BerandaKolomTak Disiplin Berlalin Penyumbang Kemacetan

Tak Disiplin Berlalin Penyumbang Kemacetan

Oleh Monang Sitohang
Kemacetan di jalan raya sudah menjadi pemandangan sehari-hari, cenderung terjadi di kota-kota besar dan termasuk di ibukota-ibukota suatu daerah. Beragam penyebab menjadi sumber kemacetan yang sebagian sudah membudaya di tengah-tengah masyarakat di Indonesia.

Diantaranya, tidak disiplin berlalu lintas (berlalin) atau tidak patuh terhadap rambu-rambu lalu lintas di jalan raya baik para pejalan kaki maupun pengendara, tak sedikitnya pedagang kaki lima masih berjualan di trotoar dan/atau di tepi jalan, urbanisasi, dan kapasitas jalan sudah tak wajar menampung volume kendaraan. Sementara pembangunan gedung-gedung di pusat kota terus bertambah, tumbuh subur bak jamur di musim hujan, mungkin sebagian mengabaikan ketentuan tata ruang.

Jika terjadi kemacetan dan kesemrawutan di jalan raya, siapa yang mau disalahkan, jawabnya, pasti tak satu pihakpun akan mau dipersalahkan. Di sisi lain, jika pihak-pihak pelaku sumber penyumbang kemacetan diajak untuk bersama mencari dan menekan tingkat kemacetan serta kesemrawutan, pasti pihak terkait tersebut cenderung saling lempar tangggungjawab atau pun berbuat setengah hati alias tidak tuntas.

Kapan kemacetan yang disertai kesemrawutan terjadi di jalan raya, umumnya berlangsung pada jam-jam sibuk (peak hours) dan jalan tergenang air di titik-titik jalan tertentu saat musim hujan. Ketika situasi dan kondisi jalan raya macet semrawut, rambu lalu lintas hampir tak berfungsi, dan petugas terkait pun tak seketika serta-merta mampu mengatasi, paling sekedar menekan agar kemacetan, kesemrawutan tidak semakin parah sembari mengatur pengendara sehingga secara perlahan bisa terurai.

Disiplin
Kenderaan roda dua dan roda empat tampak memadati kawasan perempatan Titi Sewa Tembung, merupakan perbatasan antara Kota Medan dan Deli Serdang, Sabtu (5/10/2024). (Foto. Pilar Merdeka)
Disiplin
Situasi jalan sedang macet, ada pengendara saling mendahului sehingga terjadi adu mulut sesama pengendara di Simpang Empat Titi Sewa di Jalan Letda Sujono, Rabu (31/05/2023). (Foto. Pilar Merdeka)

Tak disiplin atau tidak tertib berlalu lintas sangat memungkinkan menjadi salah satu faktor penyumbang kemacetan. Contohnya, pada jam-jam sibuk jalan raya padat kendaraan. Saat bersamaan tak jarang sebagian pengendara baik pengendara sepeda motor, mobil pribadi maupun angkutan umum saling serobot jalur, selip sana selip sini masing-masing mau lebih dulu, buntutnya macet semrawut. Terkadang, ada pula pengendara berhenti/parkir di pinggir jalan raya yang sedang padat kendaraan, tanda larangan berhenti diabaikan.

BACA JUGA  Jalan Sumber, Jalur Favorit Mahasiswa USU 

Sekecil apapun ketidak disiplinan berlalu lintas dan ketidak patuhan terhadap rambu-rambu lalu lintas di jalan raya, pasti berdampak, setidaknya berpotensi penyumbang kemacetan. Bukan saja karena perilaku pengendara, tapi pejalan kaki yang tidak patuh tertib aturan di jalan raya dan pedagang kaki lima di tepi jalan atau trotoar juga berpotensi penyebab kemacetan. Semua faktor-faktor penyebab kemacetan karena perilaku manusia itu, sudah membudaya yang termaklumkan.

Salah satu lokasi jalan raya yang kerap di landa kemacetan, terlebih peak hour (waktu puncak ketika terjadi kesibukan) adalah Jalan Letda Sujono, Medan Tembung, Ibarat penyakit sudah kronis dan telah berlangsung hampir sepuluh tahun terakhir. Sejauh ini belum terlihat ada upaya pemerintah kabupaten/kota atau provinsi untuk menekan tingkat kemacetan di Jalan Letda Sujono tersebut, terutama kemacetan bila di musim hujan. Sejumlah petugas Kepolisian yang disiagakan di lokasi, bukanlah solusi.

Bila diperhatikan, Kota Medan sudah hampir di kepung kemacetan dan terkadang sebagian jalan raya di pinggiran Kota Medan tampak semrawut. “Pertumbuhan manusia terus meningkat yang diikuti kendaraan bermotor, sedangkan pembangunan jalan tak menjadi solusi kemacetan.

Disiplin
Tampak kemacatean di Jalan Letda Sujono, dikarenakan pengendara yang saling mendahului. (Foto. Pilar Merdeka)

Secara umum, solusi untuk mengatasi kemacetan dan kesemrawutan jalan raya di tanah air adalah tanggungjawab bersama, instansi terkait dan segenap elemen masyarakat harus saling berpartisipasi, bukan saja di bidang penegakan hukumnya, tetapi juga pembinaan terhadap masyarakat harus diperkuat, sebaiknya sedini mungkin.

Kalau tidak salah, ada pakar yang mengatakan,”kalau mau melihat tatanan hukum di suatu negara, lihatlah lalu lintas jalan raya di negara tersebut”. Mungkin maksudnya, kedisiplinan dan budaya tertib berlalu lintas, jalan raya macet semrawut, bisa menjadi cerminan atau gambaran tatanan hukum di suatu negara.

BACA JUGA  Ribuan Warga Ramaikan Pawai Ta'aruf Pembukaan MTQ ke-58 Kota Medan

Berbagai cara telah diupayakan pemerintah, namun kemacetan tak terhentikan, mungkin hingga akhir zaman. “Ibarat mencari sebatang jarum pentul di padang ilalang”, kira-kira terkesan begitulah upaya mencari solusi dalam mengatasi-menekan tingkat kemacetan di negara kita tercinta Indonesia.

Penulis Wartawan Pilar Merdeka.Com

Google

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

spot_img
- Advertisment -

DAERAH