BerandaEkonomiBangkitkan Koperasi di Aceh

Bangkitkan Koperasi di Aceh

Oleh : Achmad Kabiru Raflie

Koperasi merupakan sokoguru pembangunan di Indonesia. Founding Father sekaligus Bapak Koperasi Indonesia Drs. Muhammad Hatta menilai koperasi sebagai bentuk usaha yang cocok dengan karateristik Bangsa Indonesia.

Karakteristik ini didasarkan pada budaya gotong royong dan keinginan dari pendiri bangsa agar sumber daya ekonomi tidak dimiliki oleh sekolompok orang saja namun dinikmati oleh segenap Bangsa Indonesia.

Hal ini dirumuskan dalam konstitusi dan dasar Negara Indonesia, Pancasila yang mewajibkan pembangunan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan diperkuat dengan landasan konstitusi Undang Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan,”.

Dasar negara dan konstitusi negara kita menempatkan koperasi sebagai usaha bersama untuk mencapai kesejahteraan bersama. Hal ini sangat beralasan karena Rasulullah SAW menyampaikan “Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang sedangkan tetangga disampingnya kelaparan, padahal ia mengetahuinya (HR At-Thabrani).

Hal ini bertujuan agar kemakmuran dan kesejahteraan dibagi secara adil dan merata dan dinikmati oleh setiap orang dalam sebuah organisasi, masyarakat dan negara.

Aceh memiliki potensi sumber daya alam yang penting bagi perekonomian seperti padi, kelapa sawit, kelapa , pinang, kopi tentunya dan berbagai sumber hasil laut yang mestinya dapat dimanfaatkan menjadi komoditi unggulan untuk pangsa pasar dalam negeri dan expor. Sumber daya tersebut dapat dikelola secara professional melalui badan hukum koperasi.

Pada Hari Koperasi 1951, Bung Hatta sempat menyampaikan pidato di radio untuk menyambut hari nasional tersebut. Salah satu buah pikirannya tentang koperasi tertuang dalam buku “Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun” yang dirilis 1971.

Hal ini merupakan semangat bagi kita semua untuk menghidupkan koperasi di seluruh pelosok negeri. Peran Koperasi dalam pembangunan nasional sangat terasa 1984 Indonesia berhasil menjadi negara swa sembada beras. Setiap desa aktivitas koperasi menjadi bagian dari giat ekonomi dan pembangunan.

Otonomi desa pada tahun 2014 melalui Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa menghidupkan kembali kewenangan desa untuk membentuk badan usaha sehingga BUMDES atau Badan Usaha Milik Desa tumbuh secara signifikan.

Negara Skandinavia seperti Denmark, Norwegia dan Swedia tercatat sebagai negara yang memiliki pertumbuhan dan peran koperasi yang kuat dalam perekonomian menurut laporan International Cooperatives Alliance (ICCOP).

Laporan SDGs Transformation center 2024 menyebutkan implementasi SDGs terbaik dilakukan oleh Negara Scandinavia yang memiliki koperasi yang tumbuh dan berkembang.

Di Negara Eropa Skandinavia tersebut, koperasi mengelola lahan HGU dan menjadi pemasok utama kebutuhan rumah tangga termasuk menjadi dealer utama susu untuk pasokan negara.

Koperasi mengelola usaha simpan pinjam dan menjadi penyedia utama kebutuhan input petani. Hal ini selaras dengan ratio gini atau tingkat ketimpangan pendapatan yang rendah di negara Skandinavia artinya negara yang koperasi berkembang dan maju maka ketimpangan pendapatan masyarakatnya rendah.

Saya (Said Achmad Kabiru Rafiie) berkesempatan untuk mengisi acara bimbingan Teknik Menyusun laporan keuangan Koperasi di Kabupaten Aceh Barat yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Industri dan perdagangan Kabupaten Aceh Barat.

Acara ini dihadiri oleh bendahara koperasi dan para pengurus koperasi yang mendapatkan bimbingan teknis selama 3 hari. Selain itu, koperasi juga dapat terkoneksi dengan digitalisasi.

Berdasarkan survey Kompas 2021 baru 0,9 % koperasi yang terdigitalisasi. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama untuk meningkatkan peran dan profesionalisme pengelolaan koperasi.

Dalam laporan keuangan koperasi yang perlu diperhatikan adalah laporan neraca, laporan SHU (Sisa Hasil Usaha), laporan arus kas, dan laporan promosi ekonomi anggota. Hal ini berupaya untuk mewujudkan koperasi yang sehat.

Jumlah koperasi di Aceh Barat mencapai 400 lebih sehingga jika semuanya dikelola dengan professional akan menjadi pendorong ekonomi daerah karena koperasi berperan dalam kesejahteraan anggota secara khusus dan masyarakat secara umum.

Semoga koperasi tumbuh dan menjadi lokomotif utama pelaku dalam perekonomian daerah khususnya Aceh Barat.

Penulis adalah Dosen Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh & Director Center For Aceh and Social Studies.

Iklan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments