BerandaPariwisataMenyejukkan, Destinasi Wisata Alam Pemandian Bah Sidamanik

Menyejukkan, Destinasi Wisata Alam Pemandian Bah Sidamanik

SIMALUNGUN, PILAR MERDEKA – Di Dusun IV, Desa Sari Matondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terdapat satu lokasi pemandian yang bernuansa alami, namanya Pemandian Bah Sidamanik. Ini terletak di antara pepohonan tinggi, besar, dan berdaun rimbun, sehingga memberikan kesan seperti berada di tengah hutan belantara.

Pemandian ini memiliki nuansa alami yang sangat kental, dengan air yang mengalir deras dan jernih. Kata seorang warga lokal, sumber air Pemandian Bah Sidamanik berasal dari Danau Toba. Benarkah?

Bila ke lokasi, pengunjung/wisatawan masuk dari jalan menuju parkiran, hingga ke lokasi berjarak sekitar 200 meter menuju lokasi pemandian Bah Sidamanik, dengan menuruni anak tangga yang sudah permanen serta dilengkapi alat pegangan sebelah kanan sebagai pengaman, setelah itu sampailah tujuan.

Air jernih, bening dan sejuk meskipun tak sebening serta tak se-sejuk embun di pagi hari, tapi Pemandian Bah Sidamanik sungguh membuat para pengunjung terperangah kagum. “Hari gene, masih ada air sejernih itu,”cetus seorang perempuan dewasa yang datang dari Kota Medan.

Bah
Saat menuruni anak tangga maka pengunjung akan melihat tulisan Boooah… (Foto. Monang Sitohang)

Dari permukaan air ke dasar menapakkan kaki, kedalaman kurang lebih satu setengah meter. Terlihat, pasir putih merata di bawah dan tak jarang beberapa jenis ikan-ikan mungil berseliweran seakan menunjukkan kegembiraan kedatangan para tamu.

Pemandian Bah Damanik tidak hanya cocok untuk orang dewasa saja. Namun juga bisa digunakan untuk anak-anak. Kedalaman air pemandian ini terbilang cukup dangkal sehingga bisa digunakan buat anak-anak.

Tak tampak satupun sampah bekas makanan/jajanan berupa kertas, plastik dan sampah lainnya di area pemandian. Air bersih, betul-betul terhindar dari sampah. “Uniknya, walaupun banyak orang yang sedang mandi, air tetap jernih,”ujar seorang lelaki paroh baya.

BACA JUGA  Desa Wisata Labuhan Lombok Masuk Katagori 75 ADWI 2023

Nina warga Kota Medan, sengaja berkunjung bersama rombongan teman sekerjanya untuk melihat langsung, dan merasakan kebenaran sejuknya air di Pemandian Bah Sidamanik. Ia memuji, suasana lokasi asri alami, air segar, dan kelihatan jelas ikan-ikan seperti saling berkejaran.

Menurut Nina, memang unik pemandian itu, orang banyak berada di dalam air, dinding sekeliling area masih tanah, dan bukan berlantai keramik seperti di kolam renang, tapi air tetap jernih atau tidak keruh. Nina punya saran, sebaiknya pengelola agak merenovasi anak tangga agar tidak begitu curam, biar sedikit landai saat turun ke lokasi. “Lumayanlah buat latihan fisik,”imbuh Nina seraya tertawa kecil.

Bah
Rombongan Nina dan rekan-rekan kerjanya saat beranjak hendak pulang. (Foto. Monang Sitohang)

Hari itu, Sabtu (10/05/2025), sekitar Pukul 12.00 WIB, tiba di parkiran dan menuju lokasi pemandian. Saat melangkah maju menapaki anak tangga yang semi permanen, terpampang satu kata “Boooah”, kata itu berupa isyarat ucapan salam bagi si pengunjung.

Sesaat tiba, cuaca mendung, dan hujan mengguyur pondok beratap seng yang disewa pengunjung, suasana Bah Damanik semakin adem ayem bercampur agak redup. Sekalipun hujan, namun sebagian pengunjung tetap bertahan di dalam air sambil bermain.

Seorang pemilik warung, Damayanti Boru Damanik, menghampiri sambil menyuguhkan daftar menu ke salah satu pondok tempat sejumlah pengunjung bercengkrama. “Bang silahkan pesan makanan dan minumannya, ini warung saya, Damayanti Boru Damanik,”wanita berhijab menawarkan sembari perkenalkan diri dengan santun.

Warung Damayanti menyajikan aneka makanan dan minuman, antara lain nasi goreng, mie kuah, mie goreng dan pop mie. Dan tersedia Cappucino dingin, teh manis, kopi dan lainnya. Harga makanan dan minuman relatif murah.

Bah
Nina dan rekan-rekannya sudah mendekati tangga menuju parkiran masih tetap mengabadikan momen untuk berfoto bersama. (Foto. Monang Sitohang)

Damayanti menjelaskan, di Bah Sidamanik dilengkapi fasilitas sederhana seperti musholla, belasan pondok dan toilet. Untuk menghubungkan sisi kiri dan kanan area pemandian, dibuatkan jembatan mini.

BACA JUGA  Menpar: Geopark Kaldera Toba, Menjaga Keharmonisan Alam, Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Harga sewa per pondok, Rp.50 ribu, tiap pondok disediakan satu keranjang dan tikar plastik, tambahannya colokan charger. Pondok berukuran sekitar 2 x 3 meter itu, disewa untuk buat nyantai bagi para penyewanya. Dan tembok berbahan kayu tersebut, dibuat tanpa dinding.

Menurut Damayanti, Ibu empat anak dari suaminya bermarga Naibaho, warga Desa Sari Matondang, Dusun IV, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun secara bergantian bertugas melayani wisatawan di Pemandian Bah Sidamanik karena wisata ini dikelola oleh Desa.

“Bah” kata Damayanti dalam bahasa lokal artinya air, kemudian, tadi pada saat hendak turun ada baca kata Boooah…itu seperti kata salam ketika hendak masuk ke tempat/rumah. Jadi orang yang hendak datang dahulu mengucapkan kata tersebut.

Setiap hari, warga Dusun IV secara bergantian bekerja untuk menawarkan pondok, makanan, dan minuman kepada wisatawan. Jika pengunjung ramai, maka warga yang bertugas akan mengatur jadwal bergantian untuk melayani dengan baik. Wisatawan yang hendak turun bisa menunggu sambil menikmati aneka makanan di warung yang berada di atas.

Bah
Pengunjung yang berkunjung memadati pondok-pondok di Pemandian Bah Sidamanik. (Foto. Monang Sitohang)

Menurut salah seorang driver dari Kota Medan Rafael Surbakti, hari ini ia datang membawa dua orang Singapore. “Tamu saya datang dari Singapore dua orang, setelah dari Pemandian Bah Sidamanik langsung ke Pasir Putih Samosir, menyeberang dari Tigaras. Kedatangan saya ke Bah Sidamanik sudah beberapa kali, bawa wisatawan Malaysia dan daerah lainnya, dan pengunjung selalu saja ramai,” ujarnya sambil mengatakan datang dengan mobil inova.

Pantauan awak Pilar Merdeka.Com, jelang sore, pengunjung Pemandian Alam Bah Sidamanik semakin berbondong-bondong yang datang dari berbagai daerah. Wisatawan Malaysia mendominasi jumlah pengunjungnya, dengan berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua tampak di lokasi wisata tersebut.

BACA JUGA  Kemenparekraf Bekali Kemampuan Fotografi Pelaku Ekonomi Kreatif di Bali

Setelah hujan reda, seorang wanita warga setempat yang bertugas di Pemandian Bah Sidamanik langsung mengambil sapu dan membersihkan lantai di depan pondok. Dengan penuh semangat, ia menyiram lantai dengan air dan menggosok-gosoknya hingga bersih, guna menjaga kebersihan dan kenyamanan lokasi pemandian bagi pengunjung.

Saat hendak pulang bertemu dengan salah seorang warga, setelah bertegur sapa ia mengatakan Pemandian Alam Bah Damanik ini selalu ramai, bisa dibilang sekitar 90% wisatawan datang dari Malaysia, tapi pada saat weekend Sabtu dan Minggu yang banyak orang dari daerah Kota Medan dan lainnya. Kemudian ia juga sempat mengatakan bahwa sumber air Bah Sidamanik itu datang dari Danau Toba, “Kan ada mata air yang deras itu, itu dari Danau Toba,”kata pria menggunakan topi di balik ke belakang itu. (Monang Sitohang)

Google

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

spot_img
- Advertisment -

DAERAH