MEDAN, PILAR MERDEKA – Kota Medan memiliki sejumlah gedung bersejarah peninggalan Kolonial Belanda yang berusia ratusan tahun. Kini, gedung-gedung itu menjadi daya tarik dari bagian objek wisata yang berada di Kota Medan. Kemungkinan, mempertahankan bentuk asli bangunan adalah dayak tarik tersendiri bagi wisatawan.
Di sekitar kawasan Kota Tua Kesawan terdapat beberapa gedung yang memiliki sejarah berbeda satu sama lainnya peninggalan kolonial. Antara lain, Gedung London Sumatera (Lonsum), Warenhuis, Bank Indonesia (BI) dan Gedung Kantor Pos.
Jarak antara gedung bersejarah yang satu dengan lainnya relatif berdekatan. Contohnya, Gedung Lonsum dengan BI dan Kantor Pos berjarak kurang lebih 300-500 meter. Terlihat, kebanyakan pengunjung berjalan kaki dari gedung yang satu ke gedung satu lainnya untuk melihat dan menjepret sisi-sisi tertentu gedung-gedung tersebut. Ada pengunjung menjepret pakai kamera digital dan rata-rata pakai hand phone android.
Bahkan terkadang ada fotografer sedang membidikkan kameranya ke arah sepasang sejoli, dan jepretan dilakukan berulang-ulang. Tampak sejoli bergeser tempat, gaya-performance, senyum atau tidaknya sejoli diatur sang fotografer. Kemungkinan, fotografer mengambil karakter gambar untuk latar belakang prewedding.
Lonsum (London Sumatera Utara)
Lonsum (London Sumatera), letaknya strategis di tengah kota, tidak jauh dari Esplanade (Lapangan Merdeka), tepatnya di persimpangan Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan. Gedung ini dibangun pada tahun 1909 dengan gaya arsitektur Eropa, khususnya rumah-rumah di London pada abad ke-18 dan ke-19.
Namun, perusahaan London Sumatera sendiri memulai sejarahnya pada tahun 1906 saat Harrisons & Crosfield mengelola kebun pertamanya di Indonesia, yang menjadi salah satu landmark kota Medan yang ikonik. Menariknya, gedung ini merupakan gedung pertama di Kota Medan yang dilengkapi dengan fasilitas lift.
Meskipun Pemko Medan telah menetapkan Lonsum sebagai cagar budaya, hal itu tidak lantas menjadikan Lonsum sebagai wisata yang bebas akses masuk. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk bisa menikmati Lonsum dari dalam. Maka dari itu, wisatawan lebih memilih menikmatinya dari luar saja.
Werenhuis
Gedung Warenhuis yang terletak di Jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Medan Barat, menyimpan sejarah panjang yang tak terlupakan bagi Kota Medan. Dibangun pada tahun 1916 oleh perusahaan Belanda, N.V. Hü’tenbach, gedung ini dirancang oleh arsitek ternama asal Jerman, G. Bos.
Resmi dibuka pada tahun 1919 oleh Wali Kota Medan pertama, Daniel Baron Mackay, Warenhuis menjadi supermarket pertama di Kota Medan yang sangat populer hingga 1942.
Namun, setelah melalui berbagai proses, pada tahun 2025 Gedung Warenhuis akhirnya diputuskan untuk direvitalisasi dan secara resmi ditetapkan sebagai cagar budaya.
Sejak peresmian tersebut pada acara Warenhuis Fest pada 16 Februari 2025, gedung ini mulai ramai dikunjungi masyarakat, baik warga lokal maupun wisatawan yang ingin menikmati keindahan arsitektur kolonial nya yang khas.
Bank Indonesia (BI)
Bangunan putih dengan arsitektur Eropa yang khas ini berada di Jalan Balai Kota, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, menghadap Esplanade (Lapangan Merdeka), dan gedung BI diapit oleh dua bangunan bersejarah, yakni Medan Townhall (Balaikota) dan De Boer Hotel (Grand Inna).
Gedung Bank Indonesia ini dibangun pada tahun 1906 dan mulai beroperasi pada tahun 1907 sebagai pusat Bank Belanda. Lokasinya berdekatan dengan Balai Kota Medan. Bangunan bersejarah yang memiliki nilai arsitektur dan sejarah yang tinggi dan awalnya berfungsi sebagai kantor De Javasche Bank, yang kemudian menjadi Bank Indonesia setelah kemerdekaan Indonesia.
Gedung ini memiliki desain arsitektur yang khas dengan perpaduan gaya kolonial dan lokal, serta menjadi salah satu landmark di Kota Medan. Selain sebagai institusi keuangan, gedung ini juga menjadi simbol stabilitas ekonomi dan moneter di wilayah Sumatera Utara.
Saat ini, Bank Indonesia terus menjaga dan merawat gedung ini sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya dan sejarah bangsa. Bangunan ini juga sering menjadi objek wisata sejarah dan arsitektur bagi pengunjung yang ingin mengenal lebih dalam tentang perjalanan sejarah ekonomi Indonesia.
Kantor Pos
Gedung Kantor Pos Medan didirikan di masa pemerintahan kolonial Belanda pada masa kepemimpinan Residen J. Ballot, saat itu berkantor di sekitar Esplanade (Lapangan Merdeka), tepatnya berada di Jalan Pos, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Barat, Kota Medan.
Kantor Pos Medan dibangun pada 1909 sampai 1911, ini dapat dibuktikan dengan adanya tulisan di bagian dinding luar bangunan kantor pos ukiran “ANNO 1911” diambil dari Bahasa Belanda yang berarti “Tahun 1911”.
Bangunan peninggalan di masa kepemimpinan Residen J. Ballot ini berada di sebelah kiri lapangan Merdeka, tepatnya di depan Hotel Inna dahulu merupakan Hotel De Boer, dan menghadap menyamping ke arah bekas bangunan Javasche Bank (kini Bank Indonesia) di sampingnya gedung Balai Kota lama.
Kantor Pos ini memiliki nilai historis sebagai pusat layanan pos yang melayani pengiriman surat antara Deli dengan Eropa terutama Belanda. Kini Kantor Pos Medan tak lagi beroperasi sebagai sarana surat-menyurat melainkan menjadi pusat kuliner yang bernama Pos Bloc. (Monang Sitohang)