DEPOK, PILAR MERDEKA – Belasan tahun warga masyarakat menunggu dan berharap agar SMAN 15 berdiri di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, namun selama belasan itu belum ada tanda-tanda apapun, sekalipun sudah berkali-kali disampaikan dalam Musrenbang di Kelurahan Tugu. Demikian disampaikan H. Herman Harris, SH, seorang tokoh masyarakat setempat, warga Areman RT.002/RW.05, Kamis (20/03) di Palsigunung.
Di Kota Depok terdapat 16 SMA berplat merah atau negeri, SMAN 13 salah satu diantaranya, berada di Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis. Memang tidak begitu jauh, sekitar tiga sampai lima kilometer dari Kelapa Dua, Kelurahan Tugu, naik angkot bisa dua kali.
Bagi warga Tugu, jarak dan waktu tempuh tersebut masih terasa jauh dan terbebani. Sebab, dilihat dari sisi ekonomisnya akan mengeluarkan biaya lumayan besar bagi ekonomi lemah, dan kurang efisien bila dua kali menggunakan angkot dari Kepala Dua ke SMAN 13 di Cisalak Pasar. Kondisi itu sungguh dikeluhkan.
Belum lagi kalau bersekolah di SMA Swasta, biaya pasti lebih besar. Bagi sebagian warga yang tinggal di wilayah Tugu, terutama golongan warga ekonomi tidak mampu, bersekolah di swasta menjadi beban tersendiri yang tak ringan. Sehingga timbul pesimistis, untuk ruang dan kesempatan bersekolah lanjutan atas semakin kecil.
Menurut H. Herman, begitu ia biasa disapa, kemungkinan besar warga masyarakat di 19 RW pasti menginginkan SMAN 15 berada di Kelurahan Tugu. “Kelihatan tanda-tandanya sudah memberi angin segar,”cetus lelaki berperangai kalem dan bersahaja tersebut.

Survey Lokasi
Di hari yang sama, sekitar Jam 11.30 WIB, H. Herman bersama rombongan tim survey tiba di lokasi kedua dari sebelumnya survey di lokasi pertama. Rombongan survey diantaranya, Lurah Tugu, Wakil Ketua DPRD Kota Depok, sejumlah RW dan Kasubbag Disdik beserta jajarannya.
Survey lokasi tanah/lahan rencananya diperuntukkan SMAN 13 Depok. Lokasi pertama yang disurvey terletak di RT.001/RW.06 dan RT.005/04. Kondisi tanah/lahan tersebut berair, kedalaman kurang lebih satu meter, bekas persawahan, dan hingga kini beberapa empang masih aktif. Jika di lahan itu didirikan bagunan tentu butuh bahan/tanah urukan, konsekuensinya pengeluaran biaya ekstra.
Dan posisi tanah tidak di pinggir jalan, tapi dilalui jalan perkampungan, bentuk tanah ngacak atau tidak simetris, dan pemiliknya lebih dari dua orang. “Cocoknya lahan itu dibuat sarana wisata keluarga,”cetus Ucuf warga sekitar lokasi.
Sementara survey kedua, tanah/lahan berlokasi di Jalan Menpor No.67 RT.005/RW.03. Kondisi tanah, darat dan padat, luas 4.995 m2, status kepemilikan dokumen SHM dan atas nama satu orang. Hingga saat ini, di lokasi tanah tersebut masih berdiri bangunan bekas pabrik pernekel.
Dari dua lokasi tanah yang disurvey, masing-masing lokasi memiliki nilai jual tersendiri, tergantung kebutuhan, peruntukan dan kesiapan pagu anggaran yang tersedia. Sedangkan pengguna anggaran tentu punya hitung-hitungan matang yang tepat sasaran.
Kasubbag TU Cadisdik Wilayah II Kota Bogor & Kota Depok, Provinsi Jawabarat, Chendra Siswandi, S.A.P, MA mengatakan bahwa mengenai pengadaan lahan untuk SMAN 15 Kota Depok, pihaknya banyak menerima masukan-masukan dari masyarakat, untuk itu disurvey terlebih dahulu.
Chendra menjelaskan, di Kota Depok sangat sulit cari lahan yang ideal untuk SMAN 15. Karenanya, lokasi lahan sesuai masukan dari masyarakat harus dilihat dulu, tidak fokus hanya pada satu lokasi saja. Dalam hal ini, kata Chendra, kami dibantu oleh empunya wilayah.
Menurut Chendra, dari dua lokasi yang sudah disurvey, lokasi kedua lebih prioritas, terutama dilihat dari segi akses jalan, dan juga akses bencana. “Untuk sementara lokasi yang kedua ini menjadi prioritas dari segi akses jalan,”papar Chendra.
Bersama tim survey Disdik Wilayah II, ia akan merekomendasikan lokasi lahan kedua tersebut kepada tim apresial agar bisa merealisasikan pengadaan lahan untuk SMAN 15 Depok. “Mohon do’anya juga agar SMAN 15 sesegera mungkin bisa dibangun 2025 ini,”harap Chendra.
Masih dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Hj. Yeti Wulandari, SH menegaskan bahwa selaku wakil rakyat, ia sangat mendukung pembangunan SMAN 15 Depok segera dibangun.
Mengingat kebutuhan sekolah menengah atas negeri permintaannya cukup tinggi di tengah warga masyarakat Cimanggis, sementara SMAN baru ada satu, yakni SMAN 13 di Cisalak Pasar, dan juga banyak warga menyampaikan masukan agar SMAN 15 berada di Cimanggis, khususnya Kelurahan Tugu, tentu masukan itu menjadi salah satu pertimbangan dewan.
Pengadaan tanah/lahan untuk SMAN 15, murni anggarannya provinsi. Yang menghantarkan Yeti hingga ke lokasi adalah dalam rangka meninjau lahan atas masukan warga Kelurahan Tugu. “Saya bersama Lurah Tugu ingin meninjau lahan atas masukan warga,”tutur Yeti.
Hari itu, Yeti mengenakan layaknya PDL-pakaian dinas lapangan yang satu warna coklat muda, sepatu agak bertumit, berhijab juga mengenakan topi yang tertulis nama dan kedudukan, sependapat dengan Chendra, mengatakan lokasi lahan yang kedua disurvey masuk prioritas atau setidaknya bisa menjadi refresentatif dilihat dari sisi akses jalan dan kondisi lahan.
Lurah Tugu, Tri Sakti Anggoro, S.STP, SH menyampaikan bahwa ia bersama anggota dewan, dan tim survey Disdik Wilayah II Kota Bogor & Depok meninjau lahan yang rencananya untuk SMAN 15 sebagaimana masukan dan permintaan warga Kelurahan Tugu.
Semoga masukan dan permintaan warga masyarakat di wilayahnya bisa terealisasi. “Warga berharap SMAN 15 berada di wilayah Tugu, dan sudah belasan tahun ditunggu,”kata Lurah Tugu yang terlihat tegas.
H. Herman dan sejumlah Ketua RW menambahkan, kunjungan tim survey dari Disdik Provinsi Jabar beserta Wakil Ketua DPRD Kota Depok untuk meninjau lokasi lahan peruntukan SMAN 15 adalah survey yang pertama kali.
“Mudah-mudahan SMAN 15 berdiri di Kelurahan Tugu. Dan semoga lokasi lahan bekas pabrik pernekel ini menjadi pilihan tepat,”harap H. Herman seraya memberitahukan kapasitasnya dalam survey lokasi tersebut adalah perwakilan pemilik tanah.(Roels).