zaman Kerajaan Majapahit. Keberadaan dodol ternyata tercatat dalam manuskrip kuno dan prasasti dengan menggunakan bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno, menjadikan dodol sajian istimewa dibanding hidangan penganan yang lainnya.

Dodol berbahan dasar Tepung Ketan, Gula Aren, Santan ditambahkan sedikit Tepung beras, Gula Putih dan Garam ini seakan menjadi primadona saat Hari Raya Idul Fitri tiba.

Dodol
Awaludin Pendowo saat memasak dodol di kediamannya. (Foto. Pilar Merdeka/Budi Sudarman)
Dodol
Awaludin Pendowo (54) membuka peluang usaha Dodol beralamat di Jalan Diponegoro Gang Setia Dusun 6 Desa Cinta Rakyat, Kecamatan Percut Sei Tuan. Dodol yang sudah matang dan dingin dikemas untuk selanjutnya dipasarkan. (Foto. Pilar Merdeka/Budi Sudarman)

Tambahan rasa Daun Pandan dan aneka buah pada perkembangan selanjutnya menjadikan penganan dodol semakin banyak diminati hingga ke mancanegara.

Awaludin Pendowo (54) yang beralamat di Jalan Diponegoro Gang Setia Dusun 6 Desa Cinta Rakyat, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Selama 2 tahun berlalu mencoba kembali pengolahan dodol yang pernah dilakukan oleh keluarganya secara turun temurun dan sempat berhenti.

“Secara bahan dasar dodol itu sama, yang membedakannya adalah kualitasnya. Dodol Cinta Rakyat terbuat dari Tepung Pulut asli dan tanpa menggunakan pemanis buatan dan bahan pengawet meski itu cuma sedikit, soal rasa itu faktor relatif karena lidah selalu beda rasa,” jelas Awaludin, Sabtu (18/10).

BACA JUGA  Jongkong, Madina Punya Kuliner Disantap Berbuka Puasa

Dodol yang tanpa bahan pengawet dapat bertahan lama, bila memasaknya benar-benar matang maksimal bertahan hanya 2 minggu “Dodol daerah sini tanpa bahan pengawet, tekstur kenyal dengan rasa gurih yang manisnya sedang, untuk memasaknya butuh waktu 7 jam,  sekali masak 5 kg pulut berkelang waktu 2 – 3 hari baru buat lagi,” ungkap ayah tiga orang anak itu saat diwawancarai awak media ini.

Dodol Kampung dijadikan nama usaha oleh Awaludin dipasarkan ke cafe-cafe yang banyak dijumpai di kawasan Kota Medan sekitanya. “Sebenarnya saya ingin usaha dodol ini maju, minimal tambah banyak bahan yang diolah per harinya tapi masih terkendala modal pembelian kuali dan beras pulut yang bagus, jadi ya yang ada dululah,” harapnya.

Semoga hal ini menjadi perhatian bagi pihak Pemerintah Desa dalam mengembangkan potensi industri kecil menengah yang berbasis kerakyatan yang banyak menyerap tenaga kerja, sehingga perputaran uang semakin cepat dan perekonomian warga masyarakat terangkat. (Budi Sudarman)

Google

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

spot_img
- Advertisment -

DAERAH