DEPOK, PILAR MERDEKA – Ketika seseorang mendengar kata pintar, ia akan merasa bangga bila memang dirinya pintar. Sebab, kepintaran merupakan salah satu barometer berharga dalam menentukan tingkat kecerdasaan seorang manusia.
Orang yang pintar akan lebih mendapat tempat yang dihargai dibanding orang bodoh. Oleh karenanya, hampir semua orang tua menginginkan anaknya untuk menuntut ilmu mulai dari sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Bahkan tak sedikit orang tua berlomba-lomba agar anaknya bersekolah di sekolah favourite, cenderung bagi keluarga mampu. Disamping itu, diberikan tambahan kursus, seperti bahasa asing, matematika dan lainnya. Tujuannya, si anak agar lebih pintar.
Harapan orang tua, anak akan lebih siap untuk menghadapi persaingan di masa depan. Artinya, masa depan anak lebih berpeluang dan menjanjikan kesuksesan disertai kebahagian dalam hidup.
Namun, ada hal penting yang patut diperhatikan, tidak cukup hanya bermodalkan pintar dalam menjalani kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Apa itu, mendidik anak berprilaku benar. Ucapan yang benar dan tindakan benar. Hal itu, harus dicamkan sejak usia dini.
Secara umum orang tahu bahwa mendidik anak agar berperilaku benar akan lebih sulit dari pada mendidik anak menjadi pintar. Pintar bisa dikejar dengan belajar rajin dan tekun. Benar, tidak cukup hanya belajar, tetapi butuh sentuhan kasih sayang serta keteladan orang tua dalam mendidik anak.
Lalu dari mana bisa menjadikan anak tumbuh berkarakter benar dalam berucap dan bertindak, tentulah dari kedua orang tua. Karena, orang tua adalah cermin pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. “Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya dan bapak adalah kepala sekolahnya”.
Jadi, anak pintar dan berperilaku benar, hanya bisa digapai dari sentuhan kasih sayang dan keteladan orang tua dalam mendidik anak sejak usia dini. “Dengan adab seseorang akan faham tentang ilmu, dengan ilmu seseorang belum tentu faham tentang adab.” (Supriyadi/Pitroh)