PILAR MERDEKA – Huta Ginjang (dusun tinggi/di atas), di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara memiliki panorama alam nan indah. Anugrah Sang Pencipta itu berada pada ketinggian 1.650 meter di atas permukaan laut (mdpl). Hingga kini, kesejukan alami kawasan Huta Ginjang terasa abadi sekalipun terik matahari.
Untuk menuju Huta Ginjang bila dari bandara Silangit, pintu gerbang masuk kawasan Danau Toba, jarak tempuhnya hanya sekitar 20 menit. Bagi Anda pelintas darat, bisa mencapai lokasi ini via Parapat dan Berastagi menuju Dolok Sanggul, yang sama-sama menuju jalur masuk dari simpang Bandara Silangit.
Huta Ginjang, satu di antara 16 geosite Kaldera Toba, yang terletak di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara ini sungguh mempesona dinikmati dalam segala cuaca. Langit berkabut, seakan – akan Huta Ginjang sedang berselimut kabut.
Manakala langit cerah tak berkabut, Huta Ginjang menjanjikan panorama nan indah di Sumatera Utara. Itu pasti. Dari tempat inilah, seluruh permukaan Danau Toba yang masyhur itu bisa disapu-pandang. Tanah kekuningan dengan hamparan tanah berpasir silika di atasnya, memancarkan binar-binar cahaya manakala diterpa sinar sang surya.
Sedangkan, saat kabut turun menyelimuti dataran tinggi Toba, kita laksana gatotkaca yang sedang terbang di atas awan. Kabut yang turun dengan tingkat gradasi kepekatan bervariasi, menyisakan celah-celah ruang yang bisa dipakai mengintip indahnya Danau Toba. Sesekali, tampak di kejauhan Pulau Samosir dan Pulau Sibandang, dua pulau di antara pulau-pulau kecil yang berpenghuni.
Jangan risaukan mengenai kondisi jalan. Semua jalur beraspal mulus. Nikmati setiap tikungan jalan sambil menyaksikan panorama Toba. Di sisi jalan yang lain, mata Anda akan dimanjakan oleh aneka pepohonan yang hijau.
Sesampai Anda di Huta Ginjang (atau Sipinsur), seketika ada aliran kesejukan yang menenangkan batin. Bisa jadi karena hawanya yang sejuk, bisa juga lantaran pemandangan yang elok.
Januari hingga Maret, adalah bulan yang baik untuk menikmati sunrise maupun sunset dari lokasi ini. Angin bertiup kencang di bulan Agustus dan September. Sementara di bulan selebihnya, adalah bulan “memetik awan” di Huta Ginjang.
Geosite Huta Ginjang memiliki keunikan. Lapisan tanah tipis dan banyak mengandung pasir kuarsa, jenis pasir kristal untuk bahan bagunan. “Tanah disini berasal dari ledakan Gunung Toba. Warnanya khas kemerahan, kekuningan yang bercampur pasir kuarsa. Makanya tidak semua tanaman dari luar bisa tumbuh di Huta Hinjang,” jelas Bernard Siregar, saat itu sebagai Manager Geosite Huta Ginjang. (Monang Sitohang)