BerandaInternasionalPusat Tomat Dunia, Belanda Menjadi Rujukan Sektor Pertanian

Pusat Tomat Dunia, Belanda Menjadi Rujukan Sektor Pertanian

Oleh : Said Achmad Kabiru Rafiie, SE, MBA
Selain populer kincir anginnya di belahan dunia, Belanda juga dikenal hingga saat ini sebagai negara penghasil produk pertanian terbesar di Eropa.

Bukan menjadi ukuran, meskipun negara tergolong kecil dibandingkan Prancis dan Jerman negara tetangganya, Belanda terbukti negara yang sukses mengadopsi teknologi dan digitalisasi masuk ke dalam sektor pertanian. Hal itulah menjadikan Belanda sebagai rujukan dunia untuk sektor pertanian.

Negaranya memang fokus mengelola lingkup pertanian. Bentuk perhatian pemerintah, salah satunya dalam pengembangan sektor pertanian dengan mendirikan Pusat Kajian Tanaman Tomat, dan itulah alasannya Belanda dijadikan rujukan dunia. Tak salah kalau dijadikan rujukan,”kira-kira begitu bisik hati, ketika mengikuti pendidikan singkat pada salah satu lembaga sekitar November 2023 di Belanda.

Belanda
Said Achmad Kabiru Rafiie (menggunakan batik) peserta dari Aceh saat hendak mencoba tomat yang diproduksi di Greenhouse Tomato World

TOMATO World merupakan sebuah Lembaga Penelitian yang dikelola oleh swasta yang meneliti berbagai varietas tomat dan mengkaji secara detail pertumbuhan tomat, penyakit, tingkat stress hingga media tanam yang cocok terutama yang di tanam dalam rumah kaca (greenhouse).

Selain itu, TOMATO World juga menerapkan teknologi robot dan otomasi dalam proses penanaman, pemeliharaan dan panen sehingga kualitas lebih terjaga dan monitor lebih mudah dilakukan oleh pengawas melalui layer monitor termasuk tingkat stress tanaman tomat.

Para pengunjung berasal dari berbagai dunia yang datang untuk mempelajari tentang tanaman tomat. Lembaga ini juga menyediakan tour untuk pengunjung yang diawali dengan pemberian kuliah yang menceritakan tentang pengunaan data driven dan robot dalam penanaman tomat.

Belanda
Peserta sedang melihat jenis tomat yang dihasilkan oleh Tomato World. (Dok.pribadi)
Belanda
Said Achmad Kabiru Rafiie sedang mencoba tomat yang ditanam di greenhouse bersama peserta dari Kurdistan Irak. (Dok.pribadi)

Sangat takjub dengan kemajuan teknologi yang diterapkan dalam rumah kaca yang juga mengunakan energi ramah lingkungan yang berasal dari panas bumi.

Saya sangat terkesima saat itu melihat perkembangan sektor pertanian di Belanda yang dapat memanfaatkan lahan yang kecil tetapi dapat menghasilkan produksi yang tinggi. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengunaan teknologi dan digitalisasi sektor pertanian di Belanda yang dapat kita adaptasi, tiru dan modifikasi untuk menghasilkan produksi pangan yang lebih tinggi di Indonesia.

Selama mengikuti tour, Para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai Lembaga Tomato World yang merupakan lembaga khusus yang menangani masalah tomat dari hulu sampai ke hilirnya.

Belanda
Penjelasan mengenai jumlah rumah kaca di Belanda yang mencapai 10.555 hektar , jumlah perusahaan 3.707 dan jumlah nilai expor sayuran dan buah USD 13,6 juta. (Dok.pribadi)
Belanda
Peta asal pengunjung di Tomato World , saya menjadi pengunjung pertama di provinsi Aceh dan banyak pengunjung dari berbagai belahan dunia lainnya. (Dok.pribadi)

Melihat tanaman tomat dalam rumah kaca hingga mencoba beberapa varitas tomat yang ada yang memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Sungguh ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya untuk dapat memahami penerapan teknologi dan digitalisasi sektor pertanian khususnya tanaman tomat.

Semoga pemerintah daerah kita serius dalam memajukan sektor pertanian secara menyeluruh dan berharap kita akan menjadi negara yang mandiri secara pangan.

Penulis adalah Dosen Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh & Director Center For Aceh and Social Studies.
Belanda
Said Achmad Kabiru Rafiie saat berada di Tomato World di Belanda. (Dok.pribadi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

spot_img
- Advertisment -

DAERAH