MEDAN, PILAR MERDEKA – Ngomongin Samosir tak terpisahkan dari panorama alam dan Danau Toba-nya. Tapi kali yang mau diomongin aneka kuliner tradisional di wilayah Samosir yang sebagian secara perlahan mulai tertinggal kan. Aneka kuliner itu adalah peninggalan nenek moyang masyarakat Samosir, dari generasi zaman kuno ke generasi sekarang.
Masing-masing daerah tentu punya jenis makanan/kuliner tradisional atau khas tersendiri yang tidak dimiliki daerah lain. Tak jarang dan tak sedikit daerah jenis kuliner di suatu daerah menjadi tradisi dan menggurita di tengah masyarakat daerah tersebut. Terkadang bukan sekedar masalah rasa semata, tetapi sudah membudaya turun-temurun.
Penggunaan dan pengolahan jenis rempah-rempah dan jenis bahan makanan yang diramu menjadi satu nama jenis makanan olahan, bisa mewakili salah satu jenis kuliner dari daerah tertentu.
Sebagai contoh, penggunaan salah satu rempah seperti andaliman, bisa ditebak bahwa andaliman cukup populer di kalangan masyarakat Samosir dan sekitar kawasan Danau Toba. Biasanya andaliman menjadi salah satu rempah tambahan untuk bumbu ayam panggang atau pinadar, masakan jenis arsik ikan mas, dan mungkin untuk masakan lainnya.
Daerah Samosir memiliki sejumlah jenis kuliner, khas kuliner yang telah membumi di daerah tersebut. Biar tak sekedar cerita belaka, ada baiknya untuk mencicipi jenis-jenis kuliner khas Samosir sebagaimana di bawah ini.
1. Ikan Mas Arsik. Masakan tradisional khas suku Batak Toba yang menggunakan ikan mas sebagai bahan utama. Dimasak dengan bumbu kuning kaya rempah, seperti bawang batak, asam sakala dan lainnya terutama andaliman yang memberikan rasa khas pedas menyengat dan cita rasa “mangintir” terasa di lidah.
Arsik bukan hanya lezat, tetapi juga memiliki makna sakral dalam upacara adat Batak, melambangkan berkat, kelimpahan, dan kemakmuran. Dalam setiap acara adat, arsik sering disajikan sebagai hidangan utama yang membawa harapan baik bagi keluarga dan komunitas.
Proses memasak arsik yang rumit dan penuh ketelatenan juga menunjukkan rasa hormat terhadap tradisi dan budaya leluhur. Dengan demikian, arsik bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan pelestarian budaya Batak yang kaya akan makna dan tradisi.

2. Manuk Napinadar. Manuk atau ayam panggang khas Batak yang dimasak dengan bumbu rempah, seperti andaliman, cabai rawit, kemiri dan bawang merah yang dibakar, juga di gongseng dan bumbu lainnya. Ayam kampung yang digunakan memberikan rasa yang lebih autentik, dan kadang dicampur darah ayam bagi yang dapat mengkonsumsi nya untuk menambah kekayaan cita rasa.
Manuk napinadar sering dihidangkan pada acara adat sebagai simbol harapan, kesehatan, dan berkat melimpah. Dengan aroma yang menggugah selera dan rasa yang kaya, manuk napinadar menjadi salah satu sajian yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga membawa makna mendalam dalam setiap tradisi Batak.
Hidangan ini menjadi bagian penting dalam ritual dan perayaan adat, menunjukkan betapa eratnya hubungan antara makanan, budaya, dan spiritualitas dalam masyarakat Batak.
3. Mie Gomak. Kuliner mie yang satu ini sangat populer di sekitar Danau Toba, termasuk Samosir. Mie ini dimasak dengan kuah santan kental dan beragam rempah, seperti andaliman dan lainnya, memberikan cita rasa yang nikmat.

Bentuknya yang mirip spaghetti membuatnya dijuluki “spaghetti-nya Batak,” karena memang bentuk mienya yang panjang dan agak tebal, mirip dengan spaghetti Italia.
Dengan perpaduan rasa yang kaya dan aroma rempah yang kuat, mie gomak menjadi salah satu sajian yang memanjakan lidah dan memberikan pengalaman kuliner yang autentik dari tanah Batak.
4. Sasagun. Makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras yang disangrai, kemudian dicampur dengan kelapa parut dan gula merah. Teksturnya yang lembut seperti pasir dan rasanya yang manis dan gurih membuatnya menjadi oleh-oleh favorit. Sasagun bisa dimakan begitu saja atau diolah menjadi kue kering dengan berbagai variasi rasa.
Keawetan sasagun membuatnya populer sebagai camilan yang praktis dan lezat, serta sering dibawa sebagai oleh-oleh khas dari daerah Batak, khususnya dari Pulau Samosir.
Dengan rasa manis yang alami dari gula merah dan gurih dari kelapa parut, sasagun memberikan pengalaman rasa yang autentik dan memuaskan bagi siapa saja yang mencicipinya. Sasagun juga menjadi bagian dari kenangan bagi banyak orang yang mengunjungi Samosir, membawa pulang sedikit rasa dan cerita dari tanah Batak yang kaya akan tradisi.

5. Dali ni Horbo atau Bagot ni Horbo. Adalah air susu kerbau yang diolah secara tradisional dan merupakan makanan khas Batak Toba. Pengolahan yang unik dan cita rasa yang khas membuat Bagot ni Horbo menjadi salah satu kuliner dengan kaya rasa dan tekstur yang lembut dari tanah Batak.
Dengan proses pembuatan yang sederhana namun penuh ketelatenan menunjukkan kearifan lokal dalam mengolah bahan alami., Bagot ni Horbo menjadi bagian penting dari tradisi kuliner Batak yang patut dilestarikan dan dinikmati. Olahan susu kerbau yang mirip keju, dengan cita rasa berkrim dan tekstur lembut.
Keunikan dan kelezatan dali ni horbo menjadikannya tidak hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai bagian dari pengalaman budaya yang autentik dari masyarakat Batak.
Kelima jenis kuliner khas Samosir ini memang sudah jarang disajikan dan mungkin hanya dikenal oleh sebagian kecil generasi Z saat ini. Oleh karena itu, penting untuk terus melestarikan dan memperkenalkan kuliner-kuliner tradisional ini agar tidak tertinggal kan atau terlupakan dan tetap menjadi bagian dari warisan budaya kita.
Jadi, jika Anda berkunjung ke Samosir, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner-kuliner yang lezat ini dan rasakan sendiri keunikan serta kekayaan rasa yang ditawarkan oleh Pulau Samosir yang memesona ini! (Monang Sitohang)
