SAMOSIR, PILAR MERDEKA – Kabupaten Samosir salah satu dari delapan kabupaten yang mengitari Danau Toba. Jika datang berwisata ke Samosir, rasanya tak cukup sekali, ingin kembali seakan terhipnotis “kemolekan” alamnya yang tiada tara.
Danau Toba satu diantara tujuan wisata alam yang begitu dahsyat daya tariknya, dan bagi sejumlah wisatawan tiada bosan untuk kembali berwisata ke kawasan Danau Toba yang berada di sebagian Kabupaten Samosir.
Aneka ragam adat dan budaya dari suku-suku mendiami sekitar Danau Toba yang secara administratif wilayah meliputi 8 kabupaten, diantaranya, Samosir, Toba, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Karo, Simalungun Dairi dan Pakpak Barat menjadikan Danau Toba sebagai tempat tujuan wisata skala prioritas utama. Sarana dan prasarana terus dibangun lewat dana APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan dari APBN Pemerintah Republik Indonesia.
Kota Pangururan, kota yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Samosir kini terus berbenah. Kota kecil itu kini tumbuh pesat dalam pembangunan pariwisata. Kota yang didapuk menjadi ibukota kabupaten, kini menjadi ikon baru pariwisata, terlebih setelah dibangunnya jembatan Tanah Ponggol yang eksotis dan Patung Yesus di Sibea-bea di Kecamatan Harian Boho.
Pangururan kedepannya akan menjelma menjadi sebuah kota pariwisata yang akan saling melengkapi dengan Kota Parapat milik Kabupaten Simalungun yang lebih dahulu dikenal oleh para wisatawan.
Ada begitu banyak tujuan wisata yang tak akan lengkap dikunjungi hanya dalam waktu yang singkat. Sudut pesona alam Kabupaten Samosir sungguh memikat hati. Keindahan budaya Kampung Ulos, Huta Raja, uniknya makam-makam tua Raja Sidabutar dan rumah adat Batak Toba, Alam yang indah Bukit Holbung hingga sakralnya wisata supranatural Batu Sawan, Batu Hobon dan area Pusuk Buhit.
Kuliner UMKM sektor pendukung pariwisata Kabupaten Samosir
Seiring tumbuhnya pariwisata tentu tak terlepas dari tumbuhnya sektor ekonomi baru yang memunculkan perputaran uang yang cukup tinggi hal ini tentu memberikan pendapatan bagi masyarakat sekitar. Sektor pariwisata bukan hanya sekedar pesona alam tetapi meliputi banyak hal. Keramahtamahan masyarakatnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam dunia industri pariwisata itu sendiri.
Dunia pariwisata memunculkan embrio ekonomi baru diantaranya dari sisi kuliner yang layak dikonsumsi semua orang dan layak disantap semua kalangan. Sehingga siapapun yang datang berkunjung akan betah dengan harga yang relatif terjangkau.
Rumah Makan Muslim Jayaro, yang berada di Jalan Nahum Situmorang, Pangururan hadir dengan sajian sarapan pagi Lontong Sayur, Nasi dengan aneka lauk pauknya dan aneka Jus serta aneka mie untuk malam harinya. Warung makan yang buka 24 jam ini dikelola oleh Mbak Wiwik asal dari Kotarih, Galang Kabupaten Deli Serdang. Sementara di daerah Tomok, hadir Rumah Makan Buk Linda yang berdekatan dengan Pelabuhan Ferry Tomok – Ajibata.
Rumah makan yang menyajikan makanan ini soal harga tidaklah mahal. Selain untuk makan warung ini dilengkapi dengan aneka minuman kopi, teh manis juga kue-kue. “Kue-kue ini buatan kami sendiri, bukan mengambil dari orang lain pak, kami punya alat mesinnya sendiri, saya ikut kakak yang lebih dulu buka usaha di sini,” ungkap Yudi Pratama (26 th).
Lanjutnya lagi, saya di sini sudah tiga tahun, tempat usaha ini kami sewa, ujar pria lajang yang berasal dari Kota Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat kepada awak media ini (18/6/2024).
Samosir kini berbenah menuju industri pariwisata yang maju, ramah dan bersahabat kepada para pengunjung. Perlahan namun pasti untuk merubah pola pikir warga masyarakat untuk menjaga kebersihan di setiap sudut tempat wisata. Pemerintah, pelaku usaha dan warga masyarakat harus bekerjasama memberikan citra positif bagi pengunjung agar lebih lama dan sering berkunjung menuju destinasi wisata Samosir yang penuh pesona (Budi Sudarman)