JAKARTA, PILAR MERDEKA – Tepat di 122 hari pertama pemerintahan Kabinet Merah Putih, Presiden Prabowo mencopot salah satu menterinya. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro dicopot. Pengggantinya, Wakil Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Brian Yuliarto.
Selain mencopot Mendikti Saintek, Prabowo juga melantik empat orang kepala lembaga pada reshuffle perdananya. “Ini langkah positif. Para menteri dan pembantu presiden yang lain harus melihatnya sebagai warning atau peringatan,” ujar praktisi hukum Aksin, SH di Jakarta, hari ini (19/2).
Tokoh hukum kelahiran Kebumen, Jawa Tengah itu bersyukur bahwa Presiden Prabowo tidak menutup mata atas apa yang terjadi di Kementerian Dikti Saintek. Beberapa waktu yang lalu, melalui berbagai media, Aksin juga menyuarakan tuntutan itu.
“Saya perhatikan, yang mengkritisi Satryo tidak hanya saya. Banyak elemen masyarakat lain, termasuk anggota DPR RI yang juga berpendapat sama. Bahkan saya rasa, sebagian besar ASN di Kementerian Ristek Saintek juga bersyukur atas pencopotan Satryo,” papar Aksin.
Ditemui di kantor prakteknya, Aksin Law Firm, bilangan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Aksin berpendapat, di samping kinerja yang buruk, Satryo juga memiliki masalah dalam hal attitude atau behavior.
“Ibarat anak sekolah, raport-nya merah. Ditambah perilaku adigang-adigung-adiguna yang tidak cocok dengan spirit Kabinet Merah Putih,” tegasnya seraya menambahkan, “kami sangat mengapresiasi Presiden Prabowo yang demokratis dan terbuka menerima masukan masyarakat.”
Ia berharap, ke depan Presiden dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih, aman, sejahtera, lebih berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. “Terlebih ke depan, Indonesia benar-benar membutuhkan seorang menteri yang betul-betul memiliki karakter dasar yang berilmu dan beradab. Bisa mengayomi sekaligus menggerakkan staf di kementeriannya mulai dari level OB sampai eselon 1,” katanya. (*)