MEDAN, PILAR MERDEKA – Setidaknya 5 bocah perempuan yang diperkirakan berusia 6-9 tahun terlihat berjoged-joged, berlari-lari kecil dan bercanda ria di tengah jalan raya saat kondisi jalan sepi di sisi lampu pengatur lalu lintas (traffic light), Jum’at (8/3) sekitar Pukul 23.05 – 23.09 WIB.
Persisnya, persimpangan antara Jalan Letda Sujono dengan Jalan H. M. Yamin, SH di depan belokan/tikungan Jalan Willem Iskandar seberang Terminal Bengkok, menjadi lokasi para bocah menikmati angin malam.
Kenyataan itu tidak sepatutnya dialami anak-anak di usia masih bersekolah di tingkat sekolah dasar. Sebagaimana umumnya, anak-anak atau bocah seusia 6-9 biasanya bermain di sekitar rumah, di teras atau pekarangan rumah dengan jam bermain yang terbatas.
Contohnya, anak-anak sekolah dasar di wilayah Medan Tembung dan sekitarnya tak jarang masih bermain petak umpet, alip cendong dan bermain yeye (jenis karet tangan yang diikat/dirajut satu demi satu hingga bersambung menjadi panjang mencapai dua meter).
Berbeda dengan 5 bocah perempuan di persimpangan jalanan itu. Secara bergantian, 2-3 orang dari 5 bocah akan berlari menghampiri para pengendara mobil dan sepeda motor jika posisi traffic light sedang merah, dan berbalik arah ke pangkalan saat traffic light kembali hijau.
Sejenak pantauan www.pilarmerdeka.com bocah-bocah yang menghampiri para pengendara tersebut, beraksi tepuk tangan sambil melantunkan lagu, sembarang irama dan tentu tak menghibur.
Kebanyakan pengendara enggan mengulurkan tangannya sekalipun para bocah sudah bernyanyi setengah teriak dan bertepuk-tepuk tangan. Namun satu-dua pengendara terlihat merogoh kantong dan mengulurkan kepada salah seorang bocah.
Di persimpangan, berbelok ke arah Jalan Willem Iskandar sepertinya menjadi pangkalan 5 perempuan belia tersebut. Kalau traffic light sedang hijau, mereka duduk-duduk di atas pembatas jalan dan di gundukan tanah bak bukit mini. Traffic light kembali menyala merah, merekapun berlari menghampiri para pengendara.
Lari jalan dan balik kanan, secara berulang aksi para kaum hawa belia itu mengikuti sirkulasi traffic light dan tanpa terasa sudah menjelang tengah malam. Mungkinkah 5 bocah perempuan itu dikoordinir untuk dijadikan pengamen…? (Fajaruddin Adam Batubara/Monang Sitohang)