MEDAN, PILAR MERDEKA – Bubur sumsum adalah salah satu kudapan atau cemilan tradisional yang sangat populer. Meskipun terbuat dari bahan-bahan sederhana dengan tekstur yang lembut dan rasa yang lezat, sehingga bubur sumsum menjadi salah satu makanan favorit bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Untuk mendapatkan bubur sumsum tidaklah begitu sulit karena banyak yang menjajakan di daerah-daerah, seperti Kota Medan, pedagang bubur ada yang berjualan di pinggir jalan dengan menggunakan lapak, gerobak dan pasar tradisional.
Yono (54 tahun), seorang ayah dari dua putri, istrinya Sartini (42 tahun) telah berjualan bubur selama belasan tahun di Jalan Karya Wisata. Menurut Yono, awalnya berjualan di depan pajak/pasar Johor di Jalan Karya Wisata ketika masih lajang. Beberapa tahun kemudian, pindah ke lokasi lain di Jalan Karya Wisata yang berjarak sekitar 20 meter dari lokasi awalnya.
“Saya sudah belasan tahun berjualan aneka bubur bang, ada bubur kacang hijau, candil dan bubur sumsum. Alhamdulillah sehari bisa terjual 100 cup. Harga per cupnya Rp.5000, kalau sekarang ini jualan saya ada mie balap, bakwan dan nasi goreng dan buka mulai Jam 06.30 – 11.00 WIB,” ujar Yono, Minggu (29/06) di lapak jualannya.

Bubur sumsum ini original, jelas Yono, terbuat dari tepung beras, pandan, santan kelapa murni yang diolah secara higienis dan tanpa bahan pengawet, disajikan dengan gula merah aren asli yang telah dicairkan.
“Jadi saat pembeli pesan bubur, baik itu kacang hijau atau sumsum, baru santan dan gula aren nya dicampur. Dan saya pilih gula merah yang aren supaya manis nya benar-benar terasa,” beber Yono, yang berjualan selalu berdua bersama istri.
Yono juga mengungkapkan bahwa penjualan bubur saat ini jauh berbeda dengan sekitar 10 tahun lalu. Dulu, ia berani memasak bubur dalam jumlah besar, bahkan berkilo-kilo, namun sekarang ia hanya menggunakan satu kilogram bahan saja. Hal ini membuatnya harus menambah menu jualan, seperti mie balap dan lainnya, untuk meningkatkan pendapatan.
Maria, ibu dari tiga orang anak, warga Medan Johor, mengatakan bubur Bang Yono memang lezat rasanya menggugah selera. Saya hampir setiap hari sarapan bubur, memang lebih dominan beli bubur kacang hijau. “Yang bikin tambah lezat bubur bang Yono itu gula merahnya manis terasa,” ungkap Maria.
Begitu juga dengan ungkapan Wak Ali, seorang kakek yang berumur 80 tahun dan memiliki 15 cucu, memberikan pujian untuk bubur Yono. Menurut Wak Ali, bubur Yono sangat enak, terutama bubur kacang hijau dan bubur sumsumnya. Paduan rasa gula aren dan santan yang pas banget.
Jadi, kalau kamu mau mencoba kudapan tradisional bubur sumsum dengan cita rasa lezat di Jalan Karya Wisata, jangan ragu untuk mampir di lapak bubur Yono. Buka setiap hari mulai Jam 06.30 hingga 11.00 WIB. Kamu bisa datang kapan saja untuk mencicipi kudapan favoritmu. (Monang Sitohang)