BerandaEkonomiKota Medan "Diserbu" Warung Kelontong, Mie dan Kupi Aceh

Kota Medan “Diserbu” Warung Kelontong, Mie dan Kupi Aceh

MEDAN, PILAR MERDEKA – Perumpamaan ‘bak jamur di musim hujan’, kemungkinan ada benarnya menggambarkan warung kelontong yang akhir-akhir ini keberadaannya terlihat semakin ramai di pinggiran jalan wilayah Kota Medan. Dan bahkan merambah sampai ke Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Pedagang warung kelontong tersebut, kebanyakan perantau asal Aceh.

Rudin, salah seorang pengelola warung kelontong asal Aceh mengatakan, ada 15 warung mulai Simpang Pasar VII Desa Tembung sampai kawasan Pasar X, Sei Rotan menuju Batang Kuis. “Warga masyarakat sekitar Jalan Besar Desa Tembung-Batang Kuis, kerap menyebutnya Warung Kelontong Aceh,”ujar Rudin malam itu, Senin (04/08).

Di Jalan Sidomulyo  Pasar IX, Desa Tembung, papar Rudin, perantau asal Aceh Utara itu, ada lebih kurang 10 warung kelontong orang Aceh.

“Itu masih warung kelontong saja. Belum lagi warung mie Aceh. Dari simpang Benteng Hilir, Pasar VII Simpang Jodoh ke dalam hingga Batang Kuis maupun ke Bandar Setia, Kampung Kolam, warung mie Aceh sudah tak terhitung lagi jumlahnya,” tandas Rudin.

Ungkapan Rudin, ada benarnya juga. Meski Rudin bercerita tentang keberadaan warung kelontong Aceh dan warung mie Aceh di seputaran Desa Tembung hingga ke Batang Kuis.

Namun saat ini  juga di kawasan lintasan Jalan Kelambir Lima Kebon dan Jalan Kelambir Lima Kampung, di seputaran Kecamatan Hamparan, keberadaan warung kelontong dan mie Aceh serta warung kupi yang dikelola pebisnis perantau asal Aceh, cukup banyak juga jumlahnya.

Selain itu, di kawasan Jalan Letda Sujono, Kelurahan Bandar Selamat, Kelurahan Tembung, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, terlihat dengan jelas keberadaan warung kelontong, mie Aceh dan warung kupi yang dikelola perantau Aceh.

BACA JUGA  Tembakau Deli Kesohor di Pasar Lelang Bremen

Dan yang menarik untuk disimak tentang komentar Rudin terkait perantau warga Aceh yang banyak membuka usaha di Kota Medan, Desa Tembung, Desa Sei Rotan hingga ke Kecamatan Batang Kuis. Bahkan ke Desa Bandar Setia dan Kampung Kolam.

“Di sebagian daerah di Aceh. Masyarakat Aceh, ramai belanja hanya di hari pekan saja. Di Aceh, hari pekan seminggu sekali. Di hari pekan itu orang datang ramai berbelanja. Kalau di Medan, Tembung, Sei Rotan, Batang Kuis, Bandar Setia dan Kampung Kolam setiap hari ada aja orang yang belanja ke warung. Makanya orang Aceh banyak yang  membuka usaha di Medan dan Tembung,”paparnya lagi.

Dulu orang Aceh, tandas Rudin, banyak membuka warung kelontong  dan warung mie Aceh di kawasan Pinang Baris. “Sekarang ini sudah ada di mana-mana warung kelontong Aceh dan warung indomie. Baik di sekitar  Medan dan Desa Tembung serta daerah lainnya,”tandasnya lagi.

Sangat Positif

Kota
Pengamat sosial dan budaya Kota Medan, Sumatera Utara Dr. Hery Buha Manalu, S.Sos, M.Mis. (Foto. Pilar Merdeka)

Geliat bisnis perantau suku Aceh di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang yang membuka usaha kelontong dan mie Aceh. Menurut pengamat sosial dan budaya di Kota Medan, Sumatera Utara Dr. Hery Buha Manalu,S.Sos, M.Mis, sesuatu yang sangat positif.

Hery Buha mengatakan perantau, teman-teman asal Aceh membuka usaha bisnis tak hanya warung kelontong, warung mie Aceh. Namun juga membuka usaha bisnis warung kopi yang cukup representatif.

“Usaha bisnis dari teman-teman asal Aceh sangat positif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi mikro di Kota Medan khususnya dan Sumatera Utara pada umumnya serta kita harapkan dapat menampung tenaga kerja,”tandas Hery Buha, Selasa (5/8).

Teman-teman asal Aceh, tegas Hery Buha, sangat mampu menangkap peluang bisnis di Kota Medan dan beberapa wilayah di Kabupaten Deli Serdang dengan membuka usaha warung kelontong, warung mie Aceh dan warung kopi Aceh.

BACA JUGA  Bangkitkan Koperasi di Aceh

“Ada kekuatan bisnis para perantau asal Aceh yang membuka usaha di Kota Medan. Kekuatan bisnisnya ada di harga. Setiap duduk makanan dan minuman yang di jual di warung kelontong Aceh, warung mie Aceh dan warung kopi atau kafe  Aceh, harganya merakyat dan terjangkau untuk dibeli,”tegas Hery yang aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta di Kota Medan.

Terlebih lagi, papar Hery, masyarakat Aceh yang tinggal di Kota Medan punya solidaritas yang tinggi. Teman-teman asal Aceh saling mendukung untuk membuka warung kelontong, mie Aceh dan warung kopi Aceh.

“Geliat bisnis teman-teman asal Aceh di Kota Medan dan beberapa wilayah di Kabupaten Deli Serdang dikarenakan  masyarakat Kota Medan, Sumatera Utara, welcome. Hal yang penting untuk dicatat karena warga Kota Medan, Sumatera Utara welcome dengan teman-teman asal Aceh,”ungkapnya.

Ke depannya, saran Hery, kita perlu juga menikmati sajian menu makanan lokal. Mudah-mudahan anak-anak milenial terus  menyukai sajian spesial menu Aceh. Sebab mie Aceh, kopi Aceh itu makanan dan minuman ciri khas nusantara

Sekali lagi saya tekankan, ujar Hery, perantau asal Aceh yang membuka usaha warung kelontong, warung mie Aceh, warung kopi dan kedai sampai yang menjual sayur-mayur dan ikan basah, fenomena ekonomi positif guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (Fajaruddin Adam Batubara)

Google

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

spot_img
- Advertisment -

DAERAH