DELI SERDANG, PILAR MERDEKA – Terapi perawatan dan/atau pengobatan ala pijat/pijit/urut/kusuk telah melegenda sejak peradaban Mesir Kuno, Tiongkok dan berkembang mengikuti zamannya. Perawatan dan pengobatan tradisional berupa alternatif pijat, pada akhirnya mengiringi kemajuan serta perkembangan dunia kesehatan-kedokteran di sisi lain. Kini, metode pijat semakin berkembang, dan mampu memberikan khasanah ilmu pengetahuan.
Maaf…, dalam tulisan ini sama sekali tidak menyinggung ‘pijat plus plus enak batiniah’. Tapi sedikit bercerita tentang pijat kesehatan dan kebugaran lahiriah. Seperti Pijat Refleksi di titik syaraf kaki dan tangan, Kretektek, Relaksasi, Aromaterapu, Shiatsu, Tahai serta Pijat Batu Panas. Semua metode pijat diatas merupakan gambaran perkembangan pijat dengan teknik dan manfaat masing-masing kebutuhan.
Indut Syahputra (36), kemungkinan salah seorang dari ribuan atau puluhan ribu praktisi pijat. Ia sudah menekuni profesi trapis pijat dan urut badan secara profesional sejak 2008. Indut tergolong sosok terapis muda, umumnya ahli pijat tradisional atau urut kebanyakan berusia diatas 40-an.
Sekilas, sebelum merasakan sentuhan lembut gemulai jari jemari tangannya yang bertenaga energik atau seakan punya tenaga ‘dalam’ itu, calon pasien cenderung kurang yakin. Mungkin, karena melihat penampilan fisik Indut yang langsing dan tak termasuk tinggi.
Bakat dan keterampilan yang dimiliki Indut meliputi pijat refleksi untuk pengobatan organ tubuh bagian dalam, pijat urat untuk capek badan dan pijat untuk lemah syahwat, menjadikan seorang Indut jarang di rumahnya yang berada di kawasan Lorong V Desa Sei Rotan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang karena dipanggil untuk terapi di rumah-rumah si pasien.
“Saya belajar kusuk atau pijat ini dari Abang kandung, serta banyak belajar lewat buku panduan dan dulu kakek saya memiliki kemampuan dan ketrampilan ilmu pijat,” ungkap ayah 2 orang anak pada awak media ini, sambil juga menyebutkan nomor handphone (hp) 0831-4769-6851 bilamana ada yang ingin dipijat., pada Senin (28/7/2025).
Saat ditanya lebih lanjut tentang sukanya menjadi terapis kusuk Indut mengungkapkan; “Sukanya kita bersilaturahmi dengan banyak orang dan membantu saudara-saudara kita yang mengalami sakit, dukanya harus pulang malam yang terkadang sampai dini hari, dan soalnya dukanya pernah kehilangan sepeda motor di rumah pasien,” ujarnya.
“Saya tak pernah menetapkan tarif secara komersil berapa yang diberi saya terima dengan ikhlas, karena yang mendasari niat awal menjalani profesi tukang kusuk adalah untuk menolong sesama” terang Indut.
Saat ditanya apa ada menyediakan dan menjual ramuan, Indut menjelaskan, “Saya menyiapkan jamu untuk kesehatan tubuh yang bahannya saya racik sendiri dari rempah dan herbal, misalnya untuk sakit pinggang kalau yang lainnya belum ada,”.
Semoga kemampuan dan ketrampilan Indut Syahputra dapat membawa manfaat besar bagi banyak orang yang membutuhkan bantuan. Karena, sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. (Budi Sudarman)
