BerandaInternasionalBelajar Pembangunan Ekonomi Daerah di Belanda

Belajar Pembangunan Ekonomi Daerah di Belanda

Oleh Said Achmad Kabiru Rafiie SE, MBA

Belanda merupakan negara maju yang memiliki pendapatan perkapaita 43.000 USD 2021. Kegiatan perekonomian utama di Belanda adalah sektor pertanian dan daerahnya dikelilingi oleh air dan berada dibawah permukaan laut sehingga kemampua adaptasi negeri Belanda dalam mengatasi masalah banjir dengan membendung laut dan membuat kanal merupakan salah satu sistem yang layak untuk dipelajari memingat banyaknya musibah banjir yang melanda daerah di Indonesia.

Saya berkesempatan untuk mengikuti pendidikan singkat pembangunan daerah, selama 17 hari di Kota The Hague, Belanda dengan beasiswa penuh dari pemerintah Belanda. Kota the Hague merupakan bagian kota bersejarah dalam sejarah Indonesia, karena tempat ini diselenggarakannya KMB (Konferensi Meja Bundar) yang bertujuan untuk menyetujui perpindahan kekuasaan dari pemerintah Belanda ke Pemerintah Indonesia pada tahun 1949.

Belanda
Said Achmad Kabiru Rafiie SE, MBA, Direktur LSM Center for Aceh and Social Studies & Dosen Univeristas Teuku Umar, Meulaboh saat mengikuti belajar Pembangunan Ekonomi Daerah di Belanda. (Foto. Ist)

Kegiatan pendidikan ini diikuti oleh 15 peserta dari perwakilan 11 negara, antara lain Timur Tengah, Afrika. Amerika Latin dan Asia yaitu Arab Saudi, Maroko, Jordania, Afrika Selatan, Rwanda, Nigeria, Somalia, Mozambique, Lebanon, Meksiko, dan saya mewakili Indonesia.

Kegiatan belajar ini bertujuan untuk memberikan pendidikan praktis dan studi kasus pembangunan daerah di Negara Belanda dan dari berbagai belahan dunia dengan menghadirkan pembicara ahli dan praktisi dari Lembaga international yang fokus pada pembangunan daerah, serta berkunjung ke pusat pemerintah kota Westland dan The Hague untuk mendengar langsung perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dari pembangunan daerah di Belanda.

Selain itu saya juga berkesempatan untuk berkunjung ke beberapa kota di Belanda, seperti Delft, Amsterdam, Utrecht dan kota Rotterdam untuk melihat-lihat tata perencanaan kota dan penyusunan blue print kota di Belanda, serta pelaksanaan smart city serta citizen participation.

Said Achmad
Said Achmad Kabiru Rafiie saat bersama para peserta belajar pembangunan daerah dari 11 negara di Belanda. (Foto. Ist)

Selain itu juga, saya berkesempatan untuk melihat greenhouse dan juga start up technology yang merupakan salah satu fokus pembangunan di Belanda terutama sektor pertanian yang menerapkan teknologi tinggi sehingga menjadikan Belanda sebagai negara pengeskpor produk pertanian terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Sehingga disini banyak hal yang dapat saya pelajari dari sisi pembagunan daerah di Belanda, terutama peran pemerintah yang menyediakan jaminan sosial kepada para penganguran yang belum bekerja hingga mendapatkan pekerjaan, artinya jika ada yang mengangur anda menjadi tanggungan negara hingga anda mendapatkan pekerjaan. Selain itu daerah yang tinggi pengangurannya akan mendapatkan dana pemerintah pusat yang lebih besar untuk dana jaminan sosial. Selain itu, peran swasta sebagai pengerak ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja dan produk sangat penting, juga termasuk peran wirausahawan.

Diberbagai daerah pemerintah Belanda membangun innovation quarter yang merupakan pusat terintergrasi pengembangan wirausaha di Belanda. Selain pemerintah dan sektor swasta, peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Civic Society ikut serta mendorong dan mengadvokasi kepetingan masyarakat untuk membangun daerah yang berkelanjutan.

Dalam kegiatan belajar ini sangat bermanfaat karena saya dapat sekaligus mempromosikan produk UMKM Indonesia dan Aceh seperti Batik, Tas Aceh dan Kopi Aceh serta produk-produk UMKM lainya kepada para peserta dari 11 negara itu dan pemateri dari Belanda.

Said Achmad
Said Achmad Kabiru Rafiie foto bersama dengan 15 peserta belajar pembangunan ekonomi daerah dari 11 negara di Belanda. (Foto. Ist)

Kedepannya, saya akan segera menulis dan menerbitkan buku tentang Pembangunan Ekonomi Daerah yang merupakan sebuah gagasan dan praktis yang nantinya akan diterbitkan pada awal tahun 2024 akan datang. Tentunya buku ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proses Pembangunan Ekonomi Daerah serta menjadi pratisi dalam mendorong pembangunan daerah yang inclusive dan berkelanjutan (sustainable)
di Indonesia.

**Said Achmad Kabiru Rafiie SE, MBA, Direktur LSM Center for Aceh and Social Studies dan Dosen Univeristas Teuku Umar, Meulaboh.

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments