JAKARTA, PILAR MERDEKA – Dr. Harli Siregar, S.H.,M.Hum, mantan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia (RI), kembali menunjukkan kiprah besarnya dalam dunia keterbukaan informasi.
Pada Selasa, 25 November 2025, di Westin Hotel Jakarta, Dr. Harli Siregar menerima Detikcom Award sebagai “Tokoh Pendorong Keterbukaan Informasi Lembaga Hukum.” Penghargaan ini menjadi pengakuan nyata atas kontribusinya dalam mendorong transparansi di tubuh Kejaksaan.
Penghargaan bergengsi ini diberikan karena Derikcom menilai selama menjabat sebagai Kapuspenkum, Harli Siregar mampu membawa perubahan besar. Harli berhasil membangun tagline baru Puspenkum: “lebih Modern, Humanis, Edukatif, dan mudah diakses.” Tagline itu bukan sekadar slogan, tetapi lahir dari kesadaran bahwa perkembangan teknologi informasi menuntut lembaga hukum untuk bergerak cepat dan terbuka.
Detik-detik konferensi pers yang menampilkan triliunan rupiah uang sitaan kasus korupsi menjadi salah satu momen paling fenomenal. Tumpukan uang yang disusun rapi itu seakan berbicara sendiri: menunjukkan betapa besarnya kerugian negara akibat korupsi. Publik tak hanya melihat angka, tetapi benar-benar merasakan skala kejahatan yang terjadi.
Harli menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut adalah bentuk nyata dari prinsip transparansi Kejaksaan. Menurutnya, media massa adalah mitra strategis, bukan semata penyalur berita, melainkan penjaga akuntabilitas lembaga penegak hukum. Ia mendukung pers sebagai pilar keempat demokrasi, yang berhak melakukan kontrol sosial melalui pemberitaan yang objektif dan kritis.
“Pers merupakan mitra strategis Kejaksaan dalam publikasi informasi kinerja secara akurat, cepat dan edukatif, sehingga masyarakat tidak dibuat bingung oleh informasi yang tidak ada nilai kebenarannya,” ujar Harli.
Harli Siregar menambahkan bahwa pers yang profesional berperan besar dalam memerangi maraknya misinformasi, sehingga sinergi dengan media bukan hanya penting, tetapi wajib terus dijaga.
Sosok Komunikatif
Di mata para jurnalis, Harli dikenal sebagai pejabat yang komunikatif, terbuka, dan mudah dihubungi kapan saja. Ia tak ragu duduk bersama wartawan untuk menjelaskan konteks suatu kasus, sehingga berita yang disajikan publik menjadi lebih akurat dan komprehensif. Kepribadian terbuka itu membuatnya dihormati dan dianggap sebagai figur yang memahami peran vital media dalam proses hukum.
Usai menerima penghargaan, pria yang kini menjabat sebagai Kajatisu itu menyampaikan pesan penting kepada para jaksa muda. Ia menekankan perlunya pengetahuan tentang komunikasi publik, kemampuan mengelola informasi kelembagaan, dan sikap santun namun tetap tegas.
Baginya, jaksa masa kini tak hanya menegakkan hukum, tetapi juga menjaga citra positif Kejaksaan di mata masyarakat. Karena itu, seluruh sarana komunikasi, termasuk media sosial, harus dimanfaatkan secara bijak untuk membangun opini yang positif.
Harli menutup pesannya dengan satu tekad: jaksa harus selalu menjadi wajah lembaga hukum yang dipercaya publik. Dedikasi dan keterbukaannya selama ini menjadi contoh bahwa transparansi bukan sekadar tuntutan zaman, tetapi kewajiban moral bagi siapa pun yang memegang amanah penegakan hukum. (Mons)
