BerandaKulinerEvi Tanjung Ingin Mengembangkan Usaha Franchise, Favoritnya Ayam Penyet

Evi Tanjung Ingin Mengembangkan Usaha Franchise, Favoritnya Ayam Penyet

MEDAN, PILAR MERDEKA – Di seputaran taman bermain, daerah Jalan Gajah Mada, Kota Medan, terlihat sejumlah penggiat kuliner menjajakan jualannya. Diantaranya, penjual aneka kue yang menggunakan gerobak steling. Tata letak aneka kue tersusun sesuai jenisnya dan bersih.

Selain itu, juga ada penjual air kelapa muda dan ayam penyet. Lokasinya persis di bawah pohon rindang, Jalan DI Panjaitan di depan Warkop Bang Iwan. Boleh dibilang, lokasi kuliner tersebut cukup strategis dan daerahnya ramai lalu lalang orang.

Warung Dapur Ramah, itulah namanya. Usaha kuliner ini belum lama, sekitar dua bulan berjualan. Sajian pavourite, tersedia Ayam Penyet, Ayam Geprek dan Nasi Soto. Harganya relatif terjangkau, per porsi masing-masing Rp.12 ribu. Berbeda Nasi Soup, per porsi Rp.15 ribu. Warung ini tidak menjual jenis-jenis minuman ringan. Kalau pengunjung ingin minum, pesan di Warkop Bang Iwan.

Cerita punya cerita, saat berkunjung ke warung Dapur Ramah ini, ternyata pemiliknya seorang Wartawati, namanya Evi Tanjung. Ia terbilang sudah cukup berpengalaman berkecimpung di lapangan untuk melakukan tugas jurnalistik, sekitar belasan tahun.

Usaha
Evi Tanjung pemilik usaha warung Dapur Ramah. (Foto. Monang Sitohang)

Saat berbincang-bincang dengan Evi enam hari lalu, Selasa (28/5), usai melayani para pembeli, ia mengatakan kepada awak media ini,”bahwa usaha kuliner Dapur Ramah sudah berjalan sekitar dua bulan lalu, hari ini agak repot karena juru masaknya lagi pulang kampung, jadi terpaksa saya yang turun tangan,”ujar Evi sambil tersenyum.

Kalau bisa dibilang usaha kulineri ini sudah terlambat, karena beberapa tahun lalu ada yang sudah mensuport modal malah belum terpikir. “Sekarang mau gak mau harus dikerjakan karena faktor ekonomi juga, tahulah wartawan ini pak,”jelas Evi.

Kemudian Evi menjelaskan lagi, konsep untuk membangun usaha kuliner ini ke depannya seperti franchise. Franchise model bisnis yang memungkinkan pemilik bisnis membuka cabang dengan bekerjasama dengan orang lain.

Jadi saya sebagai pemilik usaha tidak perlu menyediakan modal karena yang akan mengusahakannya adalah mitra. Namun, sebagai pemilik bisnis nanti tidak lepas tangan, justru erlu membantu mitra untuk bisa mendirikan bisnis dari awal sampai menuju sukses.

“Terus kenapa pilihannya usaha ayam penyet Medan suka musiman, jadi gak ada matinya ya ayam penyet, selain itu cara penyajian praktis kemudian harga ekonomis, tinggal bagaimana resepnya dibuat enak, seperti pengelolaan bumbu dan sambalnya, yang terakhir hygines (kebersihaanya) dijaga,” ungkap Evi Tanjung.

Racikan Bumbu Original

Usaha
Erianto Ega dan Rizal sedang menikmati ayam penyet warung Dapur Ramah. (Foto. Monang Sitohang)

Warung Dapur Ramah, mulai buka Jam 10.00-22.00 WIB. Ayam penyet di warung ini punya cita rasa tersendiri. Racikan original bumbunya seakan menyuruh lidah bergoyang, sekali rasa pengen nambah. Bumbunya umum digunakan yaitu, jahe, bawang merah, bawang putih, kemiri, lengkuas dan cabai, kemudian diramu secukup porsinya lalu digoreng. Sajian ayam penyet dilengkapi lalapan segar.

Peralatan usaha ayam penyet ini membutuhkan peralatan yang berguna dalam hal produksi. Peralatan yang bisa digunakan ketika menjalankan usaha ayam penyet ini ialah wajan, kompor dan gas, spatula/sendok goreng, penghalus bumbu, piring, mangkuk, sendok dan peralatan penunjang lainnya.

Konsumen usaha ayam penyet disini dijelaskan Evi, seperti karyawan, mahasiswa serta mereka yang sedang lalu lalang dari kawasan Lapangan Jalan Gajah Mada ini juga terkadang singgah. Apablagi menu masakan ayam penyet yang nikmat dan enak ini dapat dikonsumsi oleh siapa saja dengan cita rasa yang nikmat, kemudian harganya juga ekonomis sangat terjangkau jadi semua kalangan dapat membelinya.

Dalam penyajian menu ayam penyet di warung Dapur Ramah ini, yaitu satu potong ayam goreng, kemudian ada tempe, potongan timun, nasi putih, kuah soup dan sambal. Kemudian pengakuan Evi Tanjung saat ini belum begitu banyak meyetok daging sehari untuk menu sejenis ayam 30-40 potong, itu lain untuk soto ayam dan soup daging.

“Itu pun sebelum jadwal tutup Dapur Ramah Jam 22.00 WIB terkadang ayam penyet sudah habis. Jadi melihat hal tersebut saya yakin keinginan untuk memiliki target tahun ini bisa buka 5 usaha kuliner di sekitar Kota Medan mudah-mudahan bisa terwujud, apa lagi bisa mendapatkan dukungan dari program pemerintah UMKM, sebagai program mendukung ekonomi rakyat,” ujar Evi Tanjung sambil tertawa sekaligus menutup perbincangan ini. (Monang Sitohang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

spot_img
- Advertisment -

DAERAH