PILAR MERDEKA – Pemuteran, desa pesisir di barat Bali, kembali menegaskan pesonanya sebagai permata wisata Indonesia. Terletak sekitar tiga jam perjalanan dari Kuta, desa kecil di Kabupaten Buleleng ini menghadirkan suasana hening yang langsung memeluk perasaan siapa pun yang datang. Alamnya yang damai dan masyarakatnya yang hangat membuat setiap langkah terasa berarti.
Suasana pedesaan yang tenang mendadak terasa penuh kebanggaan setelah Pemuteran meraih penghargaan Best Tourism Village (BTV) 2025 versi UN Tourism. Penghargaan internasional ini diserahkan pada 17 Oktober 2025 di Huzhou, Tiongkok, dan menjadi bukti bahwa Pemuteran tidak hanya indah, tetapi juga berhasil mengelola wisatanya dengan prinsip keberlanjutan kelas dunia.
Best Tourism Village 2025 – pengakuan dunia untuk Pemuteran. Penghargaan bergengsi ini terasa layaknya hadiah besar bagi kerja keras masyarakat Pemuteran selama bertahun-tahun. Mereka tidak hanya menjaga alam, tetapi juga merawat budaya, membangun kolaborasi, dan menempatkan keberlanjutan sebagai fondasi utama.
Keberhasilan ini memperkuat posisi Pemuteran di antara desa wisata Indonesia yang telah terlebih dahulu menorehkan prestasi global, seperti Nglanggeran (2021), Penglipuran (2023), Jatiluwih (2024), dan Wukirsari (2024).
Bahkan sebelumnya, Pemuteran juga menyabet ASEAN Tourism Standard kategori Community-Based Tourism (CBT) 2023–2025. Deretan prestasi ini menunjukkan bahwa Pemuteran bukan sekadar destinasi, melainkan contoh nyata keberhasilan komunitas mengelola wisata secara bijaksana.
Desa Wisata Berkelanjutan
Sebagai desa pesisir, Pemuteran dikenal karena lautan yang jernih, budaya lokal yang hidup, dan komitmen kuat menjaga lingkungan. Warga bersama pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat bersinergi mengembangkan wisata tanpa merusak alam.
Di desa ini, keberlanjutan bukan sekadar konsep. Ia terasa nyata pada setiap aktivitas warga: menjaga terumbu karang, merawat adat, hingga membuka pintu bagi wisatawan untuk merasakan kehidupan Bali yang sesungguhnya. Semua dilakukan dengan hati, dengan kesadaran bahwa alam bukan warisan, melainkan titipan.
Beragam keindahan terpampang di desa ini. Semuanya membawa pengalaman yang menenangkan, mendalam, dan penuh makna.
1. Pantai Pemuteran
Pantai Pemuteran adalah harmoni antara pasir lembut, cahaya matahari, dan bukit yang memeluk garis pantai. Wisatawan bisa menyaksikan matahari terbit yang perlahan muncul dari balik cakrawala—pemandangan yang sering membuat pengunjung terdiam terharu. Di sini, snorkeling dan menyelam menjadi kegiatan favorit. Alam bawah lautnya terjaga, menghadirkan warna dan kehidupan yang menakjubkan.
2. Konservasi Biorock Pemuteran

Tak jauh dari pantai, berdiri Biorock Pemuteran, proyek konservasi terumbu karang buatan terbesar di dunia. Di kedalaman laut, formasi karang tumbuh di rangka baja berbentuk hewan dan struktur unik lainnya. Menyelam di sini bukan sekadar melihat karang—ini pengalaman memahami bagaimana manusia bisa merawat kehidupan laut dengan teknologi dan ketulusan.
3. Wisata Budaya di Pura Batu Kursi
Bagi pencinta budaya, Pura Batu Kursi memberikan sentuhan spiritual yang kuat. Terletak di atas bukit dengan panorama laut yang luas, pura ini menyimpan ikon batu besar berbentuk kursi. Meski harus menapaki banyak anak tangga, rasa lelah seketika hilang ketika angin sejuk menyentuh wajah dan pemandangan menakjubkan terhampar di depan mata.
Penghargaan Best Tourism Village 2025 menjadi penegas bahwa Pemuteran berhasil menyatukan alam, budaya, dan keberlanjutan dalam satu destinasi. Setiap sudut desa ini mengundang ketenangan, setiap interaksi masyarakat menyampaikan keramahan, dan setiap langkah membawa makna.
Jika Anda mencari tempat untuk beristirahat dari hiruk-pikuk hidup—tempat yang tidak hanya indah, tetapi juga membuat hati lebih tenang—Desa Pemuteran adalah jawabannya.
Sebuah desa sederhana yang kini berdiri gagah di panggung dunia, mengharukan sekaligus membanggakan bagi Indonesia. (Mons)

